Mahasiswa ARL IPB University Napak Tilas Lanskap Sejarah dan Budaya Kota Bogor

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
27 Januari 2023 14:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa ARL IPB University Napak Tilas Lanskap Sejarah dan Budaya Kota Bogor
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa ARL IPB University Napak Tilas Lanskap Sejarah dan Budaya Kota Bogor
ADVERTISEMENT
Program Studi Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB University mendampingi 44 mahasiswanya untuk melakukan pengamatan Lanskap Cagar Budaya di Bogor, beberapa waktu lalu. Pengamatan ini dilakukan dengan menelusuri kawasan di lingkar Kebun Raya Bogor (KRB).
ADVERTISEMENT
Pengamatan dilakukan Kawasan Jl Sudirman, Kawasan Jl Juanda (Regina Pacis-Pertigaan Katedral), Stasiun dan Alun-Alun Bogor, Jl Kapten Muslihat, Jl Juanda (Katedral - BTM), Jl Juanda (BTM-Pertigaan Pintu KRB), Jl Suryakencana (3 segmen), Jl Lawang Seketeng, Jl Otista dan Tugu Kujang serta Kampus IPB Baranangsiang.
“Pengamatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) Pelestarian Lanskap Budaya (PLB). Kami ingin melatih mahasiswa melakukan assessment terhadap Lanskap Cagar Budaya dari Kota Pusaka – Kota Bogor,” ujar Dr Kaswanto, Dosen Departemen ARL IPB University. Selain Kaswanto, kegiatan ini berada di bawah pengasuhan Dr Nurhayati, Ir Qodarian Pramukanto, MSi, Intan Alifia dan Meilinda Nurhayati.
Menurut Dr Kaswanto, assessment dilakukan mencakup delapan jenis informasi yakni 1) sejarah, karakter umum, keunggulan, 2) kondisi fisik: kondisi umum lanskap, pola ruang, orientasi, elemen fisik dan sebaran, arsitektural, kualitas dan makna, serta fungsi, 3) aspek intangible: filosofi, kepercayaan, adat budaya, 4) kondisi lingkungan: land use, aktivitas, 5) pemilik dan pengelola, 6) upaya pelestarian yang dilakukan, 7) kebijakan dan program pemerintah (progres implementasi Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka /P3KP), dan 8) peran atau keterlibatan stakeholders.
ADVERTISEMENT
“Pada saat diskusi, kita membahas nilai penting lanskap budaya dan sejarah, serta pentingnya upaya pelestarian bagi masyarakat, bangsa bahkan masyarakat dunia secara universal. Kita juga membahas prinsip pelestarian, metode assessment, metode penetapan, kebijakan dan tindakan pelestarian yang perlu dilakukan dan pemanfaatan lanskap budaya,” imbuhnya.
Melalui pengamatan secara lanskap cagar budaya secara langsung di lapangan, ia berharap mahasiswa mampu untuk memberikan alternatif strategi dan tindakan pelestarian/pengembangan lanskap sejarah/budaya yang bernilai positif bagi generasi masa kini dan masa mendatang. (*/Zul)