Konten dari Pengguna

Mahasiswa Departemen MSP IPB Jalani MBKM di Pulau Pasaran Bandar Lampung

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
31 Desember 2024 11:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa Departemen MSP IPB University Jalani MBKM di Pulau Pasaran Bandar Lampung
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Departemen MSP IPB University Jalani MBKM di Pulau Pasaran Bandar Lampung
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) IPB University sukses menjalankan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung.
ADVERTISEMENT
Ketua Departemen MSP IPB University, Prof Hefni Effendi mengatakan bahwa melalui program MBKM ini, mahasiswa tidak hanya menerapkan ilmu yang telah dipelajari di perkuliahan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Berlangsung sejak bulan Oktober hingga Desember 2024, para mahasiswa mengimplementasikan beberapa mata kuliah yang dijadikan capstone untuk diterapkan secara langsung di masyarakat, khususnya Pulau Pasaran.
Mata kuliah tersebut meliputi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Risiko dan Dampak Lingkungan Perairan, serta Pengelolaan Ekowisata Perairan.
Program MBKM yang dijalankan mahasiswa Departemen MSP ditujukan untuk menganalisis pengelolaan dan kebijakan sumber daya yang berjalan di Pulau Pasaran, serta hubungannya dengan pemanfaatan perikanan ikan teri di sana.
“Diharapkan para mahasiswa dapat mengimplementasikan mata kuliah dengan baik agar dapat menghasilkan output yang maksimal,” ungkap Prof Hefni dalam keterangannya.
ADVERTISEMENT
Pada mata kuliah Pengelolaan Sumberdaya Perairan, mahasiswa berfokus pada potensi sumber daya perairan yang ada di Pulau Pasaran. Mereka mendalami keanekaragaman hayati dan produktivitas perairan yang ada di sana.
“Wawancara dilakukan terhadap masyarakat sekitar untuk mengkaji potensi sumber daya perairan di sana. Topik wawancara meliputi budi daya menggunakan karamba jaring apung (KJA) dan pengukuran kualitas air yang sesuai untuk budi daya KJA,” jelas Prof Hefni.
Adapun ketersediaan sumber daya perikanan yang dikaji adalah ikan teri. Ikan teri merupakan hasil tangkapan utama di Pulau Pasaran. Prof Hefni berujar, pengelolaan yang sesuai untuk menjaga kelestarian ikan teri perlu dilakukan sebagai upaya intensif agar dapat berkelanjutan.
Lebih lanjut, pada mata kuliah Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perairan dilakukan kajian terkait kebijakan, pemanfaatan, dan industri ikan teri di Pulau Pasaran.
ADVERTISEMENT
“Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur mengenai peraturan pemerintah yang mengatur kegiatan perikanan. Selain itu, survei secara langsung terhadap industri ikan teri dan wawancara kepada nelayan serta stakeholder juga dilakukan,” pungkasnya.
Sedangkan mata kuliah Risiko dan Dampak Lingkungan Perairan lebih mengarah pada dampak industri ikan teri terhadap lingkungan dan dampak kegiatan antropogenik terhadap industri perikanan teri di Pulau Pasaran.
Adanya pengelolaan hasil perikanan berupa pengeringan ikan asin di Pulau Pasaran tentu akan menghasilkan dampak yang dirasakan oleh masyarakat, baik positif maupun negatif.
Prof Hefni berujar, “Maka dari itu, diperlukan analisis lebih lanjut mengenai risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas pengeringan ikan teri dan kegiatan antropogenik terhadap perikanan teri,” katanya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, mata kuliah Pengelolaan Ekowisata Perairan berfokus pada potensi ekowisata bahari di Pulau Pasaran dan sekitarnya. Wisata Pantai Pasir Timbul merupakan destinasi yang terdapat di tengah laut yang ada di sana. Letaknya yang strategis banyak mengundang para wisatawan untuk datang berkunjung.
“Perlu adanya analisis kelayakan wisata untuk mengetahui seberapa layak wisata tersebut dijadikan destinasi,” terangnya.
Antusiasme masyarakat dan pemerintah, dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) terlihat dari partisipasi aktif mereka dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
“Ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran mahasiswa dalam membantu perkembangan desa. Diharapkan semua kegiatan yang sudah terlaksana akan terus berlanjut dan membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat, khususnya Pulau Pasaran,” tutup Prof Hefni. (*/Nr)
ADVERTISEMENT