Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mahasiswa IPB Ikut Memperingati Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia di Lampung
20 Juli 2023 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam gerakan Asa Konservasi (Asarasi) bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) dan Bolang Lansia mengadakan Camping Ceria Bersama yang berlokasi di Gunung Tanggamus, Lampung, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia.
ADVERTISEMENT
Dengan mengusung tema ‘Peringatan Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia’, serangkaian kegiatan meliputi diskusi bersama, penanaman bibit pohon dan clean up jalur pendakian. Sebanyak 70 peserta dari berbagai komunitas lokal turut serta dalam kegiatan tersebut.
“Ini merupakan kegiatan kolaborasi perdana kami dengan lokasi berada di kawasan gunung. Sangat menarik berdiskusi santai di area camping ground Sonokeling, Gunung Tanggamus, Lampung,” ujar Elif Ivana, founder Asarasi.
Diskusi dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada peserta terkait sampah, khususnya sampah plastik. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Agung Utara hadir untuk memaparkan kondisi terkini Gunung Tanggamus.
“Di dunia sudah ada tempat sampah terdalam yaitu Palung Mariana. Tempat sampah tertinggi juga sudah ada yaitu Puncak Everest. Tempat sampah terjauh dari peradaban umat manusia juga sudah ada yaitu Point Nemo. Jangan sampai Gunung Tanggamus menjadi tempat sampah terdekat masyarakat Lampung!” tegas Elif.
ADVERTISEMENT
Tak ingin melewatkan momen yang ada, Juan Al Kautsar Rusianto yang merupakan mahasiswa IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan yang tergabung dalam Asarasi ikut serta dalam sesi diskusi.
“Kami juga menekankan kepada para peserta bahwa sebagai wisatawan, kita tidak boleh untuk meninggalkan apapun selain jejak, mengambil apapun selain gambar dan membunuh apapun selain waktu di tempat wisata manapun, khususnya yang berkaitan dengan alam,” jelas Juan.
“Para peserta sangat antusias dalam memberikan pendapat dan solusi pada saat sesi diskusi tersebut berlangsung,” tambah dia.
Selain diskusi kegiatan penanaman dan clean up jalur pendakian juga dilakukan. Sebanyak 50 bibit berjenis alpukat, durian dan beringin serta jumlah sampah an-organik yang berhasil dikumpulkan seberat 51,5 kg. Dengan diadakannya acara tersebut diharapkan para peserta dapat memiliki pemahaman terkait permasalahan sampah dan bijak dalam berwisata di Gunung Tanggamus.
ADVERTISEMENT
“Apakah berhak menyebut diri kita pecinta alam jika kita hanya menikmati alam saja tanpa melindunginya? Apakah sampah adalah benar produk sisa dari manusia? Ataukah kita manusia adalah sampah itu sendiri?” pungkas Juan. (JAKR/EIH/Rz)