Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa Magister PSL IPB Belajar Dinamika Pulau Hasil Reklamasi Mandiri
19 Mei 2023 8:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University dari Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) mengunjungi Pulau Pasaran. Kunjungan mahasiswa IPB University ke pulau yang terletak di Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung ini merupakan bagian dari rangkaian dari kegiatan kuliah lapang.
ADVERTISEMENT
“Tujuan kuliah lapang di Pulau Pasaran ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang kondisi lingkungan terutama terkait manajemen sampah yang ada yang berbasis komunitas,” jelas Prof Hadi Susilo Arifin, Ketua Prodi Magister PSL SPs IPB University.
Menurutnya, Pulau Pasaran ini menarik untuk menjadi destinasi field trip mahasiswa S2 PSL IPB University. Pulau yang semula hanya memiliki luas 4 hektare, dalam belasan tahun sudah menjadi 14 hektare karena dilakukan reklamasi mandiri. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan pengolah ikan. Sebagian besar dari mereka adalah keluarga nelayan yang berasal dari Indramayu dan Cirebon.
Sementara itu, Prof Erliza Noor, dosen Prodi Magister PSL SPs IPB University menjelaskan, dengan kunjungan lapang ini, mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana pengelolaan lingkungan di Pulau Pasaran, khususnya di lingkungan pesisir. Ia menyebut, salah satu yang mengganggu adalah sampah yang ada di sekitar pulau. Masalah sampah ini sangat komplek, oleh karenanya harus dapat dikelola dan meminimalisasi dari sumbernya.
ADVERTISEMENT
“Pekerjaan rumah kita adalah bagaimana dapat melibatkan seluruh masyarakat untuk pengelolaan limbah ini, supaya mereka merasa memiliki dan bertanggungjawab. Sampah bukan hanya tugas seseorang tetapi semua yang berkontribusi. Karenanya, perlu ada kolaborasi antara pemerintah, universitas dan masyarakat,” ujarnya.
Turut terlibat dalam kuliah lapang, Dicky Dwi Alfandy salah satu pegiat komunitas Gajahlah Kebersihan. Ia menerangkan, Gajahlah Kebersihan merupakan komunitas peduli lingkungan di Lampung yang berdiri dari tahun 2021. Salah satu programnya adalah riset terkait sampah rumah tangga yang dihasilkan dan dijadikan data untuk membuat inovasi.
“Setiap hari ada pengangkutan sampah yang kemudian akan di-drop di rumah inovasi daur ulang yang akan diubah menjadi eco-roster, yaitu ventilasi beton yang berasal dari cacahan sampah plastik, sehingga dapat memberi manfaat kepada masyarakat sekitar,” pungkasnya. (HBL/Rz)
ADVERTISEMENT