Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mendes Yandri Susanto Ajak IPB University Ciptakan CEO Tani di 75 Ribu Desa
29 April 2025 14:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) RI, Yandri Susanto, SP, MSi, mengajak IPB University untuk mencetak CEO tani di 75 ribu desa di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ajakan ini disampaikan saat ia menjadi keynote speaker dalam acara Dies Natalis ke-50 Sekolah Pascasarjana IPB University yang digelar di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Kampus IPB Dramaga, Senin (29/4).
Dalam sambutannya, Menteri Yandri menegaskan pentingnya peran desa dalam pembangunan nasional. “Tidak akan ada pertanian tanpa desa. Masalah-masalah besar justru banyak muncul di desa, bukan di kota. Maka desa harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekitar 75.000 desa di Indonesia, yang dikategorikan sebagai desa mandiri, maju, berkembang, tertinggal, dan sangat tertinggal. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 desa masih tergolong sangat tertinggal, 3.000 desa belum memiliki akses listrik, dan 20.000 desa belum terkoneksi dengan internet.
Untuk itu, Kemendes PDT telah menginisiasi gerakan “Bangun Desa, Bangun Indonesia–Desa Terdepan untuk Indonesia”, dan berharap adanya kolaborasi dengan IPB University dalam mewujudkan pembangunan berbasis desa.
ADVERTISEMENT
Yandri juga menyoroti fenomena urbanisasi berlebihan yang terjadi di negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan sebagai pelajaran penting. Ia mengatakan, “Sebanyak 93 persen warga Jepang meninggalkan desa.”
“Kini mereka mengalami krisis pangan, pertumbuhan ekonomi minus, serta penurunan populasi. Rumah-rumah di desa bahkan turun drastis nilainya. Korea Selatan mengalami hal serupa, dengan 83 persen warganya pindah ke kota,” jelasnya.
Menurutnya, jika Indonesia tidak segera memperkuat pembangunan desa, situasi serupa bisa terjadi. Oleh karena itu, salah satu strategi Kemendes PDT adalah mengubah persepsi terhadap petani. “Petani yang dulu dipandang sebelah mata, sekarang harus bisa jadi CEO di desa,” kata Yandri.
Pertanyaan Mendes tersebut sangat relevan dengan program pengabdian IPB University. Hingga tahun 2025, IPB University melalui berbagai program pengabdian masyarakat yang sudah menyentuh 6.675 desa di Indonesia. Salah satu program pengabdian yang paling berdampak adalah OVOC.
ADVERTISEMENT
OVOC atau One Village One CEO merupakan program yang didesain untuk memfasilitasi mahasiswa atau lulusan baru IPB University yang berniat untuk menjadi social entrepreneur di bidang pertanian. Terbaru, program ini sukses mengantarkan 36 ton pinang senilai $76,320 atau 1,3 miliar untuk diekspor ke Bangladesh (24/4).
Sementara itu, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University, Prof Dodik Ridho Nurrochmat, menyampaikan bahwa IPB University merupakan pelopor pendidikan pascasarjana di Indonesia.
Sekolah Pascasarjana IPB University berdiri pada 30 November 1974 dengan hanya 40 mahasiswa pada awalnya. Kini jumlah mahasiswa aktif mencapai lebih dari 8.000 orang dari berbagai daerah dan negara.
Acara Dies Natalis ke-50 ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Konektivitas Global, Kerjasama, dan Alumni IPB University, Prof Iskandar Z Siregar.
ADVERTISEMENT