Mengintip Keunggulan Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
26 Februari 2021 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengintip Keunggulan Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University
zoom-in-whitePerbesar
Mengintip Keunggulan Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University
ADVERTISEMENT
Tren pengembangan pariwisata berkelanjutan semakin digemari oleh pemerintah daerah dan terbukti berkontribusi dalam mendongkrak pendapatan daerah. Kesuksesan pengembangan ekowisata atau ecotourism tentunya tidak terlepas dari kemampuan sumber daya manusianya.
ADVERTISEMENT
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) IPB University sebagai pencetus program studi di bidang konservasi sumberdaya hutan pertama di Indonesia turut berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia unggul dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Dr Nyoto Santoso, Ketua Departemen KSHE menyebutkan kompetensi program studi KSHE sudah terbukti dalam mengisi setiap peluang pengelolaan sumberdaya alam. Terlebih lagi Departemen KSHE mengupayakan untuk mendukungnya dengan improvisasi penggunaan teknologi terutama di era revolusi industri 4.0.
Dr Nyoto mengaku saat ini Departemen KSHE telah mendapat akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan memperoleh Akreditasi Internasional Asean University Network Quality Asurance (AUN-QA) serta sertifikasi ISO 9001:2015 untuk pelayanan akademik. Lebih lanjut ia menerangkan, tahun 2021 Departemen KSHE sedang mempersiapkan Akreditasi Internasional ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik) dari Jerman untuk disiplin ilmu rekayasa, matematika dan sains, pertanian, dan biologi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya dari sisi akreditasi yang unggul, tenaga pendidiknya pun tak kalah unggul dengan sejumlah dosen bergelar professor dan doktor.
Dr Nyoto juga menjelaskan terdapat lima divisi yang dinaungi yakni Divisi Ekologi dan Manajemen Satwa Liar, Divisi Bioprospeksi dan Pemanfaatan Biodiversiti, Divisi Politik Konservasi Kawasan, Divisi Rekreasi Alam dan Ekowisata, dan Divisi Analisis Lingkungan dan Geo-Spasial Modelling.
Departemen KSHE juga menyediakan berbagai fasilitas dalam mendukung terciptanya lulusan yang kompeten. Adapun fasilitas yang ditawarkan antara lain laboratorium Kultur Jaringan dan konservasi tumbuhan, laboratorium ekologi dan manajemen satwa liar, Laboratorium analisis lingkungan dan geospasial modelling, dan sebagainya.
Sesuai arahan Rektor IPB University, KSHE juga merancang galeri konservasi sebagai bagian dari pembelajaran dan alternatif bisnis konservasi.
ADVERTISEMENT
“Bisnis konservasi ini telah memberikan bukti nyata bahwa ilmu konservasi dapat mendongkrak perekonomian daerah. Misalnya, salah satu kecamatan di Klaten dapat menangkarkan beberapa jenis burung sehingga menambah pendapatan warga di sekitarnya,” ungkap Dr Nyoto.
Lebih lanjut Dr Nyoto mengatakan, mahasiswa di Departemen KSHE akan diajarkan cara mengidentifikasi dan meramu tanaman herbal menjadi bahan baku pangan atau obat. Ia pun menyebutkan prospek obat herbal tersebut menjanjikan terutama di era pandemi COVID-19. Tidak hanya itu, para mahasiswa juga akan diajak untuk mempertahankan dan mengembangkan kawasan hutan lindung atau hutan konservasi. Mahasiswa juga dapat mempelajari dari aspek politik hingga dinamika sosial budayanya.
Dr Nyoto menyebutkan diperlukan improvisasi antar divisi departemen karena cakupan keilmuan KSHE diperlukan terutama dengan berbagai isu lingkungan dan biodiversitas yang ada. Saat ini yang ditekankan adalah terkait konservasi dan manajemen lingkungan dan kompetensi prodi KSHE dinilai akan cukup mengisi peluang dari setiap pihak dan menyelesaikan permasalahan terutama terkait biodiversitas, jejak karbon, global warming, climate change, deforestasi, jasa lingkungan dan ekowisata.
ADVERTISEMENT
“Hal-hal seperti itu yang kita jadikan sebagai momentum dasar untuk kami selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar selalu up-to-date sehingga menghasilkan lulusan yang bisa memenuhi kebutuhan pasar,” ungkapnya.
Adapun alumninya, Dr Nyoto menyebutkan berdasarkan hasil survei, sebagian besar lulusan KSHE berkarir di sektor pemerintah (37 persen), perusahaan swasta (35 persen) dan sebagian lainnya di lembaga swadaya masyarakat. Ia pun mengaku, dalam menguatkan kompetensi lulusannya, Departemen KSHE akan menggabungkan kegiatan praktik bersama dan magang sebagai tindaklanjut implementasi Kurikulum 2020.
Selain melalui kurikulum, Departemen KSHE juga turut mendukung dan memfasilitasi organisasi kemahasiswaan. Beberapa organisasi kemahasiswaan yang adalah adalah Himakova (Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata) dan kelompok pemerhati. Pada tahun 2016, kegiatan ekspedisi Surili - Himakova bahkan memperoleh apresiasi dari MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia).
ADVERTISEMENT
“Dalam rangka penguatan sumberdaya manusia dan meningkatkan kompetensi lulusan, maka kami menyarankan aktivitas intra dan ekstrakurikuler, intra melalui kurikulum yang kita layani dan kembangkan, ekstrakulikuler melalui himpunan profesi dan selalu kita dukung untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung kompetensi lulusan,” imbuhnya.
Departemen KSHE juga memiliki laboratorium lapang seperti taman hutan kampus atau arboretum. "Di dalam taman hutan kampus, apa yang dilihat dan apa yang dipelajari adalah bagian dari proses pendidikan lingkungan dan proses perencanaan ekowisata pengelolaaan biodiversitas. Termasuk IPB sebagai kampus biodiversitas, departemen kami yang paling banyak menyiapkan databasenya begitu pula terkait dengan pengelolaan atau dalam mewujudkan kampus biodiversitas,” sebutnya.
Taman hutan kampus atau arboretum dikelola menggunakan konsep ecoedutourism, sehingga mahasiswa tak hanya dapat menikmati keindahan kampus namun juga turut mempelajari biodiversitas dan manajemen lingkungannya.
ADVERTISEMENT
Dr Nyoto berpesan kepada calon mahasiswa Departemen KSHE bahwa potensi alam Indonesia beserta biodiversitas belum dimanfaatkan secara maksimal. Ia juga menekankan bahwa lulusan KSHE tidak perlu khawatir apabila tidak mendapat pekerjaan, mengingat aspek keberlanjutan, biodiversitas dan jasa lingkungan sudah harus dilaksanakan pada semua sektor. Bahkan, nafas ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh keahlian sumber daya manusia yang mengelola konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata. (MW/RA)