Konten dari Pengguna

Mudik Berpotensi Timbulkan Polusi, Pakar Pengelolaan Lingkungan IPB Sarankan Ini

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
27 Maret 2025 9:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mudik Berpotensi Timbulkan Polusi, Pakar Pengelolaan Lingkungan IPB University Sarankan Hal Ini
zoom-in-whitePerbesar
Mudik Berpotensi Timbulkan Polusi, Pakar Pengelolaan Lingkungan IPB University Sarankan Hal Ini
ADVERTISEMENT
Arus mudik Lebaran yang meningkat setiap tahunnya ternyata membawa dampak signifikan terhadap lingkungan, salah satunya polusi udara.
ADVERTISEMENT
Prof Hefni Effendi, Pakar Pengelolaan Lingkungan dan Pencemaran IPB University, menyarankan agar masyarakat memilih angkutan massal untuk mengurangi dampak negatif, khususnya dalam hal polusi udara.
Menurutnya, penggunaan kendaraan pribadi selama mudik akan meningkatkan emisi gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil.
"Dengan peningkatan penggunaan mobil dan motor pribadi, serta penambahan frekuensi kereta api, bus, dan penerbangan, emisi gas rumah kaca dan jejak karbon transportasi akan meningkat," ujarnya.
Selain itu, kebiasaan packing sekali pakai (throw away packing) selama perjalanan mudik turut berkontribusi terhadap peningkatan limbah padat. Untuk itu, Prof Hefni menekankan pentingnya penggunaan kemasan yang dapat dipakai berulang kali untuk mengurangi sampah yang dihasilkan.
Prof Hefni menyebut, peningkatan jumlah kendaraan pribadi selama mudik diprediksi akan meningkatkan pencemaran udara dan kebisingan. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan angkutan umum massal sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pemerintah pun diharapkan dapat meningkatkan fasilitas angkutan massal yang tepat waktu, aman, nyaman, serta memiliki tujuan yang banyak. "Penyediaan fasilitas ini bisa didorong dengan pemberian insentif kepada penyelenggara angkutan massal, baik BUMN maupun swasta," kata Hefni.
“Kita patut apresiasi atas upaya pemerintah yang membuka ruang WFH (Work From Home) dan WFA (Work From Anywhere) bagi para karyawan jauh hari sebelum lebaran untuk antisipasi lonjakan penumpukan kepadatan transportasi mudik, sekaligus dapat berperan mereduksi emisi gas rumah kaca,” ujarnya.
Dalam menghadapi lonjakan mudik, penggunaan angkutan umum massal dianggap sebagai pilihan terbaik. Namun, bagi yang tetap memilih kendaraan pribadi, ia menyarankan untuk memanfaatkan masa libur yang panjang agar perjalanan tidak terjadi secara bersamaan, yang dapat mengurangi akumulasi pencemaran udara, kebisingan, dan sampah. (dh)
ADVERTISEMENT