Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Pakar Ekonomi Pembangunan IPB University: Mudik Tingkatkan Ekonomi Desa
25 Maret 2025 10:34 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mudik lebaran adalah salah satu fenomena sosial, budaya, dan ekonomi yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat Indonesia setiap tahun. Masyarakat dari perantauan, pulang ke kampung halaman menjelang Idulfitri.
ADVERTISEMENT
Assoc Prof Muhammad Findi, dosen IPB University dari Program Studi Ekonomi Pembangunan mengatakan, tradisi mudik bukan sekadar dimaknai sebagai momentum kultural dan religius semata. Lebih dari itu, momen ini bisa mempunyai dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat pedesaan.
“Mudik menjadi momen peningkatan ekonomi bagi masyarakat pedesaan berupa bergesernya perputaran uang dari kota tempat masyarakat bekerja ke desa kampung halaman,” ucapnya saat memberikan keterangan kepada reporter Humas IPB University.
Ia menambahkan, masyarakat desa yang menerima uang transfer dari sanak saudara yang sedang bekerja di luar kampungnya, secara normatif memberikan efek positif yang signifikan. “Dengan adanya transfer uang dari kota ke desa akan mengubah tatanan ekonomi dan sosial orang-orang desa,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya perputaran uang di desa, niscaya terjadi pertumbuhan ekonomi yang berdampak positif. Mulai dari peningkatan konsumsi rumah tangga, peningkatan ekonomi pada sektor mikro, sektor pertanian bahkan hingga sektor pengolahan.
“Inilah keberkahannya, tidak hanya bertemu serta bersilaturahmi dengan orang tua dan keluarga, mudik juga bisa menaikan taraf kehidupan ekonomi masyarakat desa,” terang dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University ini.
Meski demikian, Muhammad Findi menekankan bahwa agar tetap bertahan dalam kegiatan ekonominya, masyarakat desa perlu mengelola uang tersebut dengan lebih efisien, terutama dengan mengalokasikannya ke sektor yang lebih berkelanjutan, seperti usaha mikro.
Ia juga menyoroti pentingnya perubahan pola pikir dalam pengelolaan keuangan. Muhammad Findi juga memberikan opsi lain dengan menginvestasikan dana tersebut ke sektor pendidikan dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat desa harus mampu merubah mindsetnya sendiri terkait perputaran uang tersebut. Selain membuka usaha mikro, cara paling efektif adalah dengan mengalokasikan dana tersebut ke pendidikan dan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesejahteraan sosial yang semakin bermartabat,” ucapnya. (AS)