Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Pakar IPB: Impor Sapi Masih Perlu, Tapi Tidak dari Negara yang Belum Bebas PMK
6 Februari 2025 16:09 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Pakar IPB University Impor Sapi Masih Perlu, Tapi Tidak dari Negara yang Belum Bebas PMK](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkd89f3fnns34qjevdcxjr84.jpg)
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University , Prof Rudy Priyatno menyampaikan bahwa impor daging sapi masih perlu dilakukan, mengingat pemerintah belum bisa mencukupi kebutuhan domestik sapi dan kerbau domestik.
ADVERTISEMENT
“Impor daging masih sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nasional, terutama menjelang hari-hari besar di Indonesia termasuk saat Idulfitri,” ujarnya saat memberikan keterangan (4/2).
Ia mengatakan, populasi sapi dan kerbau di Indonesia saat ini kurang dari 12 juta ekor. Dengan begitu, produksi sapi dan kerbau lokal belum bisa mencukupi kebutuhan domestik daging yang tinggi. “Komponen impor daging sapi kerbau dapat mencapai hampir 40 persen,” ungkapnya.
Terkait wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kembali merebak, Prof Rudy menyarankan agar pemerintah mencari alternatif lain sumber impor daging dari negara-negara yang bebas PMK.
“Jika masih mengimpor daging dari India harus memperketat regulasi dan protokol pengawasan. Mulai dari wilayah negara asal India hingga penyimpanan dan distribusi di Indonesia,” kata dosen IPB University dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan ini.
ADVERTISEMENT
Terbaru, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) sudah menetapkan status keadaan darurat bencana nonalam di seluruh wilayah Jatim akibat kasus PMK yang makin meluas.
Menurut Prof Rudy, wabah PMK akan sangat berpengaruh terhadap penurunan gangguan kesehatan, produktivitas, bahkan kematian ternak. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh wabah ini sangat besar dan peternak rakyat yang terdampak langsung. (dh)