Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pakar IPB University Berkontribusi dalam Tindak Lanjut Megafauna Laut Terdampar
3 Mei 2021 8:22 WIB
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dua pakar IPB University dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, masing-masing adalah Adriani Sunuddin, SPi, MSi (Pakar Biologi Laut) dan Dr Ir Agus Saleh Atmadipoera, DESS (Pakar Oseanografi) turut berkontribusi dalam Diskusi Pakar yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Diskusi Pakar ini digelar dalam rangka pengelolaan megafauna laut yang dilindungi dan menjadi target konservasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tujuannya adalah untuk mengetahui penyebab terdampar dan kemunculan megafauna laut di perairan yang bukan jalur/habitatnya serta menghimpun masukan dari para pakar tentang langkah-langkah mitigasinya.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Dr TB Haeru Rahayu, APi, MSc mengapresiasi kehadiran para pakar yang diundang secara offline, dalam rangka menindaklanjuti kejadian fenomena keterdamparan megafauna laut di perairan laut Indonesia.
“Selama ini proses penanganan keterdamparan megafauna laut bersifat seperti pemadam kebaran, datang kemudian selesai. Maka dari itu pertemuan ini diharapkan dapat membedah lebih dalam lagi penyebab kejadian megafauna terdampar agar diketahui dan dilakukan langkah-langkah mitigasinya. Dengan menghimpun lebih banyak perspektif dari berbagai aspek, baik dari aspek biologi, kesehatan hewan, oseanografis, perubahan iklim dan kebencanaan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun topik yang diangkat dan dipaparkan oleh para pakar antara lain terkait fenomena terdamparnya dan kemunculan Hiu Paus di luar jalur migrasi/habitatnya, penyebab umum mamalia laut terdampar, penyebab umum megafauna laut (mamalia laut dan Hiu Paus) terdampar dan mitigasinya dari aspek perubahan iklim, dari aspek oseanografi, dari perspektif veteriner, dari aspek dampak bencana alam, dari pendekatan hispatologi dan dari aspek kesehatan perairan, habitat dan tingkah laku.
Dari diskusi ini diketahui bahwa penyebab umum mamalia laut terdampar dapat diketahui melalui penilaian cause of date dan penilaian circumstanse of date yang memerlukan kajian lebih lanjut. Penyebab terdamparnya megafauna laut (mamalia laut dan hiu paus) dikarenakan multi faktor dan multidimensi, sehingga setiap kejadian perlu dibedah lebih mendalam dan spesifik melalui kajian kasus per kasus.
ADVERTISEMENT
Faktor-faktor potensi penyebab terdampar dapat dikategorikan menjadi faktor alam dan non alam. Faktor alam bisa disebabkan adanya perubahan iklim yang berdampak pada malnutrisi bagi megafauna. Sedangkan faktor non alam bisa berasal dari gangguan polusi, konvoi kapal besar, survei bawah laut, pencemaran lingkungan dan lain-lain.
Diskusi ini juga menghasilkan langkah-langkah mitigasi yang dapat dilakukan. Seperti upaya pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang laut dari aktivitas yang berdampak kepada keberadaan mamalia laut, melakukan kajian lanjutan trend pola keterdamparan mamalia laut dengan pendekatan statistik, melakukan kajian pengaruh sonar polusi suara bagi megafauna laut, kajian ketersediaan makanan bagi megafauna (musim ikan, udang), kajian pemetaan area upwelling berlebih yang menyebabkan algae bloom dan kekurangan oksigen, pemetaan habitat/jalur migrasi mamalia laut di perairan laut Indonesia melalui kajian temporal dengan memperhatikan kemunculan dan koridor area pergerakan mamalia laut, melakukan monitoring indeks kesehatan perairan laut, memperkuat jejaring penanganan mamalia laut terdampar, memperkuat respon cepat melalui sosialisasi dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di lapangan, memperkuat kelembagaan internal Ditjen PRL melalui pengembangan UPT, menjalin sinergi kemitraan dengan pemangku kepentingan terkait, mengimplementasikan RAN Konservasi Mamalia Laut, melakukan sosialisasi edukasi peningkatan kapasitas masyarakat pesisir, menginisiasi pusat rehabilitasi biota laut, dan menginisiasi penyusunan regulasi terkait pedoman Marine Mammals Observer (Pemantauan Marine Mammals). (**/Zul)
ADVERTISEMENT