Konten dari Pengguna

Pakar IPB University Ingatkan Bahaya Laten Ledakan Populasi Kucing Liar Jakarta

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
1 Februari 2025 12:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar IPB University Ingatkan Bahaya Laten Ledakan Populasi Kucing Liar Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Pakar IPB University Ingatkan Bahaya Laten Ledakan Populasi Kucing Liar Jakarta
ADVERTISEMENT
Jakarta, sebagai ibu kota negara, terus menarik banyak pendatang sehingga penduduknya meningkat tajam setiap tahun. Selain menghadapi masalah klasik seperti pemukiman ilegal dan kekurangan air, kota ini juga dihadapkan pada peningkatan populasi kucing liar yang jarang disoroti.
ADVERTISEMENT
Guru Besar IPB University, Prof Ronny Rachman Noor turut mengulas fenomena ini. Ia menyatakan, ledakan populasi kucing liar tak boleh dianggap sepele, karena akan berdampak pada masalah kesehatan yang serius.
“Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang menggemaskan dan menyenangkan. Namun, jika populasinya tidak terkendali dapat menjadi masalah kesehatan yang nyata bagi penduduk Jakarta,” tegasnya.
Ledakan Populasi dan Dampaknya
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta diperkirakan jumlah kucing liar yang ada di wilayah kota mencapai 860.000 ekor kucing.
Jika data tersebut diekstrapolasi, secara keseluruhan jumlah kucing liar yang ada di wilayah ibu kota ini mencapai lebih dari 1,5 juta ekor. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat karena kucing-kucing liar ini secara cepat bereproduksi dan menghasilkan anak dalam jumlah yang besar.
ADVERTISEMENT
“Masalah kucing liar di ibu kota negara ini tidak dapat lagi dianggap sebagai masalah ringan karena kucing liar dapat menjadi permasalahan penyebaran penyakit seperti rabies, toxoplasma, dan penyakit zoonosis lainnya, termasuk COVID-19 yang sangat serius bagi penduduk Jakarta,” ujar Prof Ronny.
Beberapa tahun lalu di Siprus ribuan kucing mati secara mendadak yang menurut hasil penyelidikan disebabkan oleh Feline Coronavirus varian yang tergolong ganas. Pemerintah Siprus secara resmi merilis data bahwa ada sekitar 300 ribu kucing yang mati akibat mewabahnya virus ini.
Kejadian kematian kucing secara mendadak juga terjadi Inggris dan Polandia. Kejadian ini menjadi peringatan dunia bahwa Feline Coronavirus yang lebih ganas secara perlahan namun pasti sedang menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Lebanon, Turki, dan Israel.
ADVERTISEMENT
Prof Ronny menyebut, kucing liar juga menjadi masalah yang sangat serius di Australia karena merupakan salah satu predator satwa liar yang berdampak pada penurunan jumlah satwa liar asli Australia.
“Sebagai gambaran, terdapat sebanyak 700 ribu kucing liar yang ada di wilayah urban di Australia, sekitar 1,4 juta di wilayah semak-semak, dan 5,6 juta kucing liar tersebar di wilayah lainnya,” ungkapnya.
Kompleksitas Masalah
Menurut Pakar Genetika Ekologi IPB University ini, ledakan populasi kucing liar di Jakarta ini tidak lepas dari belum efektifnya program pengontrolan populasi akibat sumber daya manusia (SDM) dan pendanaan yang masih terbatas dan juga kesadaran pemilik kucing dalam memelihara kucing dengan baik dan benar.
“Sering kali akibat tidak dilakukannya sterilisasi, kucing peliharaan beranak-pinak tidak terkendali. Peningkatan jumlah kucing yang dimiliki ini sering kali tidak diikuti dengan kemampuan untuk memelihara dan memberi makan kucing, sehingga akhirnya banyak kucing dibuang dan berkembang menjadi kucing liar,” ujar Prof Ronny.
ADVERTISEMENT
Satu siklus reproduksi kucing domestik dapat menghasilkan lebih dari tiga anak setiap kelahiran. Dalam setahun, kucing dapat mengalami 3-4 kali melahirkan.
“Karena itu, kita dapat memahami jika reproduksi kucing kucing liar akan lebih sulit lagi dikendalikan, sehingga dengan perkiraan jumlah kucing yang ada maka masalah kucing liar ini akan menjadi bom waktu,” terangnya.
Prof Ronny berpandangan, sterilisasi kucing memang merupakan salah satu cara untuk mengendalikan populasi kucing domestik ini. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua keluarga mampu untuk mengeluarkan dana untuk sterilisasi kucing ini.
Sebagai gambaran, biaya yang paling murah untuk mensterilisasi kucing betina mencapai Rp300.000 – Rp400.000. Untuk kucing jantan, biaya yang diperlukan sedikit lebih murah, yaitu Rp250.000 – Rp350.000.
ADVERTISEMENT
“Di samping itu, sterilisasi kucing berdasarkan peraturan yang ada harus dilakukan oleh dokter hewan. Oleh sebab itu, kerja sama antara dokter hewan dan masyarakat pencinta dan peduli kucing menjadi salah satu kunci yang sangat menentukan keberhasilan pengendalian populasi kucing, di samping tentunya peran pemerintah kota yang besar,” jelas Prof Ronny.
Menurut dia, mengendalikan populasi kucing liar tidaklah mudah karena sebelum melakukan sterilisasi kucing-kucing liar ini harus dijebak dan ditangkap sebanyak mungkin.
“Dengan jumlah kucing liar yang sangat masif ini, kita dapat membayangkan pekerjaan ini tidaklah mudah dilakukan. Setelah disterilisasi dan dirawat beberapa waktu, kucing-kucing liar ini dapat dilepaskan kembali,” jelasnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan, lanjut Prof Ronny, pengendalian populasi kucing melalui program sterilisasi ini harus dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Langkah ini penting untuk menghasilkan dampak yang nyata bagi pengurangan dan pengendalian populasi kucing liar di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, masalah ledakan kucing liar ini juga tidak terlepas dari kesadaran masyarakat yang biasanya membuang anak-anak kucing jika sudah tidak mampu lagi memeliharanya. Kebiasaan ini, sebutnya, tentunya menambah kompleks masalah karena berkontribusi besar dalam peningkatan populasi kucing liar di Jakarta.
“Kebiasaan masyarakat yang menangkap kucing liar yang ada di sekitar rumahnya dan membuangnya ke tempat lain juga berperan besar dalam penyebaran populasi,” tutur Prof Ronny.
Selain itu, sebut dia, masalah sosial lain yang juga berkontribusi pada peningkatan jumlah kucing liar ini adalah perbedaan pendapat terkait sterilisasi sebagai salah satu cara pengendalian populasi. Tidak semua orang, termasuk praktisi kesehatan hewan, setuju dengan program sterilisasi ini.
Upaya pemerintah setempat melakukan sterilisasi massal memang sudah dilakukan. Sebagai contoh, tahun ini Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Jakarta Selatan meluncurkan program sterilisasi kucing dengan target sebanyak 2.300 kucing liar.
ADVERTISEMENT
Prof Ronny menegaskan, dalam melakukan pengendalian populasi kucing liar ini pemerintah kota tentu saja harus dapat bekerja sama dengan semua elemen masyarakat termasuk berbagai organisasi pencinta kucing yang perannya sangat sentral. (*/Rz)