Pakar IPB University Kenalkan Spesies Langka, Lutung Sentarum

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
16 Januari 2023 9:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakar IPB University Kenalkan Spesies Langka, Lutung Sentarum
zoom-in-whitePerbesar
Pakar IPB University Kenalkan Spesies Langka, Lutung Sentarum
ADVERTISEMENT
Dr Nyoto Santoso beserta Tim Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE) IPB University meneliti spesies primata yang baru ditemukan di Indonesia. Spesies yang dinamai Lutung Sentarum (Presbytis chrysomelas ssp.cruciger, Thomas 1892) ini ditemukan di Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr Nyoto, sebagai negara megabiodiversitas, Indonesia masih memiliki rentetan spesies satwa yang belum diketahui keberadaannya dan belum teridentifikasi. Penelitian berbasis eksplorasi menjadi kunci untuk mengungkapkan kekayaan spesies satwa di Indonesia ini.
Hal yang sama sedang dilakukan oleh Dr Nyoto Santoso, Ketua Departemen KSHE Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University beserta timnya. Sejak Juni 2021, mereka memperkenalkan spesies lutung baru yakni Lutung Sentarum (Presbytis chrysomelas sub species cruciger). Lutung ini pertama ditemukan di Sabah Malaysia dengan status Critically Endangered (IUCN, 2020).
“Tadinya hanya ditemukan di Sabah, tapi ternyata terdapat juga di Taman Nasional Danau Sentarum dan sekitarnya dan kini sedang diteliti aspek bioekologi dan konservasinya,” terang Dr Nyoto dalam wawancara dengan reporter Humas IPB University belum lama ini.
ADVERTISEMENT
“Dari hasil penelitian ini, kita ingin merekomendasikan Lutung Sentarum masuk ke dalam spesies primata yang dilindungi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena statusnya endemik dan sangat terbatas penyebarannya,” lanjutnya. Menurut prediksinya Lutung Sentarum ini merupakan hasil persilangan alami antara spesies lutung merah dan lutung hitam Kalimantan. Prediksi ini disimpulkan berdasarkan ciri khas morfologi Lutung Sentarum berupa punggung berwarna hitam dan perut berwarna oranye hingga ke muka.
“Peran lutung ini di ekosistem antara lain sebagai pemakan daun dan buah (penyebar biji). Perilakunya arboreal atau aktif di tajuk pohon, berkelompok, dan cenderung menjauh dari pemukiman. Sehingga terkadang keberadaannya yang sulit ditemukan dapat menyulitkan pengamatan,” jelasnya.
Ia menambahkan, disinyalir terdapat sekitar 250 ekor sampai 300 ekor Lutung Sentarum dengan 30 kelompok dan sub kelompok di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum dan area sekitarnya. “Populasi tersebut diprediksi mampu bertahan secara berkelanjutan hingga 100 tahun ke depan berdasarkan metode minimum viable population,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjutnya, interaksi dengan manusia maupun spesies satwa lainnya turut diidentifikasi dengan melibatkan mahasiswa S1 hingga S3 KSHE Fahutan IPB University. Luarannya diharapkan berupa jurnal ilmiah nasional, internasional hingga yang terindeks Scopus atau Sinta.
“Hasil terakhir yang kita harapkan adalah menyusun rencana aksi strategi konservasi Lutung Sentarum dengan para pihak, terutama dengan pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. Sehingga mereka ikut berkontribusi dalam upaya konservasi di dalam dan luar kawasan Taman Nasional Danau Sentarum,” ungkap Pakar Ekologi Primata IPB University ini.
Hasil kajian tersebut diharapkan juga dapat menjadi acuan para peneliti dan balai konservasi dalam mengajukan status konservasi Lutung Sentarum. Sekaligus sebagai rekomendasi kepada pengelola taman nasional, pemerintah daerah, maupun pihak swasta untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai objek ekowisata primata endemik. (MW/Zul)
ADVERTISEMENT