Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Peneliti IPB: Studi Kesehatan Terumbu Karang Indonesia Perlu Dipublikasikan
24 Oktober 2024 14:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas laut yang luar biasa. Salah satunya adalah terumbu karang yang memiliki wilayah dan biodiversitas tertinggi di dunia.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut salah satu peneliti IPB University , Dr Tries Blandine Razak, data-data penting mengenai kondisi terumbu karang Indonesia sering kali kurang diperhatikan oleh komunitas internasional. Ia menyebut, sebagian besar data pemantauan dan temuan penelitian dipublikasikan dalam bahasa Indonesia.
“Indonesia menyumbang kurang lebih 15 persen dari seluruh area terumbu karang secara global. Itu artinya, Indonesia sangat berperan penting dalam pelestarian dan pengelolaan ekosistem terumbu karang dunia,” ucapnya.
Berangkat dari hal itulah, Dr Tries Blandine Razak beserta tim peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University melakukan kajian terhadap data terumbu karang Indonesia agar mendapat perhatian global.
Monitoring Terumbu Karang Indonesia
Dr Tries dan tim secara sistematis telah mengumpulkan dan menganalisis data tutupan karang di seluruh Indonesia untuk menilai perubahan selama beberapa dekade terakhir. Data diambil dari berbagai sumber publikasi, termasuk laporan penelitian, skripsi, jurnal ilmiah, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti menganalisa sebanyak 7.614 data yang diambil dari 621 publikasi. Menariknya, ditemukan bahwa 79,1 persen dari publikasi tersebut ditulis dalam bahasa Indonesia, yang mencakup 63,4 persen dari total data yang ada.
“Data ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat sejumlah besar informasi yang tersedia, hambatan bahasa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan data terumbu karang Indonesia kurang diakses oleh peneliti internasional,” tutur Dr Tries.
Tidak Ada Perubahan Signifikan
Hasil analisis data yang Dr Tries lakukan menunjukkan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam tutupan karang di Indonesia selama periode 1994 hingga 2022. Temuan ini cukup mengejutkan mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi oleh ekosistem terumbu karang, seperti perubahan iklim, overfishing, dan juga polusi.
ADVERTISEMENT
“Kami mengusulkan beberapa kemungkinan mengapa tidak ada perubahan yang signifikan dalam komunitas karang,” ungkap Dr Tries.
Kemungkinan tersebut di antaranya adalah penelitian mungkin sudah merepresentasikan kondisi baseline yang baru, sehingga tidak mencerminkan perubahan yang lebih nyata dari sebelumnya. Selain itu, skala analisis yang besar juga bisa mengabaikan perubahan kecil atau lokal yang terjadi di beberapa wilayah.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa pengumpulan data monitoring yang kurang objektif atau tidak konsisten dari berbagai sumber bisa mempengaruhi hasil penelitian. “Ada juga kemungkinan terumbu karang di Indonesia memiliki tingkat ketahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di dunia,” paparnya.
Pentingnya Data Lokal dan Pengetahuan Global
Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah meskipun banyak data lokal yang dapat diakses, kurangnya integrasi dengan pengetahuan global dapat menghambat pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika ekosistem terumbu karang.
ADVERTISEMENT
“Dengan memanfaatkan data-data lokal yang selama ini terabaikan, kita dapat mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kondisi kesehatan terumbu karang dan tantangan yang dihadapinya,” ujar Dr Tries.
Hal ini, lanjutnya, dapat membuka peluang bagi para peneliti internasional untuk lebih memperhatikan publikasi dalam bahasa lokal, yang kaya akan informasi penting tetapi sering luput dari perhatian dunia.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami dinamika terumbu karang di Indonesia. Selain itu, pentingnya mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk upaya pelestarian ekosistem laut yang lebih efektif di masa depan.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai hasil penelitian dapat menghubungi Dr Tries Blandine Razak melalui email [email protected] atau mengakses informasi penelitian melalui https://link.springer.com/article/10.1007/s00338-024-02540-6. (*/Nr)
ADVERTISEMENT
Live Update