PKHT IPB dan ADB Kerjasama Bahas Strategi Meraih Produktivitas Pertanian

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
21 Maret 2023 15:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PKHT IPB dan ADB Kerjasama Bahas Strategi Meraih Produktivitas Pertanian
zoom-in-whitePerbesar
PKHT IPB dan ADB Kerjasama Bahas Strategi Meraih Produktivitas Pertanian
ADVERTISEMENT
Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB University bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) menggelar Indonesia Development Talk Webinar ke-11 dengan tema ‘Strategies for Achieving Sustainable Agricultural Productivity’, (16/03). Diskusi ini melibatkan para ekonom untuk memberikan pencerahan dan rekomendasi terkait peningkatan produktivitas sektor pertanian secara berkelanjutan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jiro Tominaga, Country Director ADB for Indonesia dalam sambutannya mengatakan, topik ini sangat penting bagi Indonesia dalam meningkatkan ketahanan pangan, penyusunan kebijakan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Terlebih, mayoritas tenaga kerja Indonesia berprofesi sebagai petani kecil.
“Kepemilikan lahan oleh petani masih kecil. Petani juga masih bergantung pada teknologi konvensional serta menghadapi kesulitan akses untuk menjangkau pasar sehingga dibutuhkan produktivitas pertanian yang lebih berkelanjutan di Indonesia,” jelasnya.
Dr Awang Maharijaya, Kepala PKHT IPB University juga menjelaskan salah satu permasalahan di sektor pertanian Indonesia adalah kepemilikan lahan pertanian. Hal ini menyulitkan petani untuk meningkatkan produktivitasnya atau bahkan meningkatkan nilai tambah produk.
“IPB University telah berupaya untuk meningkatkan kapasitas petani dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Kami membutuhkan antusiasme besar dari para petani,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara, Prof Muhammad Firdaus, dosen IPB University dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) sebagai salah satu narasumber turut menjelaskan terkait produktivitas pertanian yang berkelanjutan. Ia mengurai, produktivitas pertanian yang berkelanjutan harus didorong oleh tiga hal.
Hal yang ia maksud adalah cara mempertahankan produktivitas pertanian, cara mendapatkan akses pasar yang lebih terjangkau, serta cara meningkatkan nilai ekspor produk pertanian. Petani kerap kali dihadapkan oleh proses rantai pasok yang berbelit hingga tingginya angka food loss.
“Tentu saja impor produk pangan bukanlah hal yang tabu. Namun, prinsip utamanya adalah bagaimana kita meningkatkan nilai ekspor sehingga dapat mengimbangi angka impor,” lanjutnya.
Pakar Ekonomi IPB ini menjelaskan bahwa produk pertanian merupakan permintaan inelastis. Peningkatan supply produk tanpa adanya peningkatan produktivitas sebagai hasil dari intervensi pemerintah apapun akan menyebabkan penurunan harga yang signifikan.
ADVERTISEMENT
“Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan penguatan ekosistem melalui produktivitas yang lebih tinggi dan akses pasar yang lebih baik,” tambahnya.
Menurutnya, Indonesia harus melibatkan aspek lingkungan dalam peningkatan produktivitas produk pertanian. Caranya dengan memperbaiki sistem pengukuran produktivitas dengan menggunakan beberapa faktor lingkungan.
“Misalnya seperti ketersediaan air, total pemupukan, biodiversitas dan aspek sosial. Untungnya, di tahun 2019, Badan Pusat Statistik telah meluncurkan proyek pilot Survei Pertanian Terintegrasi (Sitasi) yang memasukkan beberapa poin pembangunan berkelanjutan dalam proses pertanian,” jelasnya.
Kolaborasi pentahelix yang melibatkan akademisi, industri, pemerintah, masyarakat dan media bekerja sama dari upstream ke downstream sangat diperlukan. “Kerjasama ini dibutuhkan dari mulai perencanaan penanaman hingga ke tangan konsumen dengan melibatkan generasi milenial,” tutup Prof Firdaus. (MW/Rz)
ADVERTISEMENT