Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Populasi Kupu-Kupu Makin Menurun, Peneliti IPB University Beri Solusi
28 April 2025 13:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Fenomena penurunan populasi kupu-kupu menjadi perhatian serius. Dari salah satu studi, dalam dua dekade terakhir (2000-2020), Amerika telah kehilangan 22 persen populasi kupu-kupu.
ADVERTISEMENT
Prof Noor Farikhah Haneda, Guru Besar IPB University di Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) menjelaskan, fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti polusi, perubahan iklim, dan berkurangnya ketersediaan tanaman pakan serta inang.
Pakar bidang entomologi hutan ini menjelaskan, sensitivitas kupu-kupu terhadap perubahan lingkungan bervariasi antarjenis. Ada kupu-kupu yang sangat rentan terhadap polusi, ada pula yang mampu bertahan di lingkungan yang tercemar.
“Penurunan populasi ini berkorelasi erat dengan kualitas lingkungan, terutama ketersediaan food plant (tanaman pakan) dan host plant (tanaman inang) bagi serangga bersayap indah ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof Noor membandingkan populasi kupu-kupu di area dengan tingkat polusi berbeda, serta di perbatasan hutan dan pemukiman. Penurunan kualitas habitat secara keseluruhan berkontribusi signifikan terhadap penurunan populasi kupu-kupu, di mana beberapa spesies mampu beradaptasi sementara yang lain tidak.
ADVERTISEMENT
"Kupu-kupu cenderung menjadikan hutan sebagai habitat utama. Namun, mereka juga mencari makan dan beraktivitas di area terbuka yang terpapar sinar matahari, termasuk pemukiman," jelasnya.
Dampak Nyata Ekologis
Menurut Prof Noor, berkurangnya populasi kupu-kupu memiliki dampak nyata terhadap ekosistem. Ini menyangkut jaring-jaring makanan dan proses polinasi. Semakin sedikit kupu-kupu, semakin berkurang pula produk yang dihasilkan dari penyerbukan tanaman.
“Faktor-faktor seperti penurunan kualitas udara, lingkungan, ketersediaan makanan, dan hilangnya habitat menjadi penyebab utama tren penurunan ini,” tegasnya.
Prof Noor menekankan pentingnya menyediakan pakan bagi kupu-kupu, salah satunya dengan menanam tanaman berbunga.
Sebagai solusi jangka pendek, penyediaan cairan madu di area tertentu bisa dilakukan. Seperti yang ada di Kampus IPB Dramaga, yakni di sekitar Fakultas Pertanian (Faperta) dan Graha Widya Wisuda (GWW).
ADVERTISEMENT
"Solusi jangka panjangnya adalah menanam tanaman-tanaman yang berbunga sebagai sumber nektar bagi kupu-kupu," ungkapnya.
Pembangunan atau Pelestarian Alam?
Selama ini, ada dilema antara pembangunan dan pelestarian alam. Keberadaan polusi seiring dengan perkembangan pembangunan adalah hal yang tak terhindarkan.
"Polusi pasti ada seiring dengan pembangunan. Namun, hal ini harus diimbangi dengan upaya penyediaan ruang terbuka hijau dan penanaman tanaman yang menjadi pakan kupu-kupu," tegas Prof Noor.
Ia menambahkan, pemerintah telah menetapkan regulasi yang mewajibkan penyediaan persentase tertentu ruang terbuka hijau (RTH), termasuk di kawasan industri dan pabrik. Ketentuan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, luas RTH minimal harus mencapai 30 persen dari total luas wilayah kota. Dari jumlah tersebut, 20 persen harus berupa RTH publik dan 10 persen RTH privat.
ADVERTISEMENT
Regulasi ini diperkuat melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dan Peraturan Menteri ATR/BPN No. 14 Tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau.
Selain itu, keberadaan hutan kota juga diatur dalam PP Nomor 63 Tahun 2002, yang menetapkan bahwa luas hutan kota minimal harus mencakup 10 persen dari luas wilayah kota sebagai bagian dari RTH.
Namun demikian, sebut Prof Noor, tantangan terbesar terletak pada implementasi dan pengawasan terhadap regulasi ini. Pemerintah daerah diharapkan melakukan pengawasan secara ketat untuk memastikan bahwa setiap kawasan industri mematuhi ketentuan ini.
Langkah ini dinilainya penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan habitat serta sumber makanan bagi serangga seperti kupu-kupu di tengah pesatnya pembangunan.
ADVERTISEMENT
“Perlunya kebijakan yang bijak dan terintegrasi antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan demi menjaga keanekaragaman hayati, termasuk keberlangsungan hidup kupu-kupu,” tutupnya. (AS)