Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
PPLH IPB University Monitor Lingkungan Bandara Halim Perdana Kusuma
2 Januari 2023 10:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB University lakukan monitoring lingkungan Bandara Halim Perdana Kusuma tahun 2022, beberapa waktu lalu. Tim penilai terdiri dari Bagus A Utomo (Ketua Tim), Muhammad Isnan Zuhri dan Suhendrik. Pemantauan ini bersifat mandatori yang dilaksanakan oleh pengelola bandara, dalam hal ini PT Angkasa Pura II (AP II). Kegiatan pemantauan kualitas lingkungan dilakukan berdasarkan dokumen Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Bandara Halim Perdana Kusuma, yang dilakukan setiap 6 bulan (per semester).
ADVERTISEMENT
Menurut Bagus, waktu survei dilakukan selama lima hari dengan pengukuran kebisingan Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level (WECPNL) per titik 24 jam. Komponen lingkungan yang dipantau meliputi fisika dan kimia (air limbah, air permukaan, udara ambien, kebisingan, biologi (biota air dan satwa liar), aspek sosial ekonomi budaya, dan transportasi (lalu lintas dan KKOP).
“Jumlah titik yang diambil cenderung lebih sedikit bila dibandingkan dengan Bandara Soetta. Hal ini disesuaikan dengan proporsi luas dari bandara yang dipantau,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengamatan terhadap biota air dilakukan dengan cara pengambilan sampel biota air berupa plankton dan benthos. Hal ini dilakukan untuk melihat struktur komunitas dan kaitannya dengan kualitas air permukaan. Keberadaan satwa liar terestrial juga diamati seperti anjing liar, kucing, ular biawak. Berbagai jenis aves (burung) juga diukur seperti tekukur, kutilang, puter, perkutut. Vegetasi pepohonan yang ditemukan yaitu dari jenis mahoni, beringin, akasia dan ketapang.
ADVERTISEMENT
Menurut Bagus A Utomo, sesuai matriks RKL-RPL terdapat komponen transportasi darat yang memuat informasi tentang gangguan lalu lintas dengan adanya operasional bandara. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) mendeskripsikan hal yang berkaitan dengan keselamatan penerbangan dengan melihat adanya obstacle di sekitar area runway. Seperti pohon yang terlalu tinggi, gerombolan burung dan aktivitas bermain layangan dari masyarakat di sekitar bandara.
“Kualitas udara ambien selama beberapa periode secara umum masih memenuhi baku mutu (baik sebelum maupun setelah pandemi COVID-19). Komponen yang terlihat yaitu tingkat kebisingan. Terbatasnya jumlah penerbangan mengakibatkan penurunan tingkat kebisingan. Menurut pengamatan, masyarakat sekitar bandara sudah terbiasa terhadap kebisingan pesawat terutama masyarakat yang tinggal dekat area lepas landas,” jelas Bagus.
Selain itu, lanjutnya, efektivitas keberadaan program bina lingkungan yang sudah dilakukan secara rutin juga ikut dinilai. Caranya dengan mengamati kebutuhan bantuan yang diperlukan masyarakat sekitar bandara sebagai pertimbangan terhadap aspek sosial ekonomi dan budaya. “Ada atau terbukanya kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitar bandara terutama untuk jenis pekerjaan non skill melalui vendor juga kita amati,” tandasnya. [my/Zul]
ADVERTISEMENT