Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Presiden Rencanakan Tanggul Laut 700 km, Pakar IPB Ingatkan Dampak Lingkungan
12 Februari 2025 8:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University , Prof Yonvitner memberikan sejumlah catatan terkait rencana Presiden Prabowo terkait pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) sepanjang 700 kilometer.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan bahwa tanggul laut diperlukan untuk tujuan pencegahan abrasi, harmonisasi ruang, serta perlindungan habitat dan permukiman.
“Hanya yang jadi catatan, pertama, tanggul tidak harus selalu berarti reklamasi. Kedua, perlu kajian yang tepat untuk model tanggul laut. Tidak selalu tanggul itu berbentuk pulau atau tembok, tapi bisa juga model green infrastructure,” ujar Prof Yonvitner.
“Kondisi laut yang ada potensi subsidence (penurunan permukaan tanah) dan sea level rise (kenaikan permukaan air laut) harus dihitung juga,” ucapnya lagi.
Sebagai Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University, Prof Yonvitner menyampaikan, pembangunan tanggul raksasa tersebut akan memunculkan sejumlah dampak.
Beberapa di antaranya adalah disrupsi terhadap deposit karbon, gangguan akses, serta dampak negatif pada ekosistem dan daerah perikanan.
ADVERTISEMENT
Rencananya, tanggul raksasa sepanjang 700 km itu membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga meminta jajarannya untuk mengkaji pembangunan tanggul laut raksasa yang membentang dari Jakarta sampai Cirebon sebagai Program Strategis Nasional (PSN) Tahun 2025. (dr)
Profil Prof Dr Yonvitner
Prof Dr Yonvitner saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University. Dosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) IPB University ini menuntaskan pendidikan sarjana, magister, dan doktor di IPB University, dan Postdoc Fellow di Girona University – Spanyol and CULS University – Republik Ceko.
Sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Bencana IPB University. Kiprahnya di dunia riset terdokumentasikan dalam 47 Jurnal Bereputasi. Ia juga seorang yang aktif menuliskan ide dan temuannya. Sebanyak 11 judul buku dan ratusan gagasan ia tulis di media massa nasional.
ADVERTISEMENT
Ia saat ini aktif di berbagai organisasi di antaranya The Society for Coastal Ecosystems Studies - Asia Pacific (SCESAP), Indonesian Mangrove Society (IMS), Masyarakat Bioinformatika dan Biodiversity Indonesia (MABBI), International Society for Mangrove Ecosystem (ISME), Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI), dan sejumlah organisasi lainnya.