Prof Ernan dalam AHEC: IPB Harus Bisa Memimpin Universitas di Asia Tenggara

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
20 Juni 2023 8:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prof Ernan dalam AHEC: IPB Harus Bisa Memimpin Universitas di Asia Tenggara
zoom-in-whitePerbesar
Prof Ernan dalam AHEC: IPB Harus Bisa Memimpin Universitas di Asia Tenggara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi berbicara tentang Academia and Industry Connectivity for Enhancing the Quality of International Mobility in Higher Education dalam acara Asian Higher Education Conference (AHEC) secara daring (14/6).
ADVERTISEMENT
Selain Prof Ernan, narasumber yang turut memberikan speech adalah Kitti Settha Pandita Cham Prasidh, (Senior Minister, Minister of Industry, Science, Technology and Innovation, Cambodia), Dr Hajah Romaizah binti Haji Md Salleh (Minister of Education, Brunei), Hon Angelo Jimenez (President University of the Philippines) dan Mr Evan Daryl Smith (Group CEO Astro Malaysia Holding Berhad).
Dalam paparannya Prof Ernan menyampaikan pentingnya konektivitas antara dunia akademisi dan dunia industri. Pasalnya yang terjadi saat ini seperti tidak ada konektivitas antara keduanya.
Saat ini di Indonesia, sebutnya, dari sekian banyak inovasi, hanya 10 persen yang dimanfaatkan industri. Dengan demikian, inovasi hanya terhenti sampai publikasi dan jurnal penelitian, tetapi tidak mengalir ke industri. Menurutnya, hal ini terjadi karena adanya ketidaksinkronan antara universitas dan dunia industri.
ADVERTISEMENT
“Salah satu faktor penyebabnya adalah ketidaksamaan visi, sehingga tidak ada konektivitas. Apa yang diharapkan dunia kampus seperti dukungan dana, riset, berbagai masukan yang mendukung kurikulum, tidak ada di dunia industri. Sementara dunia industri menilai bahwa riset harus merupakan jawaban akan kebutuhan pasar,” paparnya.
Lebih lanjut, Prof Ernan menjelaskan tentang keberhasilan IPB University dalam mengembangkan kawasan Science Techno Park (STP) yang dibuat untuk membantu proses hilirisasi inovasi yang siap untuk dikomersialisasikan industri. Dalam forum itu, ia menyebut bahwa IPB University melalui STP telah mampu mengkomersialisasikan inovasi sebesar 35 persen.
Prof Ernan juga membahas peta kinerja riset dan inovasi di Asia Tenggara/ASEAN. Ia menyampaikan, Indonesia jika dilihat dari sisi publikasi merupakan negara terbanyak di Asia Tenggara. Akan tetapi dari segi kualitas dan jurnal yang mengalir ke industri, Indonesia relatif tertinggal dengan negara Asia Tenggara lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kita punya pekerjaan rumah besar,” pesan Prof Ernan. Menurutnya, antar perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara sebaiknya saling terkoneksi, lebih saling mengenal dan lebih diperbanyak kegiatan mobilitas pelajar dan dosen. Upaya ini, kata dia, supaya ada saling mengenal potensi dan berbagi pengalaman.
“ASEAN bisa maju bersama jika saling bekerja sama. Tidak semua ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) harus dihadirkan dari negara-negara luar. Di ASEAN pun bisa, jika saling mengenal potensi masing-masing," ucapnya.
Prof Ernan berharap melalui forum Asian Higher Education Conference ini, sebagai perguruan tinggi terbaik se-ASEAN (versi The QS World University Rankings by Subject Agriculture and Forestry 2023), IPB University dapat mengambil peran penting untuk memimpin universitas-universitas lain di kawasan Asia Tenggara. (dh/Rz)
ADVERTISEMENT