news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Prof Ronny Rachman Noor Sebut Indonesia Perlu Waspada pada Merebaknya Flu Burung

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
22 Februari 2023 10:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prof Ronny Rachman Noor Sebut Indonesia Perlu Waspada pada Merebaknya Flu Burung
zoom-in-whitePerbesar
Prof Ronny Rachman Noor Sebut Indonesia Perlu Waspada pada Merebaknya Flu Burung
ADVERTISEMENT
Wabah flu burung dikabarkan tengah merebak kembali pasca COVID-19. WHO (Badan Kesehatan Dunia) saat ini memperkirakan sekitar 500 juta ayam dan unggas mengalami kematian akibat virus H5N1. Tentu saja hal ini mengundang kekhawatiran masyarakat dunia. Karena flu burung bukan hanya menginfeksi unggas saja, namun mamalia lain seperti beruang, singa, dan binatang lainnya.
ADVERTISEMENT
Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University menjelaskan, virus ini memang dikenal sangat ganas dan infeksius. Kebangkitan wabah flu burung ini sudah muncul sejak tahun 2021 lalu. Flu burung kembali merebak di Eropa, Amerika dan Australia kemudian ke selatan memasuki wilayah Amerika Selatan.
“Sampai saat ini vaksinasi memang masih menjadi pilihan, namun banyak negara tidak melakukannya karena adanya kekhawatiran terjadi penyebaran yang lebih luas lagi akibat unggas tanpa gejala akan ikut menyebarkan virus ini pada unggas yang belum divaksin,”ujarnya.
Keputusan besar dengan memusnahkan unggas yang terinfeksi di wilayah terdampak dinilai kurang tepat. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat pemusnahan massal tidak sedikit.
“Dari sisi risiko penyebaran flu burung ini ke seluruh dunia yang semakin buruk ini vaksinasi memang diperlukan untuk mengendalikan wabah ini,”lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Hasil evolusi dan mutasi yang dialami oleh virus pathogen dinilai menjadi biang dari merebaknya wabah flu burung. Kemunculan strain H5 dan H7 pada flu burung menyebabkan efek mematikannya sangat ganas. “Strain ini menyebar pada burung liar dan akhirnya kembali menyebar pada unggas,“ ungkapnya.
Berdasarkan pola penyebaran virus flu burung empat tahun terakhir, wabah ini kembali akan menghantui dunia. “Penemuan strain baru virus flu burung yaitu varian 2.3.4.4b yang dikenal ganas diduga akan menjadi faktor penyebarnya,” katanya.
Strain baru virus flu burung ini dapat juga menyerang berbagai spesies termasuk mamalia. Kabar terbarunya, strain ini menyebabkan kematian 52 ribu menyerang cempelai di Spanyol. Virus flu burung ini juga menyerang kalkun, pelican dan burung liar lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan, varian baru ini bahkan telah menyerang 236 spesies burung liar, termasuk diantaranya elang, burung nasar, pelican dan penguin. Penyebaran virus flu burung pada cempelai ini memang menimbulkan kekhawatiran tersendiri karena dapat menjadi jembatan penyebaran virus ini ke mamalia termasuk manusia.
“Jika hal ini terjadi maka penyebaran virus ini antar mamalia tinggal menunggu waktu saja karena virus ini memiliki kemampuan mutasi yang luar biasa,” tegasnya. Ia mengatakan, dunia harus mulai waspada akan merebaknya virus ini. Sejak Januari 2021, telah terjadi 186 kasus wabah H5N1 pada mamalia. Virus ini menyerang 17 spesies termasuk rubah, berang-berang dan anjing laut, beruang, singa gunung, dan sigung.
Ganasnya, virus ini tidak hanya menyerang sistem pernafasan namun juga sistem saraf pusat dan otak mamalia. Kekhawatiran terhadap mutasi virus ini dan penularan antar mamalia sangat beralasan. Walaupun saat ini tingkat kematian pada manusia masih rendah.
ADVERTISEMENT
“Indonesia perlu bersiap jika akhirnya virus flu burung ini masuk kembali ke Indonesia karena jika sudah masuk maka dipastikan akan menimbulkan kerugian yang sangat besar pada industri perunggasan nasional dan perekonomian nasional,” jelasnya. (MW)