Program Dosen Pulang Kampung IPB University Perbaiki Ekosistem Mangrove

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
6 Desember 2022 9:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Program Dosen Pulang Kampung IPB University Perbaiki Ekosistem Mangrove, Tanam Seribu Bibit di Desa Tanjung Sumenep
zoom-in-whitePerbesar
Program Dosen Pulang Kampung IPB University Perbaiki Ekosistem Mangrove, Tanam Seribu Bibit di Desa Tanjung Sumenep
ADVERTISEMENT
Dosen IPB University telah selesai melakukan program Dosen Pulang Kampung di Kabupaten Sumenep, Madura. Dalam program ini, Dr Fery Kurniawan selaku dosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University mengenalkan program Social-Ecological Rehabilitation (SER) ekosistem mangrove di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi.
ADVERTISEMENT
“Meski sudah selesai dilaksanakan, akan tetapi sudah terlihat program keberlanjutan dari kegiatan pengabdian ini. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep, pemerintah desa setempat dan pihak swasta tertarik untuk melanjutkan program SER ekosistem mangrove di Desa Tanjung ini,” ujarnya saat penanaman 1000 mangrove di Desa Tanjung, (1/12).
Menurutnya, ketertarikan dan dukungan telah dimulai dengan adanya kegiatan penanaman mangrove di Pantai E Kasoghi, Desa Tanjung secara bersama-sama oleh semua pihak. Kegiatan penanaman mangrove juga sebagai bentuk memperingati hari menanam pohon dan World Environment Day (WED).
Sebagai peneliti Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL), Dr Fery menjelaskan tentang sejarah singkat program SER. Program ini tujuannya adalah memiliki kebun pembibitan dan arboretum mangrove di Desa Tanjung yang dikelola oleh Pokmaswas Reng Paseser. Sehingga, harapannya ke depan Desa Tanjung dan Kabupaten Sumenep bisa menjadi pusat pendidikan mangrove.
ADVERTISEMENT
“Cita-cita ini akan mudah diwujudkan dengan keterlibatan banyak pihak. Awalnya program SER hanya diikuti oleh kelompok masyarakat, kemudian berkembang semakin besar. Mulai dari siswa-siswa SMPN 2 Saronggi, Desa Tanjung dan sekarang dari pemerintah daerah dan swasta, serta dikuatkan juga oleh media massa.
Melalui pentahelix ini, akan banyak hal yang bisa dilakukan untuk lingkungan, dan mangrove pada khususnya,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, program SER adalah program yang menyelesaikan permasalahan lingkungan berbasis masyarakat. Masyarakat didampingi dalam upaya melestarikan mangrove dan dilatih pengolahan berbahan baku mangrove sebagai bentuk jasa ekosistem dan manfaat ekonomi. Seperti pembuatan produk pangan berupa sirup, cookies, dan sabun.
Peni Kumalasari sebagai Kepala Desa Tanjung sangat bangga dan berterima kasih telah memilih Desa Tanjung sebagai tempat pelaksanaan kegiatan menanam mangrove dan program SER.
ADVERTISEMENT
“Sebagai pemerintah desa, kami selalu mendukung dan terus komitmen untuk berkontribusi menjaga lingkungan dan melestarikan mangrove. Tambah lagi beberapa pantai di Desa Tanjung mengalami abrasi. Penanaman mangrove diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah kami,” ungkap Peni Kumalasari.
Arif Susanto selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep menyampaikan bahwa ekosistem mangrove memiliki peran dan fungsi penting bagi wilayah pesisir, seperti sebagai pelindung pantai dari abrasi, ekowisata, dan lain-lain. Pihaknya sangat mendukung kegiatan ini, apalagi di Kabupaten Sumenep belum ada tempat pembibitan mangrove, sehingga diharapkan Desa Tanjung ini menjadi rumah bibit mangrove dan pusat pendidikan untuk Kabupaten Sumenep.
“Dari pembibitan, masyarakat dapat menerima manfaat langsung dari kegiatan melestarikan mangrove. Hal ini dikarenakan bibit mangrove memiliki nilai ekonomi,” tambah Arif Susanto.
ADVERTISEMENT
Yustian Hakiki, perwakilan SKK Migas Jabanusa mengapresiasi adanya program konservasi mangrove berbasis masyarakat, yang dalam pelaksanaannya berupa kegiatan penanaman mangrove. “Kegiatan ini bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi operasi migas,” jelasnya.
Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), Rockyanto Sasabone membenarkan ketertarikannya dan sangat mendukung program pelestarian mangrove berbasis masyarakat. Menurutnya, program ini akan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat dan sejalan dengan target program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan kami.
Kegiatan penanaman mangrove ini dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep, Camat, Kapolsek, Koramil Kecamatan Saronggi, Kepala Desa Tanjung, Kepala sekolah dan siswa SMPN 2 Saronggi dan FPIK IPB University. Sedangkan, pihak swasta yang hadir adalah perwakilan SKK Migas dan HCML. Selain Pokmaswas Reng Paseser, masyarakat sekitar juga ikut serta dalam kegiatan ini. (**/Zul)
ADVERTISEMENT