Pusdi Sawit IPB University Rekomendasi Diplomasi Indonesia terkait EUDR

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
28 Maret 2024 9:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pusdi Sawit IPB University Rekomendasi Diplomasi Indonesia  terkait EUDR
zoom-in-whitePerbesar
Pusdi Sawit IPB University Rekomendasi Diplomasi Indonesia terkait EUDR
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga pakar IPB University dari Pusat Studi Sawit (Pusdisawit) menghadiri undangan focus group discussion (FGD) dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI untuk membahas peluncuran platform European Union's Deforestation Regulation (EUDR) dan dampaknya terhadap produk perkebunan, khususnya kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
FGD ini dihadiri oleh berbagai pihak secara hybrid, di antaranya Kedutaan Besar Brussel dan Madrid, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dalam FGD ini, pakar IPB University memberikan rekomendasi terkait tiga isu yang sedang dihadapi Indonesia pada perdagangan tujuh bahan pokok hasil pertanian di Uni Eropa. Isu pertama yaitu terkait dampak peluncuran platform European Union Forest Observatory (EUFO), disampaikan oleh Dr Suwardi.
Dosen Fakultas Pertanian IPB University ini menyampaikan, “Perbedaan definisi hutan dan deforestasi menurut peta EUFO dan KLHK menimbulkan konsekuensi yaitu sulitnya ekspor tujuh komoditas yaitu minyak sawit, kayu, karet, kakao, kopi, kedelai dan ternak ke pasar Uni Eropa.”
ADVERTISEMENT
Isu kedua, terkait dampak revisi regulasi Food Information to Consumers (FIC) terhadap citra minyak sawit, disampaikan oleh Prof Budi Mulyato, Kepala Pusdisawit IPB University.
“Edukasi konsumen terutama di level internasional akan kandungan yang ada dalam produk-produk sawit sangat penting untuk menghindari miskonsepsi yang dapat mempengaruhi perdagangan minyak sawit dunia,” jelasnya.
Ia menambahkan, sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan (Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) juga dapat digunakan sebagai acuan untuk menunjukkan kualitas produk sawit.
Dr Epi Taufik, dosen Fakultas Peternakan IPB University mengulas isu ketiga mengenai dampak kebijakan EUDR terhadap penggunaan by product kelapa sawit pada pakan ternak di Spanyol. Dalam sesi ini, ia membahas bagaimana regulasi EUDR juga mempengaruhi penggunaan suplemen pakan ternak yang terbuat dari sawit.
ADVERTISEMENT
“Sawit memiliki kandungan asam palmitat yang ternyata sangat berguna untuk meningkatkan produksi susu sapi perah,” ungkap Ahli Susu IPB University ini.
Pada kesempatan ini, Pusdisawit juga menyerahkan naskah rekomendasi yang disusun oleh dua pakar IPB University lainnya, yakni Dr Supijatno dan Dr Siti Nikmatin. Hasil FGD ini akan ditindaklanjuti oleh Kementan dan seluruh pihak terkait sebagai bentuk respon Indonesia dan perannya sebagai penghasil sawit terbesar dunia. (rfa/Rz)