Konten dari Pengguna

Sebanyak 95 UMKM Kota Cilegon Ikuti Workshop Peningkatan Kualitas Usaha

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
26 September 2023 13:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebanyak 95 UMKM Kota Cilegon Ikuti Workshop Peningkatan Kualitas Usaha
zoom-in-whitePerbesar
Sebanyak 95 UMKM Kota Cilegon Ikuti Workshop Peningkatan Kualitas Usaha
ADVERTISEMENT
Sebanyak 95 usaha kecil dan menengah (UKM) di Kota Cilegon mengikuti workshop Peningkatan Kualitas Usaha melalui Inkubasi Bisnis yang diselenggarakan oleh Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University dan Dinas Koperasi dan UKM Kota Cilegon, 25-27/9.
ADVERTISEMENT
Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB University, Prof Erika B Laconi menyampaikan bahwa workshop ini merupakan workshop kedua kalinya dilakukan LKST IPB University yang bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM Kota Cilegon. Ia berharap, dari 195 peserta yang didominasi srikandi, dapat terus menggerakkan perekonomian kota Cilegon.
“Kami dari LSKT IPB University siap mendampingi pejuang ekonomi keluarga Kota Cilegon. Workshop dapat memberikan penyegaran bahwa bisnis itu ada manajemennya, ada jiwanya, berapa pun dana permodalan yang diberikan harus bertambah,” katanya.
Ia berharap 195 UKM yang mengikuti workshop dapat tumbuh dan dapat membuka lapangan kerja baru.
“Teruslah berkembang, bisnis harus ada kualitasnya, mudah-mudahan melalui workshop dapat belajar bagaimana bisnis berkelanjutan, sehingga orang akan mencari produk kita, dengan tidak melihat lagi harganya, semoga peserta workshop bisa melakukan apa yang telah diberikan dari LKST,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Terkait pemasaran, Prof Erika menyampaikan, banyak perusahaan besar yang tumbuh di wilayah Cilegon. Apabila semua berpihak kepada pengembangan UKM, hal tersebut adalah peluang agar berbagai kebutuhan perusahaan dapat dikerjakan oleh UKM.
“Hal tersebut dapat meningkatkan omset dan menciptakan lapangan kerja baru, sehingga tidak ada pengangguran, ekonomi bisa ditopang dan muncul 195 pebisnis,” kata Prof Erika.
Prof Erika berkomitmen akan memberikan penghargaan kepada para startup binaan terbaik non alumni tingkat IPB University.
Sekretaris Daerah Kota Cilegon, Maman Mauludin mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB University yang telah memfasilitasi workshop ini. Ia berharap agar kerjasama ini akan terus dilakukan. “Saya berharap melalui workshop ini akan tumbuh usaha baru yang berdaya saing,” katanya.
ADVERTISEMENT
Maman menyampaikan, pengembangan UMKM di wilayahnya merupakan program prioritas daerah. “Ini merupakan keseriusan pemerintah daerah untuk UMKM agar naik kelas, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Cilegon, Drs Didin S Maulana, turut menyemangati para peserta UKM Kota Cilegon. Ia menyampaikan, apabila perempuan sudah berpikir, pasir tandus pun akan berubah menjadi taman yang indah. Lebih Lanjut ia meyakini bahwa UKM Kota Cilegon yang kini belajar di LKST IPB University, usahanya akan maju dan berkembang.
Drs Didin menambahkan agar para peserta dapat fokus untuk belajar di workshop ini.
“Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah daerah kepada Usaha Kecil dan Menengah Kota Cilegon, agar usaha yang sedang dilakukan bisa berkembang dan maju, naik kelas, ini bentuk keseriusan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Drs Didin berkomitmen tiap tahun akan mengadakan kegiatan ini dengan LKST IPB University. Menurutnya, dalam mengembangkan perusahaan, yang paling efektif melalui proses inkubator bisnis, sehingga produk bisa berdaya saing dan pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja.
Lebih lanjut, ia menyampaikan kendala yang seringkali dihadapi UKM adalah pemasaran. "Jangan sampai bisa produksi tapi tidak bisa memasarkan. Di zaman sekarang, saya tidak berharap UKM menciptakan pasar dengan cara-cara konvensional atau dari mulut ke mulut,” tambahnya.
Salah satu peserta workshop, Suadah (42 tahun) memiliki produk bawang goreng "Suadah". Ia berjualan telah 10 tahun dan melalui Dinas Koperasi dan UKM, produknya sempat dibawa ke Jepang. Meski demikian, ia mengaku belum melakukan penjualan secara online karena keterbatasan kemampuan.
ADVERTISEMENT