Sekolah Vokasi IPB Bicarakan Pentingnya Inovasi dan Integrasi Antar Sektor

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
15 Juli 2021 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Summer Course Sekolah Vokasi IPB University Bicarakan Pentingnya Inovasi dan Integrasi Antar Sektor
zoom-in-whitePerbesar
Summer Course Sekolah Vokasi IPB University Bicarakan Pentingnya Inovasi dan Integrasi Antar Sektor
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Drh Desianto Budi Utomo, PhD selaku Vice President PT Charoen Pokphand Indonesia jelaskan keunggulan peternakan ayam broiler model closed house pada peserta Summer Course Sekolah Vokasi IPB University, (12/7). Drh Desianto mengatakan bahwa dalam produksi ayam broiler, yang perlu diperhatikan yaitu pakan dan lingkungan pemeliharaan. Salah satu inovasi yang dilakukan yaitu penggunaan kandang tertutup (closed house).
ADVERTISEMENT
“Keunggulannya yaitu dapat meningkatkan growth performance ayam broiler seperti nilai feed conversion ratio (FCR) yang rendah, menekan mortality ayam, efisiensi pakan dan sebagainya. Konsep closed house ini merupakan inovasi dari permasalahan terbatasnya lahan untuk peternakan,” jelasnya.
Dalam webinar internasional dengan tema “Innovation in Integrated Animal Sector in New Normal Era” ini, hadir tiga narasumber yang membahas tentang inovasi di dunia peternakan, perikanan dan kesehatan hewan. Selain narasumber dari Charoen Pokphand, hadir juga Dr Dedi Jusadi, Dosen IPB University dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) yang membahas tema “Potential Local Raw Material for Fish Feed”.
Dalam pemaparannya, Dr Dedi menyampaikan mengenai pemanfaatan bahan lokal untuk bahan pakan ikan. Meningkatnya produksi akuakultur sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pakan ikan.
ADVERTISEMENT
“Dalam pembuatan pakan ikan sendiri, mayoritas komposisinya terdiri dari tepung ikan dan tambahan minyak ikan. Sedangkan penggunaan tepung ikan saat ini banyak sekali tantangannya. Di antaranya adalah harga yang mahal dan ketersediaannya semakin terbatas.
Beberapa bahan lokal yang dapat digunakan dalam pembuatan pakan di antaranya kepala ikan teri, kulit udang, daun kayu manis, daun singkong, dan sebagainya,” ujarnya.
Menurutnya, bahan-bahan yang bersumber dari hewan memiliki protein yang tinggi, mengandung asam amino esensial yang baik, mengandung omega 3 dan 6, namun memiliki kadar abu yang tinggi. Penggunaan ikan asin dapat diolah menjadi silase atau melalui proses hidrolisis untuk meningkatkan kandungan nutrien dari ikan asin.
“Bahan lain yang dapat digunakan yaitu rice polishing (white dan brown), dedak padi, bungkil kelapa sawit, tepung daun kayu manis, dan sebagianya. Bahan yang berasal dari tanaman ini dapat menjadi sumber protein nabati dan harganya cenderung lebih murah. Namun kelemahannya mengandung banyak serat dan asam phytat. Solusi untuk mengatasi hal tersebut yaitu menggunakan enzim selulase dan phytase.
ADVERTISEMENT
Inovasi ini merupakan beberapa solusi untuk mengatasi ketersediaan tepung ikan dalam pembuatan pakan,” jelasnya.
Sementara itu, Dr Drh Adrianus Marcel Martino Pasaribu selaku Account Manager Companion Animal Health, MSD Animal Health Indonesia memaparkan bahwa yang menjadi perhatian dalam keberlanjutan produksi peternakan yaitu terdiri dari, food security, livelihood, kesehatan dan kesejahteraan hewan, serta perubahan cuaca dan lingkungan.
“Efek dari pandemi COVID-19 adalah meningkatnya penggunaan digital atau online khususnya di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, digital marketing berkembang dengan sangat cepat dalam dunia bisnis. Selama pandemi, konsultasi online umum digunakan untuk membuat klinik bertahan selama pandemi. Selain itu, penggunaan microchip yang dipasang di hewan seperti anjing atau kucing banyak digunakan. Microchip tersebut terkoneksi pada smart food bowl sehingga dapat memonitoring konsumsi pakan atau konsumsi air minum dari hewan tersebut. Selain itu, microchip ini dapat terkoneksi pada aplikasi pet care, sehingga dapat mengidentifikasi kesehatan dari hewan tersebut,” jelasnya. (Ima/WB/Zul)
ADVERTISEMENT