news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Studi Peneliti IPB: Ini Tiga Metode Penyajian Kopi Terpopuler di Indonesia

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
12 Maret 2025 11:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Studi Peneliti IPB University Ini Tiga Metode Penyajian Kopi Terpopuler di Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Studi Peneliti IPB University Ini Tiga Metode Penyajian Kopi Terpopuler di Indonesia
ADVERTISEMENT
Dr Dian Herawati, pakar kopi dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) sekaligus peneliti di Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center IPB University, memaparkan hasil studinya mengenai metode penyeduhan kopi yang paling populer di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, metode penyajian kopi dapat dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan, di antaranya tingkat penerimaan konsumen/popularitas dan manfaat yang ingin diperoleh. Metode penyajian umumnya terbagi dua: seduhan manual dan seduhan berbasis espresso.
Dalam survei penelitian yang dilakukan bersama timnya, ditemukan bahwa metode seduhan kopi manual (manual brew) yang paling populer di Indonesia adalah tubruk, V60, dan cold brew.
* Cold brew (seduh dingin) adalah teknik “menyeduh” bubuk kopi dengan air dingin (atau air suhu ruangan) selama kurang lebih 12–24 jam untuk mendapatkan rasa yang optimal.
* Tubruk merupakan minuman kopi khas Indonesia yang dibuat dengan menuangkan air panas ke dalam gelas atau teko yang sudah diisi bubuk kopi.
* Sementara V60 adalah metode penyeduhan kopi manual menggunakan alat berbentuk kerucut dengan lubang di bagian bawah, yang memungkinkan air mengalir dengan cara yang terkontrol.
ADVERTISEMENT
Selain metode manual brew, dari hasil studi tersebut terungkap bahwa metode seduhan berbasis espresso yang paling populer digunakan adalah cappuccino, kopi susu gula aren, dan café latte.
Dr Dian menuturkan, studi yang sama menunjukkan bahwa semua seduhan kopi manual mempunyai kandungan bioaktif (asam klorogenat dan kafein) serta aktivitas antioksidan. Metode V60 memiliki kandungan bioaktif tertinggi, disusul tubruk dan cold brew.
“Komponen bioaktif asam klorogenat pada kopi mempunyai beberapa manfaat bagi tubuh, di antaranya mampu berperan sebagai antioksidan dan mencegah penyakit diabetes dengan menghambat pencernaan gula,” ujarnya.
Kafein sudah banyak dikenal sebagai stimulan sistem saraf yang dapat mencegah kantuk dan memberikan efek yang menyegarkan. Namun demikian, orang yang sensitif terhadap kafein perlu membatasi/tidak disarankan mengonsumsi kopi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ia menuturkan, kopi berbasis espresso seperti cappuccino, kopi susu gula aren, dan café latte yang ditambah dengan susu atau gula dapat mempengaruhi manfaatnya bagi kesehatan. Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes.
“Karena itu, konsumen harus bijak memilih sajian kopi sesuai dengan kesukaan dan kondisi tubuh masing-masing. Jadi, jangan takut minum kopi karena manfaat minum kopi dapat kita peroleh dengan memilih jenis sajian yang tepat,” paparnya.
Terkait tren ngopi di kafe yang semakin populer di kalangan anak muda, Dr Dian berpendapat bahwa fenomena ini perlu disikapi secara positif.
“Tren ngopi di kafe di kalangan generasi muda harus disikapi secara positif karena akan mendorong popularitas kopi sebagai minuman yang menjadi pilihan generasi muda.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa inovasi-inovasi pada komoditas kopi akan tumbuh sesuai dengan tuntutan selera generasi muda yang sangat dinamis dan selalu mengikuti tren.
“Semoga ini menjadi motivasi bagi pelaku usaha kopi di sepanjang rantai produksi untuk menghasilkan kopi Indonesia dengan sentuhan inovasi dan penjaminan kualitas yang baik,” tambahnya.