Konten dari Pengguna

Wujudkan Akuakultur Berkelanjutan, Departemen BDP IPB Gelar Visiting Lecture

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
17 Desember 2024 9:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wujudkan Akuakultur Berkelanjutan, Departemen BDP IPB Gelar Visiting Lecture
zoom-in-whitePerbesar
Wujudkan Akuakultur Berkelanjutan, Departemen BDP IPB Gelar Visiting Lecture
ADVERTISEMENT
Departemen Budidaya Perairan (BDP) IPB University melaksanakan program Visiting Lecture selama tiga hari berturut-turut (10-12/12). Kegiatan berisikan general lectures dan workshop seputar akuakultur.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun komitmen bersama antara peneliti, praktisi, dan stakeholder terkait untuk mengembangkan ilmu serta potensi bagi perkembangan akuakultur di Indonesia.
Pada sambutan pembuka, Prof Fredinan Yulianda, Dekan FPIK IPB University menuturkan bahwa kolaborasi antara institusi, pemerintah, dan akademisi harus terus ditingkatkan.
“IPB University terus berkomitmen untuk menjawab perubahan, perkembangan, serta tantangan di sektor perikanan. Kemampuan dan peningkatan fasilitas sangat menunjang untuk mewujudkan misi bersama,” ujarnya saat menyampaikan sambutan di Auditorium Sumardi Sastrakusumah, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University.
Melalui kegiatan ini, Prof Fredinan berharap dapat menjadi ajang pertukaran ilmu, ide, dan relasi untuk bersama-sama mewujudkan akuakultur yang berkelanjutan.
Program Visiting Lecture menghadirkan pembicara dengan berbagai latar belakang dari kalangan peneliti, akademisi, dan praktisi di bidang akuakultur.
ADVERTISEMENT
Hari pertama program diisi dengan sesi general lectures dan workshop. Sesi general lectures diisi oleh Dr Kartik Baruah dan Dr Parisa Norouzitallab dari Swedish University of Agricultural Sciences, serta Dr Fotini Kokou dari Wageningen University and Research (WUR).
Dr Kartik Baruah berujar bahwa penggunaan nutraceuticals seperti beberapa komponen herbal dan pengayaan pakan alami dapat menurunkan stres dan patogenitas bakteri, serta meningkatkan imunitas dan pertumbuhan pada ikan.
“Nutraceuticals dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan dan permasalahan pada akuakultur, khususnya stres dan penyakit,” jelas Dr Kartik saat membawakan materi bertajuk “Stressceuticals Development in Aquaculture”.
Sementara itu, Dr Fotini Kokou dalam paparannya menekankan bahwa peran mikroba sangat mendukung dalam produksi akuakultur. “Pada sistem budi daya intensif, jumlah mikroba yang berada di dalam air sangat penting untuk dipantau. Peranan mikroba sangat memengaruhi tingkat kelangsungan hidup ikan sehingga berkorelasi dengan produktivitas budi daya,” jelasnya melalui materi bertajuk “The Role of Microbes on Physiological Function of Aquaculture Organisms”.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, pemuliaan ikan juga menjadi topik diskusi pada sesi ini. Dr Parisa Norouzitallab menyampaikan topik “Epigenetic Management in Aquaculture”. Ia menjelaskan, "Pemuliaan ikan dengan fokus peningkatan kualitas genetik ikan dengan teknologi terkini menjadi hal penting untuk menciptakan benih yang unggul,” terangnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop yang diisi oleh Dr Kartik Baruah, serta dosen Departemen BDP IPB University, yaitu Dr Hasan Nasrullah dan Prof M Agus Suprayudi. Berfokus pada tema “Development of Effective Nutraceuticals in Aquaculture”, workshop ditujukan untuk mempercepat transformasi sektor akuakultur di Indonesia.
Dr Kartik Baruah menjelaskan topik tentang “RnD of Nutraceuticals in Aquaculture”. Ia berujar, “Nutraceuticals adalah senyawa alami yang tidak hanya meningkatkan kesehatan organisme akuakultur, tetapi juga memberikan manfaat tambahan seperti peningkatan pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit, dan kualitas hasil panen. Penelitian dan pengembangan (RnD) menjadi langkah awal untuk menghadirkan inovasi nutraceuticals yang efektif,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Dr Hasan Nasrullah menjelaskan topik “Nutraceutical Commercialisation in Indonesian Aquaculture”. Ia menyampaikan, “Untuk mendorong pertumbuhan industri akuakultur nasional, penting untuk memahami bagaimana nutraceuticals dapat dikomersialkan secara efektif,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia juga membahas strategi pemasaran, regulasi, dan peluang investasi untuk mempercepat adopsi nutraceuticals di Indonesia.
Melalui materi “The Use of Nutraceutical for Functional Feed in Aquaculture”, Prof M Agus Suprayudi menjelaskan bahwa pakan fungsional yang diperkaya dengan nutraceuticals telah terbukti meningkatkan efisiensi produksi. “Integrasi nutraceuticals dalam formulasi pakan dapat mengoptimalkan pertumbuhan, meningkatkan imunitas, dan mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan akuakultur”, jelasnya.
Workshop ini dirancang untuk akademisi, praktisi akuakultur, pelaku industri pakan, investor, serta pembuat kebijakan yang ingin mendalami manfaat nutraceuticals untuk mendukung keberlanjutan sektor akuakultur. Melalui workshop ini, diharapkan peserta akan mendapatkan wawasan teoritis dan praktik aplikatif yang dapat langsung diimplementasikan di lapangan. (*/Nr)
ADVERTISEMENT