Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ini Dia 5 Perbedaan Salju Putin dan Salju Biden
9 Mei 2023 5:43 WIB
Tulisan dari Busron Sodikun - Sesdilu MAN74B tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warna bisa sama, bentuk boleh jadi serupa. Tapi soal rasa, tidak ada yang bisa memaksa.
ADVERTISEMENT
Bagi banyak orang, salju saat ini sudah bukan barang mewah lagi. Sebagian besar orang pasti pernah menggenggam salju. Tidak harus ketika jalan-jalan ke luar negeri, tapi saat menguras kulkas yang penuh bunga es, itu juga hakikatnya adalah salju.
ADVERTISEMENT
Tapi ternyata, tidak semua salju itu sama. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kuantitas, dan kualitas salju. Itu juga yang membuat salju di satu tempat “rasa"nya bisa berbeda dengan ditempat lain. Faktor utama yang membentuk karakter salju tersebut adalah iklim, letak geografis, dan budaya.
Yuk kita tengok, bedanya salju kota tersibuk di dunia, New York, dan cantiknya salju di kota yang penuh misteri, Moskow.
1. Si Lembut dan Si Padat
Di Moskow, setiap musim dingin pasti turun salju, dan suhu dingin di Moskow relatif stabil sepanjang tahun. Hal ini membuat salju Moskow relatif lebih ringan, lembut dan “fluffy”. Kebalikannya, salju di New York kan terasa lebih tebal dan padat, karena cepatnya perubahan suhu selama musim dingin di New York, membuat kristal salju yang terbentuk menjadi lebih padat.
ADVERTISEMENT
2. Moskow lebih berprinsip
Karena pengaruh iklim “humid continental”, musim dingin di Moskow setidaknya akan sebulan lebih lama dari pada New York yang memiliki iklim “humid subtropical”. Akibatnya salju yang turun di Moskow akan lebih sering, teratur, konsisten, dan berprinsip.
3. New York Kerap Susah Ditebak
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, cepatnya fluktuasi naik turun suhu di New York membuat karakter salju yang turun tidak rutin, dan sekalinya turun akan turun dalam gumpalan-gumpalan salju padat yang intens. Bahkan bukan tidak mungkin, ditengah musim dingin tiba-tiba akan turun air hujan, atau keesokan harinya hujan es. Lebih parah, setelah berhari-hari tidak turun salju, kadangkala tiba-tiba salju turun dalam bentuk badai yang berlangsung berhari-hari.
ADVERTISEMENT
4. Antara “kering” dan “basah”
Karena pengaruh iklim, salju di Moskow akan terasa lebih kering dibandingkan salju di New York. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri karena salju yang kering sangat cocok untuk dijadikan media aktivitas outdoor musim dingin seperti ski dan olahraga musim dingin lainnya.
Sebaliknya, karakter salju yang “basah” membuat salju di New York lebih sulit dan berat untuk diangkut serta dibersihkan dari jalanan dan halaman rumah. Ini juga yang kadang menjadi alasan Muscovites (orang yang tinggal di Moskow) relatif lebih antusias menyambut turunnya salju dibandingkan New Yorkers (warga New York).
5. Keindahan di Rusia yang menjadi momok di Amerika
Infrastruktur kota besar seperti Moskow sudah sangat siap menghadapi musim dingin yang panjang dan salju yang menumpuk. Salju dan musim dingin sudah menjadi bagian dari hidup Muscovites. Namun bukan berarti New York tidak siap menghadapi tumpukan salju, hanya saja New Yorkers sering mengeluhkan turunnya salju yang akan menghambat mobilitas dan kerja mereka.
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya, kadang turunnya salju akan terasa indah ketika kita merasakannya di Moskow, dan menjadi beban untuk mereka yang melihatnya menumpuk di ruas-ruas jalan kota New York.
Tentu masing-masing orang akan memiliki rasa dan kesan yang berbeda. Namun dari pengalaman pribadi penulis, ketika kita melihatnya dengan sudut padang yang positif maka yang terlihat dan terasa adalah ketenangan dan keindahan. Sebaliknya, salju akan menjadi sebuah bencana alam yang ingin dihindari ketika kita menggunakan pendekatan salju sebagai sumber masalah.
Kedewasaan dalam bersikap akan membimbing kita menemukan kebenaran yang hakiki. Putin dan Biden, boleh jadi memiliki tantangan dan permasalahan yang sama dalam menavigasi politik luar negeri dunia, namun bagaimana mereka mengelolanya, itu yang membedakan keduanya.
ADVERTISEMENT