Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Emosi Perempuan dan Laki-laki
25 Desember 2020 11:09 WIB
Tulisan dari NI MADE PRIMA NADYA PUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Perbedaan otak pria dan wnita yang menyebabkan perbedaan emosi](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1608865810/f3kvfo8rzstnuknprvhi.jpg)
Di dunia ini banyak sekali hal-hal yang saling bertolak belakang. Siang dan malam, utara dan selatan, halus dan kasar, cerewet dan pendiam, laki-laki dan perempuan dan masih banyak lagi. Semua yang bertolak belakang itu pasti memiliki sifat yang sangat jauh satu sama lainnya, tetapi terkadang juga hal-hal tersebut malah tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, karena sifatnya mereka
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
saling melengkapi. Perempuan dan laki-laki adalah salah satu contohnya. Para kaum perempuan terkenal dengan sifatnya yang cerewet, ekspersif atau dengan mudah memperlihatkan emosinya, rapi, dan lainnya. Namun, di lain tempat laki-laki sangat identic dengan sifatnya yang pendiam, tidak terlalu suka memperlihatkan emosinya, dingin, dan sebagainya. Lalu, pernahkah kalian berpikir mengapa sifat-sifat perempuan dan laki-laki dalam bidang emosi bisa sangat berbeda? Berikut adalah beberapa contoh perbedaan emosi antara laki-laki dan perempuan.
Otak merupakan bagian terpenting, atau bahkan bisa dikatakan sebagai permata dari tubuh manusia. Secara struktur organ biologis, otak pada laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Salah satu perbedaan yang paling signifikan adalah pada bagian Broca dan Wernicke area. Bagian yang disebutkan adalah area yang berperan dalam proses bahasa, kemampuan dan pemahaman bicara. Seperti yang kita ketahui, label “cerewet” kerap kali kita temukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini sangat berkaitan dengan Broca dan Wernicke area. Menurut Dokter Aisyah Dahlan, pada umumnya perempuan berbicara sebanyak 20.000 kata perhari, dan untuk perempuan yang pendiam cenderung berkomunikasi sekitar 17.000 kata perhari. Sedangkan, laki-laki hanya 7.000 kata perharinya. Dari data tersebut sudah dapat kita ketahui mengapa label “cerewet” itu sangat identic dengan perempuan. Area Broca pada perempuan lebih luas dripada laki-laki, hal inilah yang menyebabkan penguasaan Bahasa dan pemahaman artikulasi kata pada perempuan lebih baik daripada laki-laki. Oleh karena alasan itulah, mengapa perempuan bisa lebih banyak berbicara daripada laki-laki, karena mereka cenderung memiliki mekanisme berbicara yang lebih luas dibandingkan laki-laki.
ADVERTISEMENT
Terkadang perempuan sulit sekali menyembunyikan emosinya, mereka cenderung tidak bisa menutupi emosi mereka dari wajahnya. Perempuan terkadang terlihat seperti buku yang terbuka dan sangat mudah terbaca karena mereka sulit sekali mengendalikan emosinya, apalagi ekspresi wajah. Sedangkan laki-laki bisa dengan mudah mengontrol ekspresi wajahnya agar tetap terkontrol. Hal ini disebabkan karena, apabila perempuan merasakan emosi seperti sedih, senang, marah, otot wajah mereka merespons semua bentuk emosi skitar 2,5 detik. Mc Duff, Kodra, Kaliouby, dan Lafrance mengatakan bahwa perempuan lebih banyak tersenyum daripada laki-laki, hormone pada perempuan tersebut menyebabkan ekspresi wajah berlanjut dan mencerminkan emosi yang dirasakan, dan tanpa sengaja terkadang melebih-lebihkan ekspresi yang dirasakan. Respon otot wajah laki-laki terhadap emosi yang dirasakan sebenarnya lebih cepat dibandingkan perempuan, yaitu 1,5 detik. Namun, karena laki-laki memiliki hormone testosteron yang menyebabkan mereka terlatih untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya, oleh karena itulah mengapa laki-laki lebih bisa mengontrol eksprsi wajahnya karena otot wajahnya dikuasai hormone testosterone tersebut. Namun, apabila ada laki-laki yang bisa berekspresi berlebihan, berarti ia termasuk ke dalam 8% populasi pria yang memiliki hormone esterogen berlebih.
ADVERTISEMENT
Berbanding terbalik dengan pengontrolan emosi berdasarkan ekspresi wajah, untuk regulasi emosi menurut penelitian yang dilakukan Ratnasari (2017), perempuan lebih mampu mengontrol emosi daripada laki-laki. Menurutnya, ada perbedaan regulasi emosi antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan regulasi ini disebabkan karena perbedaan Corpus Callosum yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki. Corpus Callosum adalah bagian otak yang bentuknya seperti pita tebal yang terletak di antara otak besar dan system limbik. Fungsinya adalah menghubungkan otak kiri dan otak kanan dengan system limbik yang meregulasi emosi, dengan itu, otak bisa bekerja secara holistic. Semua pertimbangan aspek etika, estetika, dan holistika dari pikiran kritis, logis, dan sistematis diatur oleh otak kanan. Begitu juga sebalinya, dalam otak kiri semua pikiran estetis, etis dan holistic dari otak kanan akan diurai dan dicerna secara kritis, sistematis dan logis. Corpus Callosum pada perempuan lebih tebal daripada laki-laki. Secara fisiologis, Corpus Callosum meregulasi perilaku emosional, khususnya sikap fleksibilitas, kerjasama, dan deteksi kesalahan. Atas dasar ini, dapat dinyatakan bahwa perempuan bisa lebih mengontrol emosinya, contohnya adalah saat berinteraksi dengan anak-anak. Perempuan cenderung lebih bisa mengontrol emosinya dibandingkan laki-laki di depan anak-anak, karena itulah lebih banyak guru perempuan yang mengajar di PAUD daripada guru laki-laki.
ADVERTISEMENT
Dari perbedaan-perbedaan tersebut, kita bisa mengetahui juga alasan kenapa perempuan dan laki-laki bisa memiliki perbedaan emosi. Walaupun terdapat alasan-alasan yang mendasari mengapa kita memiliki perbedaan dalam hal emosi, kita tetap harus belajar agar bisa mengontrol emosi dengan baik. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol emosi adalah, yang pertama adalah berhitung. Sebelum mengeluarkan amarah, cobalah untuk berhitung dari 1 sampai 10, hitung sampai 100 apabila anda merasa sangat marah. Denyut nadi akan turun saat kita berhitung, dan amarah pun akan reda. Selanjutnya adalah mendengarkan music. Saat mendengarkan music yang menyenangkan, emosi kitapun akan ikut mereda. Sebenarnya, banyak sekali hal-hal yang dapat kita lakukan untuk melatih emosi agar tetap stabil dan terkontrol. Selain bermanfaat bagi diri sendiri, apabila kita bisa mengontrol emosi, hal ini juga bisa sangat bermanfaat bagi orang lain. Karena, jika emosi sudah terkontrol kita akan jarang untuk mengeluarkan perkataan yang bisa menyakiti orang lain.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Suyadi, S. (2018). Diferensiasi Otak Laki-laki dan Perempuan Guru Taman Kanak-kanak Aisyiyah Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta: Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Perspektif Gender dan Neurosains. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 13(2), 179. https://doi.org/10.21580/sa.v13i2.2927
Times, I. D. N., & Amalia, R. (n.d.). 6 Perbedaan Emosi Laki-laki dan Perempuan Berdasarkan Neurosains. IDN Times. Retrieved December 22, 2020, from https://www.idntimes.com/science/discovery/regina-amalia/6-perbedaan-emosi-laki-laki-dan-perempuan-berdasarkan-neurosains-c1c2/2