Merangkai Terumbu Karang Lewat Media Keramik

MadeYuliasih
Pegawai Badan Riset dan Inovasi Nasional
Konten dari Pengguna
1 September 2022 11:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MadeYuliasih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jemarinya mulai sibuk memainkan tanah liat yang ada di depanya. Sejenak terlihat kerutan di keningnya seolah membawa pikirannya berkelana ke dasar samudra dengan berbagai keindahan alam yang dimilikinya . Itulah gambaran yang ada di depan mata saya saat itu. Seorang seniman mulai menghasilkan satu per satu bentuk yang menyerupai karang dengan menggunakan bahan keramik.
ADVERTISEMENT
Saya mulai berpikir untuk menemukan kata yang tepat untuk memberi nama pada kegiatan yang dilakukan para seniman-seniman tersebut. Pada akhirnya terpikirkan kata “duplikat” sehingga jika dirangkai menjadi duplikat terumbu karang dengan menggunakan bahan keramik. Bahan keramik yang plastis membuatnya mudah dibentuk menjadi berbagai bentuk terumbu karang sesuai keinginan.
Duplikat terumbu karang menggunakan bahan keramaik (Foto: dokumen pribadi)
Penelitian yang dilakukan Febriari dan Ponimin (2018), menyebutkan terumbu karang adalah ekosistem laut yang unik, kompleks dan sangat produktif, menjadikannya tempat di mana sebagian besar ikan dan biota bawah laut tumbuh dan berkembang biak. Secara fisik di antaranya terumbu karang berfungsi sebagai penahan abrasi pantai dan pemecah gelombang. Memiliki berbagai macam manfaat sebagai kekayaan hayati yang perlu dijaga kelestariannya.
Menurut Dahuridan Supriharyono, dari luas terumbu karang yang ada di Indonesia sekitar 51.000 km2 diperkirakan hanya 7 % terumbu karang yang kondisinya sangat baik, 33 % baik, 45 % rusak dan 15 % lainnya kondisinya sudah kritis. Aktivitas daratan seperti sedimentasi ke laut, sedimentasi karena penggundulan hutan, tumpahan minyak industri di sekitar pantai, kegiatan pembangunan di pesisir seperti kegiatan reklamasi, merupakan faktor potensial penyebab terjadinya kerusakan terumbu karang di samping Over-Fishing dan Over-Exploitation serta adanya pemanasan global.
ADVERTISEMENT
Dari hasil studi yang dilakukan oleh Md. Abul Kalam, dkk (2018), menunjukkan bahwa terumbu karang buatan dari keramik tidak beracun dan memiliki pH netral. Keramik juga dikenal dengan kemampuannya yang sangat baik untuk mendorong kolonisasi organisme laut yang sensitif dan menyediakan permukaan berpori bagi mikroorganisme untuk berkembang.
Berdasarkan data statistik Lingkungan Hidup 2021, luas Kawasan konservasi terumbu karang di Bali mencapai 977 hektar (ha) dan merupakan kawasan konservasi terumbu karang terluas di Indonesia. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kawasan Denpasar Selatan Bali, memiliki keahlian di bidang keramik turut serta melestarikan sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah Bali, melalui pembuatan duplikat terumbu karang menggunakan bahan keramik dengan melibatkan para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) keramik yang ada di Bali. (Yul)
ADVERTISEMENT