Konten dari Pengguna

Three and One

Nia Almadani
Mahasiswa Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia (IAI AL-AZIS), Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
6 Januari 2024 16:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Almadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lukisan watercolor tiga remaja (Sumber: www.canva.com).
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan watercolor tiga remaja (Sumber: www.canva.com).
ADVERTISEMENT
Bagian 1: Three in one
Di sebuah kota kecil yang penuh warna, hiduplah tiga gadis remaja yang di pertemukan oleh Pendidikan, hingga menjadikan mereka begitu akrab, bahkan layaknya keluarga. Namanya Aisha, Alyza, dan Salwa. Mereka memiliki satu kesamaan besar: mereka semua tertarik pada seorang pemuda bernama Hasby, teman satu kelasnya.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, ketiganya sedang duduk di taman kota, berbagi canda tawa, dan berbicara tentang segala hal. Aisha, dengan hijab rapihnya dan seorang yang perfeksionis, adalah gadis yang penuh semangat dan berjiwa bebas. Alyza, dengan senyum manisnya dan kepribadian ramah, adalah sosok yang mudah didekati. Sementara itu, Salwa, yang selalu membawa buku di mana pun dia pergi, adalah gadis yang penuh dengan kebijaksanaan.
Di hari senin yang cerah, matahari yang mulai memancarkan sinarnya, dan upacara sekolah yang akan di mulai. Para murid SMA Bakti Kencana, bergegas berada pada barisannya masing-masing. Aisha yang sudah terbiasa selalu di barisan paling depan tanpa ragu mengisi barisan terdepan. Ketika Aisha sibuk merapihkan dasinya, Alyza dan Salwa yang menyadari bahwa di samping Aisha adalah Hasby. Mereka dengan cepat berbisik secara bergantian kepada satu sama lain.
ADVERTISEMENT
“Za..Zaa.. liat tuh samping Aisha siapa..” bisik salwa.
“Wah Hasby.. tumben banget, dia mau di barisan paling depan, jangan-jangan..” jawab Alyza secara perlahan sambil tertawa kecil.
“Hah jangan apa?.. dah lah, mending kita jangan berisik, nanti di suruh maju lagi”. Ucap Salwa mengakhiri percakapan.
Meskipun mereka memiliki perasaan yang sama terhadap Hasby, keunikan persahabatan mereka terletak pada keputusan yang tidak biasa: tidak ada dari mereka yang ingin menjadikan Hasby sebagai pacar, melainkan penyemangat di sekolah. Alih-alih, mereka memilih untuk menjaga persahabatan mereka dan menghindari potensi konflik yang mungkin muncul.
Mereka bertiga sering bertemu, menghabiskan waktu bermain game, menonton film, dan sekadar berjalan-jalan di sepanjang jalan kota. Hasby, yang tahu bahwa ketiganya memiliki perasaan terhadapnya, membuat Hasby lebih berhati-hati dalam mendekati serta mengambil keputusan, dan menunjukkan sikap bijaksana dengan menghargai persahabatan mereka. Sebab ia takut menyakiti salah satu di antara mereka.
ADVERTISEMENT
Bel berbunyi, menandakan bahwa seluruh siswa segera masuk ke kelas masing-masing. Aisha tersadar bahwa, tas milik Hasby berada di meja samping, sebelahan dengan meja miliknya, dan dia sedang duduk disana, Aisha berpikir bahwa mungkin memang kebetulan saja. Mungkin memang, dia sedang ingin duduk di barisan paling depan. Lalu Aisha bergegas mempersiapkan alat tulis dan mengabaikan hal terdebut.
Jam istirahat tiba, mereka bertiga bergegas ke kantin untuk membeli makanan dan minuman.
“Eh Sha, sadar gak kalo akhir-akhir ini Hasby tuh selalu dekat-dekat sama kamu?” ucap Alyza, memulai percakapan.
“Iya tahu… apa ini awal pendekatan ke kamu haha, akhirnya war is over, jadi tau siapa yang Hasby suka.” sambung Salwa, menggoda Aisha.
ADVERTISEMENT
“Kan, kita sekelas wajar dong kalo sering ketemu, bukan aku doang, kita gak sih?. Tapi memang aku merasa kalo dia berusaha deket, apa dia mau manfaatin aku ya? hahaha, karena waktu itu ke kalian juga begitu” balas Aisha
“Bisa jadi, karena gerak gerik dia itu bisa ke tebak.” jawab Salwa.
“iya lagi haha.. Padahal dia sudah punya pacar, kenapa masih cari perhatian sana sini, memang sih dia terkenal ganteng, tapi gak semestinya begitu kan” tambah Alyza.
“Kan sudah di bilang kalo kita gak boleh berharap lebih sama manusia, lagian cowok kaya dia tuh cocok di jadikan penyemangat doang, gak cocok di jadikan pacar. Tapi ya sudah lah ya.. inget kata guru kita, semua orang punya plus, minusnya, kalo wajahnya good looking belum tentu dia good attitude juga, begitupun sebaliknya. Tapi kalaupun ada, keduanya good. Ya.. pasti jalur langit juga macet itu mah hahahah” jawab Aisha dengan sedikit candaan.
ADVERTISEMENT
“HAHAHA…bener juga” Alyza dan Salwa pun ikut tertawa mendengar jawaban Aisha.
Meskipun ada ketegangan di beberapa waktu, seperti perasaan cemburu yang muncul, mereka selalu menemukan cara untuk berbicara terus terbuka dan jujur satu sama lain. Mereka menegaskan bahwa persahabatan mereka jauh lebih berharga daripada potensi hubungan romantis yang dapat mengancam kebersamaan mereka.
Bagian 2: Suasana coffee shop
Saat ujian sekolah mendekat, mereka bertiga memutuskan untuk lebih banyak belajar bersama di luar rumah, karena meraka tahu bahwa belajar di rumah kuarng efektif untuk mereka. Pada saat fokus belajar di coffe shop mereka tersadar bahwa hanya mereka yang sibuk belajar di hari wekeends dan membawa laptop, buku, beserta teman-temanya.
“Liat sekitar deh, kayanya kita doang yang sibuk belajar di hari libur”. Ucap Aisha
ADVERTISEMENT
“Gak apa-apa, biar kita kaya anak sekolah bener haha..” jawab Salwa.
“Jadi selama ini, kita anak sekolah gak bener? Hah?” balas Alyza nyeleneh.
“Haha.. lihat tuh yang lain pada ngedate sama pacarnya kita kapan triple date ? lanjut Alyza.
Aisha menjawab sambil sibuk memainkan laptopnya, “Ini kita lagi Coffee Shop date bertiga malah, bukan double date lagi haha..”
“Bener tuh kata Aisha.. lagian juga ini sudah mendekati ujian, gak ada waktu buat pacaran, ujung-ujungnya nanti, nilai ujian turun, terus hubungannya bermasalah, ujung-ujungnya ke kita lagi curhatnya..” balas Salwa.
Alyza yang sedari tadi berusaha mendengarkan apa yang teman-temannya ucapkan mencoba mencerna sambil menulis tugas.
“Ya sudah deh… gak apa-apa, gak punya pacar, setidaknya sudah pernah triple date kita. Walaupun sama buku.. “ ucapnya dengan sedikit kecewa.
ADVERTISEMENT
“Walaupun kita tidak seberuntung mereka perihal pasangan, setidaknya kita beruntung perihal persahabatan kan..” balas Aisha kepada Alyza.
Salwa pun ikut menambahkan ucapan Aisha.
“… ya sudah aku doain kita dapat cowok yang sholeh, baik, rupawan, dan kalo bisa buat Alyza pangeran Dubai Arab..”
“AMIIN…paling seriuss ya Tuhan..” jawab Alyza dengan suara kencang.
“Berisik!.. A l y z a..” balas Salwa.
“Jangan keras-keras Zaa.. sekarang lagi sensitive nanti disangkanya kita mendukung sebelah..” tambah Aisha.
“Hahaha.. iya juga” Salwa dan Alyza pun lanjut tertawa.
Merekapun lanjut fokus belajar hingga larut malam. Tersadar minuman yang mereka pesan sudah habis, mereka pun ingin memesannya kembali, untuk menghilangkan rasa kantuk yang meghampiri mereka.
“Aku mau pesan minum lagi, kalian mau sekalian gak?” tanya Aisha.
ADVERTISEMENT
“Mau pesan juga, hmm apa ya, yang bikin gak ngantuk.. Iced Ameicano aja deh..” ucap Salwa
“Aku sama kaya Salwa saja deh. Kamu pesan apa Shaa ?..” tanya Alyza.
“Aku Iced Matcha Latte, gak mau kopi lagi, takut asam lambung naik..” ucap Aisha.
“Jangan kebanyakan minum Matcha, Sha.. gak baik..” balas Alyza.
“Lah, memang kenapa?..” Jawab Salwa dan Aisha bersamaan.
“Bukanya justru kebanyakan minum kopi yang gak baik ?” terus Aisha.
“Iya karena, kalo kebanyakan minum Matcha, nanti banyak matcalahhh hahaha..”
“Ada juga kamu, awas aja kalo kita kena matchalah, gara-gara kamu. Pulang dari sini nangis karena asam lambung naik..” jawab Salwa mengancam.
“Iya nanti air matanya hijau biarin..” ucap Aisha.
ADVERTISEMENT
“Ko, hijau ?” balas Alyza dan Salwa bersamaan
“Karena Air Matcha (air mata) hahaha..” kata Aisha.
“Wah pada gak beres nih kalian, apa karena kebanyakan belajar ?, apa kita pulang aja? Hahah..” Ucap Salwa bergurau.
Aisha dan Alyza pun hanya ikut tertawa dan langsung pergi memesan.
mereka saling membantu satu sama lain, belajar bersama, dan memberikan dukungan. Setelah melewati masa-masa sulit dan meraih prestasi bersama, mereka semakin yakin bahwa keputusan untuk menjaga persahabatan mereka adalah keputusan yang bijak.
Pada hari kelulusan, ketiganya duduk bersama di barisan depan, menikmati momen indah mereka bersama. Hasby, dan teman-teman lainya juga saling mengabadikan momen bersama, bertukar hadiah, bunga juga saling memberikan ucapan terima kasih atas dukungan dan kebahagiaan yang telah mereka bagi selama ini di masa SMA mereka.
ADVERTISEMENT
Bagian 3: College.
Seiring berjalannya waktu, ketiganya menjalani perjalanan hidup masing-masing. Meski Aisha, Alyza dan Salwa berada di kampus yang sama, bukan berarti mereka bisa bertemu dengan mudah seperti dulu. Karena mereka sibuk dengan kesibukannya masing-masing.
Aisha sebagai anak Sastra Indonesia, yang sibuk dengan tugas KTI (Karya Tulis Ilmiah) nya, Alyza anak yang bosan belajar di masa SMA, justru mengambil jurusan PGSD, dan Salwa gadis yang bijaksana yang suka membaca buku, memilih untuk menekuninya dan memilih jurusan Ilmu Perpustakaan.
Di tahun ketiga, mereka di wajibkan untuk mengikuti kegiatan magang di luar kampus, mereka bertiga setuju untuk magang ditempat yang sama. Saat pembagian kelompok di tempat magang, ada satu pria yang datang menghampiri mereka yang merupakan anggota kelompok mereka juga, ternyata itu adalah Hasby teman satu SMA mereka dulu.
ADVERTISEMENT
“Haii guys.. kalian apa kabar ?” tanya Hasby kepada Aisha, Alyza dan Salwa.
“Baikk..” jawab mereka serempak.
“Kamu ikut magang juga, bisa kebetulan gini ya.. kita satu kelompok.” tanya Alyza.
“Iya nih, gak sangka juga kita bisa ketemu dan satu kelompok juga..” kata Hasby.
“Untung kita sudah saling kenal, jadi gak perlu penyesuaian lagi, jadi gak canggung-canggung banget lah ya.. “ ucap Salwa.
“Hidup memang gak bisa di tebak yaa.. walaupun, di antara kita bertiga, dulu gak bisa menjalin relationship sama kamu, setidaknya sekarang kita menjalin internship bersama hahaa…” Kata Aisha.
“haha..haha..haha.. bener juga” jawab Hasby.
Mereka tertawa bersama, sambil mengingat masa-masa SMA dulu.
Tiga bulan berlalu, kegiatan magang pun telah usai, mereka kembali ke kampus masing-masing, dan sibuk mengejar mimpi-mimpi mereka.
ADVERTISEMENT
Waktu berlalu begitu cepat, Aisha mengejar impian menjadi penulis, Alyza menjadi seorang guru, Salwa menjadi Aparatur Negeri Sipil, dan Hasby yang menjadi seorang presenter. Meskipun jarak dan waktu memisahkan mereka, persahabatan mereka tetap kokoh.
Cerita ini mengajarkan bahwa cinta dan persahabatan dapat hidup berdampingan. Keputusan untuk tidak menjadikan perasaan cinta sebagai hambatan bagi persahabatan membuat kisah mereka tetap indah, memberikan pelajaran tentang kebijaksanaan, pengertian, dan keindahan dari sebuah ikatan yang kuat.
Tamat.