Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Yuk Milenial, Dukung Dunia Pertanian Indonesia dengan #BeraniEkspor!
7 Juli 2019 23:40 WIB
Tulisan dari Nia Haryanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai orang yang awam dengan dunia pertanian, saya benar-benar dibuat kaget dengan penuturan Pak Ali Jamil di acara AgriTalk Berani Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia, beberapa waktu yang lalu, di Hotel Harris Ciumbuleuit, Bandung. Bagaimana tidak, beliau yang merupakan Kepala Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak sekali hasil pertanian yang potensial untuk diekspor. Bahkan dari sekian banyak hasil pertanian ini, di antaranya merupakan produk emerging. Yang di luar negeri sana memiliki nilai yang sangat mahal. Yang mungkin saja, di kita justru barang-barang ini bahkan tidak memiliki nilai sama sekali.
Penuturan Pak Ali Jamil memang banyak menambah wawasan baru buat saya. Tak hanya mengenai hasil-hasil pertanian. Tentang badan yang dikepalainya juga. Iya, baru kali itu saya mengetahui tentang adanya badan ini. Apa Anda tahu Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia? Atau malah baru mengenalnya? Jika iya, yuk simak terus tulisan saya ini.
ADVERTISEMENT
Barantan RI
Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia (Barantan RI) merupakan unit eselon satu Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Badan ini memiliki tugas di dalam menjaga dan melindungi kelestarian sumber daya alam hayati di Indonesia, untuk tujuan kesejahteraan dan keamanan pangan masyarakat.
Simpelnya, tugas Badan Karantina Pertanian ini adalah menjaga masuk, keluar, dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang akan diekspor dan juga diimpor. Jadi sebelum ada produk pertanian yang masuk atau ke luar, lebih dulu produk ini diteliti oleh Badan Karantina Pertanian.
Dunia Pertanian yang Menjanjikan
Sungguh, mendengar semua penuturan Pak Ali Jamil mengenai berbagai macam hasil pertanian di negara kita, yang begitu bermanfaat dan dibutuhkan bangsa luar, saya jadi merasa bangga. Ternyata jerih payah petani kita begitu besar value-nya. Pantas saja jika sektor pertanian memberi andil GDP (Gross Domestic Product) kepada negara di nomor 2 teratas.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, di balik berharga dan bernilainya produk hasil pertanian, ada banyak sekali hal yang membuat miris. Misalnya saja adalah kesejahteraan para petani yang masih berada di bawah rata-rata tingkat kesejahteraan golongan lain, serta sangat minimnya keterlibatan generasi muda di dalam dunia pertanian. Hal yang saya sebut pertama, kebanyakan karena masih banyaknya petani yang terjerat sistem tengkulak. Sementara harga produk di pasaran tinggi, di tingkat petani, produk pertanian harganya rendah. Para tengkulaklah yang banyak mengeruk keuntungan. Ada pun untuk permasalahan kedua, itu dilihat dari dominannya orang-orang lanjut usialah yang bertani. Dan motivasi untuk bertani pada anak muda, terutama generasi milenial, itu masih sangat rendah.
Inilah salah satu tujuan dari acara-acara dan sosialisasi semacam talk show yang saya ikuti kemaren itu. Mengajak para generasi muda, terutaman milenial untuk ikut mendukung bidang pertanian. Masa depan bidang ini sangat menjanjikan, lho. Sebab produk pertanian yang dihasilkan bisa diekspor ke luar negeri. Tapi tentu, sebelum diekspor ada tahapan-tahapan yang harus dilalui produk pertanian tersebut. Salah satunya adalah kondisinya yang baik serta bebas hama dan penyakit. Dan Barantan-lah yang berwenangnya.
ADVERTISEMENT
Iya, sebelum diekspor, produk pertaniannya dikarantina terlebih dahulu untuk diteliti kondisinya. Tujuannya tentu supaya komoditas pertanian Indonesia masuk ke pasar luar negeri itu sudah terjamin kesehatannya sesuai persyaratan sanitary and phytosanitary (SPS) dari negara tujuan. Sudah pasti, dokumen karantina, terutama dokumen kesehatan dari badan terkait mutlak dimiliki sebelum dipasarkan.
Yuk Milenial, Dukung Dunia Pertanian!
Dunia pekerjaan semakin sempit. Persaingan ketat, terutama dalam bidang indsutri begitu nyata terlihat. Tapi dunia pertanian berbeda. Bisa dibilang, bidang pekerjaan ini masih longgar. Padahal keuntungannya sangat menjanjikan. Apalagi jika bisa masuk pasar mancanegara. Iya, mengekspor ke luar negeri.
Jika Anda berminat atau memang sudah terjun ke dunia pertanian, dan ingin menjual produk pertanian ke luar negeri, Anda tak perlu pusing. Berdiskusi denga Badan Karantina Pertanian bisa jadi solusinya. Di sana Anda akan mendapat bimbingan dan pelatihannya. Apalagi sekarang Badan Karantina Pertanian juga menciptakan program Ayo Galakkan Ekspor Generasi Milenial Bangsa (Agro Gemilang). Yang tujuannya untuk mempersiapkan dan mendorong para petani muda untuk memasuki pasar ekspor (go international). Sudah pasti Anda akan dibantu.
ADVERTISEMENT
TaniHub
Dalam kesempatan Talk Show kemarin, hadir pula Pak Edison Tobing yang merupakan VP of Finance TaniHub. Beliau memaparkan berbagai fakta dan kenyataan yang terjadi di antara para petani. Melalui layanan berbasis aplikasi TaniHub-nya, beliau mampu membantu para petani lokal untuk dapat menjual hasil panen mereka kepada para individu maupun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai wilayah.
Nah!
Mengenal lebih jauh dunia pertanian sungguh sangat membanggakan dan memotivasi. Saya yang sebenernya masih keturunan petani rasanya tertarik untuk bisa terjun dengan bidang yang pernah digeluti orang tua saya ini. Sangat menjanjikan! Apalagi jika saya bisa ekspor ke luar negeri hasil pertaniannya. Saya juga tidak sendiri. Ada banyak pihak yang akan membantu, seperti Badan Karantina Pertanian dan juga TaniHub.
ADVERTISEMENT
Semoga saja deh, para milenial juga bisa melihat peluang ini. Peluang emas yang masih terbuka lebar. Yuk ikut dukung dunia pertanian dengan #BeraniEkspor. #142KarantinaMelayani kita semua dengan sebaik-baiknya.