Konten dari Pengguna

Harga Kopi Arabika Mentah Melonjak Pada Masa Pandemi Covid-19

Nia Salsabiila Jamil
Mahasiswa UIN JAKARTA
4 Juni 2022 9:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Salsabiila Jamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kopi Arabika. (Sumber: RimbaKita.com)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Arabika. (Sumber: RimbaKita.com)
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi dengan urutan keempat di dunia. Keempat negara tersebut ialah Vietnam, Colombia, Brazil dan Indonesia. Terdapat kira-kira 67% yang di ekspor untuk total produksi kopi, dan tersisa 33% yang digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan yang ada di dalam negeri. lebih tinggi di pasar Internasional. Pada masa Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kelesuhan pada usaha bisnis. Di mana banyak bisnis yang terpaksa untuk menutup bisnisnya dikarenakan adanya pandemi yang menjadikan usaha bisnis mengalami penurunan pada keuntungan perusahaan. Namun hal ini justru berbeda dengan usaha bisnis kopi yang mana pada masa Pandemi Covid-19 membawa berkah bagi bisnis kopi khususnya pada kopi Arabika. Harga kopi Arabika mentah pun mengalami pelonjakan pada masa Pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia tanaman kopi yang dikembangkan terdiri dari dua jenis tanaman kopi diantaranya kopi Arabika dan Kopi Robusta. Kopi Arabika ialah salah satu jenis kopi yang dikatakan sebagai kopi tradisional. Kopi Arabika dapat dikembangkan di lingkungan kopi Arabika yang dapat ditanami dan dapat tumbuh, adapun daerah yang digunakan untuk menanam kopi Arabika ini di Nusa Tenggara Timur, Sumatra Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali dan lain-lain. Kopi Arabika dikenal dengan kopi yang bercita rasa asam dan pahit.
Pada masa Pandemi Covid-19 memberikan keuntungan pada usaha kopi khususnya pada jenis kopi Arabika dikarenakan konsumsi kopi pada rumahan dan kopi instan mengalami peningkatan. Baru-baru ini kopi Arabika menjadi sorotan, hal ini dikarenakan adanya fluktuasi dengan harga yang tinggi. Ketika kedai kopi di seluruh dunia banyak yang menutup usahanya, konsumen segera untuk pergi ke supermarket membeli kopi jenis Arabika mentah dan kopi Arabika serbuk.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia salah satu daerah yang memproduksi jenis kopi Arabika di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Pada panen raya pada tahun 2020 harga untuk jenis kopi Arabika mentah mengalami kenaikan yang drastis. Harga kopi Arabika naik dikarenakan banyaknya permintaan yang cukup tinggi dari para konsumen kopi Arabika mentah, konsumen itu berasal dari Temanggung itu sendiri, luar daerah Temanggung, dan pabrikan dari kopi. Kopi Arabika Temanggung banyak dicari oleh penikmat kopi disebabkan kopi Arabika mempunyai kekhasan pada cita rasanya yang tidak dapat dijumpai di kopi yang lainnya. Sehingga menyebabkan banyak konsumen yang membeli kopi mentah jenis Arabika ini. Selain itu pada masa Pandemi Covid-19 pemerintah memberikan aturan mengenai adanya lockdown di seluruh wilayah. Sehingga untuk penikmat kopi tidak dapat pergi keluar merasakan kopi. Dengan demikian konsumen membeli kopi jenis ini untuk dijadikan stok di rumah dan bisa tetap menikmati kopi. Hal inilah yang menyebabkan permintaan pada kopi Arabika mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
Di Kabupaten Temanggung untuk harga dari jenis kopi Arabika mengalami peningkatan harga yang pesat di bulan November 2020, yaitu Rp 24.000 per kilogram padahal ketika panen harga kopi Arabika berkisar Rp 20.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga kopi mentah Arabika dibeberapa daerah mengalami peningkatan sebesar 50 persen sejak 12 bulan terakhir, hingga pada Juli 2021 tercapainya level tertinggi sejak tujuh tahun terakhir sesudah adanya kerusakan dan kekeringan yang diakibatkan oleh embun beku di negara utama, yaitu pada negara Brazil. Terjadinya reli harga dikarenakan tingginya biaya pengiriman dan kekurangan pada kontainer pengiriman. Sebagian besar bisnis kopi mengalami hal yang sulit dalam usahanya, seperti mengganti ke biji yang lebih murah atau dinaikkannya harga kopi Arabika mentah. Namun sebagai penikmat kopi yang mempunyai kecenderungan menikmati kopi dan telah kecanduan dengan demikian dalam mengonsumsi tidak akan banyak merugikan, khususnya pada permintaan pada masa pandemi yang masih belum pulih.
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 telah menghapus adanya penargetan untuk pertumbuhan kopi olahan jenis Arabica pada tahun ini sebesar 0 persen. Akan tetapi produksi untuk olahan kopi pada tahun ini tumbuh dengan berkisar 4,5 persen hingga 9 persen. Sebelumnya pada tahun lalu produksi pada olahan kopi Arabica mentah telah tercapai sebesar 600.000 ton dan dibandingkan pada masa Pandemi Covid-19 mengalami kenaikan pada olahan kopi Arabica mentah sebesar 660.000 ton hingga 720.000 ton.
Kasdi Subagyono selaku Direktur Jenderal Perkebunan, menjelaskan bahwa adanya kesempatan ini harus digunakan sebaik mungkin, yag tentunya didukung dengan kelancaran pada sarana distribusi, khusnya dimanfaatkannya paltform daring/e-commerce. Dia pun menambahkan berdasarkan pada data BPS yang telah dilakukan pengolahan oleh Ditjen Perkebunan bahwa untuk ekspor kopi jenis Arabica dari Indonesia ke Uni Eropa tercatat dengan total 269.000 ton yang senilai dengan US$58,9 juta. Sedangkan untuk ekspor ke Amerika di waktu yang sama dengan Uni Eropa tercatat dengan total 207.000 ton yang senilai dengan US$83,8 juta.
ADVERTISEMENT
Untuk negara Brazil yang merupakan negara dengan penghasil kopi terbesar di dunia, mengalami tahun yang luar biasa pada masa pandei ini. Panen kopi Arabica mentah yang awalnya mengalami naik turun dari tahun ke taahun namun pada masa Pandemi Covid-19 mengalami peningkatan dengan jumlah yang besar. Tercatat Brazil mampu berproduksi sebesar 67.9 juta karung kopi Arabica, dengan setiap karungnya mempunyai bobot sebesar 60 kilogram. Tidak hanya Brazil, beberapa daerah di Indonesia pun mengalami kenaikan yang cukup pesat, yang mana harga kopi Arabika mentah mengalami pelonjakan pada masa Pandemi Covid-19 sehingga pendapatan yang diperoleh para produksi juga meningkat.
Beberapa petani kopi di Indonesi harus terus mengikuti perkembangan zaman, di mana penggunaan teknologi sudah makin pesat. Untuk tetap mempertahankan posisi tersebut diperlukan peningkatan pada pangsa pasar internasional dengan menggunakan beberapa faktor pengaruhnya. Baik dari internal maupun eksternal. Salah faktor yang dapat membantu Indonesia untuk terus bersaing di pasar internasional adalah peningkatan kualitas kopi, hal ini juga dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi kepada petani. Biji kopi yang paling banyak diminati adalah Arabica sehingga peningkatan kualitasnya perlu ditingkatkan. Sistem perdagangan yang digunakan oleh para petani kopi di Indonesia juga perlu diubah menjadi sistem yang lebih intensif.
ADVERTISEMENT