Konten dari Pengguna

Mempelajari Kebudayaan melalui Kiyomizu Temple di Kyoto, Jepang

Nia Septiani
Mahasiswa jurusan Pariwisata di Universitas Indonesia
17 Desember 2022 15:59 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Septiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Niche Tourism, juga disebut Special Interest Tourism adalah jenis wisata di mana terdapat suatu destinasi yang dikhususkan untuk wisatawan dengan ketertarikan tertentu. Salah satu bagian dari Niche Tourism adalah Cultural Tourism atau wisata budaya. Menurut Tylor (1871), kebudayaan adalah sistem yang bersifat kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, destinasi wisata budaya yang akan dibahas adalah Kiyomizu Temple karena merupakan destinasi yang terkait dengan kebudayaan, khususnya dengan agama Buddha yang merupakan agama mayoritas kedua mayarakat Jepang. Destinasi wisata sejenis ini patut dipromosikan sebagai bentuk pelestarian dan perkenalan kepada dunia terhadap kebudayaan yang ada di suatu kawasan untuk saling menghormati dan meningkatkan rasa toleransi terhadap perbedaan budaya yang ada.
Jika kamu memiliki rencana untuk berkunjung ke Jepang dan senang mempelajari kebudayaan dari Negeri Sakura ini, maka kamu wajib memasukkan Kiyomizu Temple sebagai destinasi wisata prioritas karena merupakan salah satu situs Warisan Dunia UNESCO khas di Kyoto. Kiyomizu Temple merupakan salah satu kuil Buddha kuno terkenal yang ada di Jepang. Kuil tersebut dibangun pada tahun 780 di lokasi Air Terjun Otowa di perbukitan berhutan tepatnya di sebelah timur Kyoto. Destinasi wisata ini dibuka untuk umum baik anak-anak hingga orang dewasa mulai dari pukul 06:00 hingga 18:00. Untuk memasuki destinasi wisata ini, kamu hanya perlu membayar sebesar 400 yen per orang.
Photo by Ritz on Unsplash
Kiyomizu Temple terkenal dengan panggung kayunya yang menjorok keluar dari aula utamanya, yakni 13 meter di atas lereng bukit. Jika kamu berdiri di panggung ini, maka kamu akan melihat pemandangan yang indah dari banyaknya pohon sakura dan maple di bawahnya khususnya pada saat sedang musim semi dan musim gugur, serta pemandangan kota Kyoto dari kejauhan.
Photo by Griffin Quinn on Unsplash
Di belakang aula utama Kiyomizu Temple terdapat Kuil Jishu, sebuah kuil yang didedikasikan untuk dewa cinta dan perjodohan. Di depan kuil tersebut terdapat dua buah batu yang berjarak 18 meter. Konon katanya, jika berhasil berjalan tepat ke depan batu-batu tersebut dengan mata tertutup maka keinginan kita akan tercapai dan beruntung dalam persoalan cinta.
ADVERTISEMENT
Photo by erika m on Unsplash
Air Terjun Otowa terletak di dasar aula utama Kiyomizu Temple. Perairannya dibagi menjadi tiga aliran terpisah. Setiap aliran air konon memiliki manfaat yang berbeda-beda, yaitu dapat memperpanjang usia, sukses dalam pendidikan, dan membawa keberuntungan dalam kehidupan percintaan. Namun, jika meminum air dari ketiga aliran tersebut akan dianggap serakah.
Photo by Sebastian Kurpiel on Unsplash
Bangunan lain yang ada di kawasan Kiyomizu Temple, yakni Aula Okunoin, yang menyerupai aula utama dalam skala yang lebih kecil dan juga memiliki panggung. Di area ini terdapat aula yang didedikasikan untuk Shaka Buddha dan Amida Buddha. Di sekitar pintu masuk Kiyomizu Temple, di luar area berbayar, berdiri berbagai bangunan kuil lainnya, termasuk pagoda bertingkat tiga berwarna merah terang, gudang sutra, gerbang masuk besar, dan Aula Zuigudo yang didedikasikan untuk ibu Buddha.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi tambahan untuk kamu yang tertarik mengunjungi destinasi wisata ini, kamu dapat mengunjungi Kiyomizu Temple dari Stasiun Kyoto dan naik bus nomor 100 atau 206 dengan jarak waktu tempuh hanya sekitar 15 menit dan cukup membayar sebanyak 230 yen lalu turun di halte bus Gojo-zaka atau Kiyomizu-michi. Dari halte tersebut, kamu harus berjalan menanjak sekitar 10 menit ke kuil.
Dari tulisan di atas tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu kawasan memiliki kebudayaan tersendiri yang juga memiliki makna mendalam bagi masyarakatnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk mempelajari budaya baru dalam rangka menambah ilmu dan wawasan, serta meningkatkan rasa toleransi dan saling menghormati.