Konten dari Pengguna

Mengembalikan Esensi Pernikahan Sesuai Sunnah

Nia Tasmiasari
Mahasiswi Universitas Islam Indonesia Jurusan Studi Islam Program Studi Ahwal Syakhsiyyah 2022
30 Oktober 2024 14:09 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Tasmiasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Kitab Bulughul Maram. Bab Nikah yang menjelaskan tentang anjuran menikah bagi yang sudah mampu. Kredit Foto: Nia Tasmiasari/Mahasiswi Universitas Islam Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Kitab Bulughul Maram. Bab Nikah yang menjelaskan tentang anjuran menikah bagi yang sudah mampu. Kredit Foto: Nia Tasmiasari/Mahasiswi Universitas Islam Indonesia.
ADVERTISEMENT
Oleh : Nia Tasmiasari
Mahasiswi Universitas Islam Indonesia (Jurusan Studi Islam, Prodi Ahwal Syakhsiyyah 2022)
ADVERTISEMENT
Akhir akhir ini, sudah banyak trend tentang marriage is scray “Takut Pernikahan atau pernikahan menakutkan”. Di tambah lagi yang sedang begitu ramai tentang isu di media sosial terkait permasalahan ini, terlebih yang baru beberapa bulan lalu viral tentang KDRT dari seorang influencer .
Marriage is scary ? Apakah benar marriage is scary itu ada ? Jawaban nya, “Ya”. Itu memang benar ada nya, apabila kita menikah hanya bermodalkan dengan cinta semata tanpa ada nya ilmu, terlebih ilmu ilmu syariat yang menjadi landasan pegangan kita untuk menjalin hubungan dalam rumah tangga. Tak terbayang, bagaimana jadi nya rumah tangga tersebut yang tidak di landaskan pada ilmu ilmu syariat ?
Marriage is scray, jika kita tidak menemukan pasangan yang tepat. Marriage is scary jika kita tidak tau tujuan dari pernikahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Disamping viral nya issue marriage is scary, saya teringat beberapa pekan lalu, saat mengikuti seminar pemikiran dan peradaban islam yang diadakan oleh “PKU UNIDA Gontor”, dalam seminar tersebut kami banyak berdiskusi dan salah satu tema nya adalah tentang “Konsep pernikahan dalam worldview islam : Respon atas fenomena whitehood”. Istilah whitehood ini juga ternyata sudah mempengaruhi para wanita yang ingin melakukan hal tersebut, dikarenakan ketakutan nya akan terjadi konflik yang ada didalam rumah tangga. Singkat cerita, dalam webinar tersebut saya akan menyampaikan kesimpulan bahwa wajar jika sebagai wanita, kita mengkhawatirkan akan konflik tersebut, dan bahkan menunda pernikahan disebabkan beberapa alasan pada umum nya, diantaranya karena ingin menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, ingin berkarir, dan ingin menjadi Wanita independent. Namun jangan sampai kita kehilangan esensi dari pernikahan yang telah diajarkan dalam islam tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam diskusi kami, kami membahas bahwa pandangan terhadap fenomena sosial modern terhadap whitehood ini yang semakin banyak di bahas di kalangan masyarakat modern mungkin lahir dari perubahan nilai nilai sosial dan individu, termasuk juga pandangan yang lebih bebas tentang pernikahan dan peran gender.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pernikahan merupakan salah satu ibadah yang terpanjang selama di dunia untuk menuju kampung akhirat. Dengan ada nya perubahan zaman dan perkembangan teknologi, yang dengan mudah nya seseorang mendapatkan sebuah informasi, kini pernikahan itu dihadapkan pada tantangan baru yang bahkan membuat banyak orang merasa takut untuk melangkah lebih jauh ke jenjang pernikahan.
Kali ini, saya tidak akan membahas lebih jauh tentang marriage is scary, melainkan “ Marriage is sunnah”
ADVERTISEMENT
Pernikahan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dan juga pernikahan merupakan sunnah Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Pernikahan seringkali kita dengar dengan istilah ibadah seumur hidup. Dalam konteks inipun, kita harus mengetahui lebih dalam makna nya. Bagaiman sih cara kita untuk berjalan mengatur strategi ibadah yang maksimal ? salah satu cara nya adalah kita mencari pasangan yang sekufu, kemudian maksud dari sekufu di sini, sekufu yang bagaimana? maksud nya adalah orang yang banyak kesamaan latar belakang dan kecocokan hobby dll.
Hal ini cukup mempengaruhi seberapa jauh komunikasi yang masuk antara suami dan istri, jadi lebih banyak saling mensupport satu sama lain, karena akan sulit jadi nya apabila pasangan kita hanya mencintai kita saja, tapi tidak mencintai hal hal positif disekitar kita.
ADVERTISEMENT
#Konsep Sunnah Dalam Konteks Pernikahan
Jika kita kutip dan mengulas kembali makna dari konsep sunnah dalam pernikahan ini, akan memiliki makna yang sangat mendalam, yangmana kita mengetahui esensi esensi dari tujuan dan manfaat pernikahan itu sendiri berdasarkan pedoman hidup kita, yaitu Al-Qur’an dan Sunnnah untuk meraih pernikahan bahagia.
Sehingga konsep sunnah dalam pernikahan merupakan panduan yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW agar kita menjalankan ibadah pernikahan ini sesuai dengan syariat yang telah di tetapkan.
Dalil Anjuran untuk menikah adalah :
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ،
وَمَنْ لَمْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ يستطيع
Artinya :
“Wahai para pemuda! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandnagan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa. Karena puasa itu dapat membentengi diri nya.” (H.R Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya.)
ADVERTISEMENT
Dalil bahwa menikah merupakan sunnah Nabi adalah :
النِّكَاحُ سُنَّتِيْ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ: قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
“Nikah itu sunnahku, siapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia tidak mengikuti jalanku.”
Berdasarkan hadis diatas, Sebagian besar ulama termasuk para imam mazhab (Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Ahamd) berpendapat bahwa pernikahan adalah sunnah yang snagat dianjurkan (sunnah muakkadah), terkhusus bagi mereka yang sudah mampu baik secara fisik maupun finansial nya. Selain itu para imam mazhab juga menekankan bahwa pernikahan mempunyai tujuan yang snagat penting untuk menjaga kehormatan, dan menjaga mertabat kita.
Apa Tujuan Pernikahan Dalam Islam ?
Point yang penting untuk diketahui ialah tujuan dari pernikahan sendiri itu apa sih ? seperti yang sering kita dengar,seringkali ucapan selamat yang diucapakan oleh orang orang adalah semoga menjadi keluarga yang samara (Sakinah mawaddah wa rahmah) makna “samara” sendiri mempunyai arti dan makna yang sangat luas dan mendalam.
ADVERTISEMENT
Disini saya akan mengutip makna samara dari perkataan Wahbah Zuhaili dalam tafsir AL-Wasit, dalam membangun keluarga samara yaitu :
من جسد الرجل ليتحقق الوفاق ويكتمل االنس وجعل ب ي خلق المراة خلق النساء لكم من جنس الرجال وجعل بدئ ان المودة اي عىل اقوى اساس واتم نظام ويتم الحياة وتدوم االس ة الشفقة ليتعاون الجنسان عىل اعباء المحبة والرحمة اي الجنسي .السكن واالطمئنان والراحة والهدوء
Makna dari penggalan diatas adalah :
“Bahwa dengan di ciptakannya perempuan bagi kaum laki laki dan perempuan mulai diciptakan dari tubuh laki laki untuk menekankan ketenangan dan kedamaian pada diri manusia dengan diciptakandari tubuh laki laki untuk menekankan ketenangan dan kedamaian pada diri manusia dengan diciptakan antara keduanya yaitu “Mawaddah” yang berarti cinta. Sedangkan “Rahmah” yang berarti rasa kasih sayang dan perhatian terhadap pasangan untuk saling membantu dalam segala urusan keduanya.
ADVERTISEMENT
Sehingga Allah menanamkan rasa cinta diantara laki laki dan perempuan agar mereka bisa saling mendukung dan membantu dalam menghadapi berbagai tantangan persoalan hidup yang akan terjadi dalam rumah tangga secara bersama sama. Dengan cara inilah, akan menciptkan ketenanangan, kedamaian dan menjadi keluarga yang harmonis.
Makna SAMARA menurut pandangan M. Quraish Shihab merupakan sesuatu yang mencakup kebahagiaan, ketentraman, dan keberkahan. Yangmana kata samara dalam rumah tangga ini sering dihubungkan dengan kebahagiaan yang lahir dari harmoni antara suami danistri.
Selain itu juga, tidak ada pernikahan yang lebih bahagia, selain suami istri yang paham agama dan mengamalkan nya, dan menjadikan surga sebagai tempat tujuan untuk berkumpul kembali dalam kehidupan yang abadi. Pasangan suami istri yang memahami ajaran agama dan dapat mengamalkan nya dalam kehidupan sehari hari, dan dapat menyadari dan memahami hak hak dan kewajiban yang ada, dan juga mereka memiliki rasa takut kepada Allah yang dapat mencegah mereka dari menyimpang syariat, maka rasa takut itulah yang akan menjaga mereka dari melakukan hal hal yang tidak disukai dalam pernikahan.
ADVERTISEMENT
Begitulah konsep pernikahan dalam Sunnah Nabi yang bahkan masih banyak manfaat nya untuk kehidupan sehari hari kita sebagai seorang muslim.
Pesan untuk para muslimah diluar sana, jagalah harga diri dan martabat kalian sebagai seorang muslimah, ketahuilah bahwa begitu berharga nya kalian bagaikan perhiasan yang tersembunyi dibawah lautan. Jika kalian bisa menjaga diri kalian dalam penantian yang di tunggu, maka percayalah bahwa Allah akan mendatangkan seseorang yang akan membimbingmu untuk meraih ridhonya hingga jannah nya kelak.
Kita tau bahwa akan banyak tantangan kehidupan dalam pernikahan yang natinya akan dilewati, maka dari itu, kita butuh partner sesurga. Dan sesurga ini begitu berat, sesurga ini juga bukan tentang kelebihan yang di miliki, namun tentang bagaimana kita menjalani nya tanpa ada yang saling tersakiti. Dan kembali lagi semua nya didasari oleh rasa khosyah (rasa takut) kita kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
And the last, saya pernah mendapatkan nasihat dari seorang Ustadzah beliau Mahasiswi Madinah Al-Munawwaroh (Semoga Allah merahmati beliau), dalam pesan nya beliau menekankan sebuah peringatan juga sebagai reminder untuk para muslimah : bahwa para wanita akan menjadi madrasah pertama bagi anak anak nya, namun ketahuilah wanita tidak akan bisa mencetak generasi terbaik, sampai wanita tersebut memenuhi hak suaminya.
Para wanita, hidupmu penuh dengan pengabdian kepada Allah dan suamimu. Maka pilihlah lelaki yang baik agama nya, yang engkau siap berlabuh mengabdikan seluruh hidupmu bersama nya. Maka bertakwalah kamu kepada Allah.
Dalam hal ini, mungkin pernikahan itu yang menakutkan, tapi pemahaman dan eksistensi kita sendiri tentang pernikahan itu sendiri yang sudah jauh dari hakikat nya. Maka dengan mengembalikan esensi pernikahan pada tempat nya, saya yakin dan percaya bahwa kata “sakinah” bisa lebih mudah diraih.. InsyaaAllah Biidznillah.
ADVERTISEMENT