Bertahan Hidup Sebagai Petani Rumput Laut di Tarakan, Kaltara

Pena Pesisir
Komunitas Masyarakat Peduli Pesisir
Konten dari Pengguna
18 Desember 2019 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pena Pesisir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bertahan Hidup Sebagai Petani Rumput Laut di Tarakan, Kaltara
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bau amis di sepanjang jalan menjadi ciri khas pesisir Pantai Amal, Tarakan Timur, Kalimantan Utara (Kaltara). Seorang petani bernama Firman (54 tahun) yang berprofesi sebagai petani rumput laut begitu serius mengais rumput laut miliknya.
ADVERTISEMENT
Di bawah teriknya matahari, dengan keringat yang bercucuran, tak membuat Pak Firman menyerah dalam aktivitasnya itu.
Rumput laut menjadi sumber pendapatan Pak Firman selama memijak Pesisir Pantai Amal . Beliau merupakan perantau dari Sulawesi Selatan yang mengadu nasib di daerah ini.
Setiap malam Pak Firman selalu mencari rumput laut sekitar jam 2 malam sampai subuh hari ketika air sedang surut. Kala itu beliau masih mengandalkan rumput laut yang terbawa ombak untuk dikumpulkan sedikit demi sedikit.
Dengan hasil yang tak pasti, beliau menahan rasa kantuk dalam dinginnya malam untuk menjajaki sepanjang pantai demi mendapatkan rumput laut.
Dari hasil rumput laut yang beliau dapatkan, dikumpul sedikit-demi sedikit dan menjemurnya sampai kering.
Selain mendapatkan penghasilan dari rumput laut, Pak Firman juga bekerja membantu mencuci tali rumput laut milik orang lain. Biasanya dalam 1 tali yang telah ia bersihkan mendapat upah 3 ribu rupiah. Dalam sehari beliau bisa menyelesaikan 15 tali rumput laut.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti disitu saja, Pak Firman juga selalu menyempatkan untuk mencari kerang ketika air laut surut, kemudian menjualnya ke warung makan. Berbagai macam pekerjaan sudah ia lakukan demi mendapatkan rupiah untuk bertahan hidup.
Pak Firman adalah seorang pekerja keras. Waktu menjadi berharga untuk menyelesaikan berbagai macam pekerjaannya. Rasa lelah selalu ia alami, namun demi menyekolahkan anak-anaknya, dia rela banting tulang bersama istrinya di perantauan.
Kadang untuk mengurangi bebannya, istrinya turut ikut bekerja mengikat dan menjemur rumput laut milik orang lain.
Seiring berjalanan waktu, semangat dan pantang menyerah dalam diri Pak Firman membuahkan hasil. Untuk meningkatkan pendapatannya, beliau membeli perahu untuk mencari rumput laut yang lebih banyak.
Untuk memiliki perahu sendiri bukanlah hal yang mudah. Butuh pengorbanan yang banyak untuk membelinya.
ADVERTISEMENT
Mencari rumput laut dengan perahu punya cara tersendiri. Jika awalnya Pak Firman hanya melawan dinginnya malam ketika sedang mencari rumput laut saat air surut, kini bertambah dengan tantangan gelombang besar dan angin kencang di tengah lautan.
Jika tidak, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa ketika pulang, karena dari keadaan itulah rumput laut banyak terjaring di pukat. Besar ombak dan angin kencang yang turut menyelimuti menjadi tantangan tersendiri bagi petani rumput laut walaupun harus bertaruh nyawa.
Oleh : Titin Wahyuni