Kisah Nelayan di Riau: Ekonomi Sulit dan Tradisi Barter Hasil Laut

Pena Pesisir
Komunitas Masyarakat Peduli Pesisir
Konten dari Pengguna
18 Desember 2019 20:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pena Pesisir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kisah Nelayan di Riau: Ekonomi Sulit dan Tradisi Barter Hasil Laut
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sore itu ombak mengombang-ambingkan kapal yang tersusun di pesisir laut Desa Teluk Papal. Pohon bakau yang terkena hembusan angin menari-nari di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Para nelayan hanya bisa merenung sembari memandangi ombak gelombang yang semakin kencang dari kejauhan. Pada bulan Desember mereka pasrah.
Pendapatan mereka nyaris tidak ada karena cuaca buruk. Ladang rezeki utama mereka yaitu laut, saat ini sedang mengamuk.
Bu Minah (42) merasa pendapatan dari hasil laut sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keadaan memaksa mereka harus berhutang di warung terdekat untuk sekedar membeli bahan pokok.
Saat cuaca buruk, mereka harus memutar otak untuk tetap bisa bertahan hidup dari pendapatan di bulan-bulan yang lalu. Saat cuaca buruk, para nelayan bahkan mencari jalan lain dengan cara mengumpulkan plastik-plastik seperti botol bekas yang ada di pesisir laut untuk dijual.
Para nelayan pesisir Desa Teluk Papal jarang memperjual belikan ikan keluar desa. Ada pengepul yang akan mengambil ikan-ikan mereka untuk dibawa ke Pusat Kota.
ADVERTISEMENT
Sistem perdagangan para nelayan pesisir dalam jual beli ikan di Desa Teluk Papal ini dirasa masih cukup unik dan khas. Sistem barter atau tukar menukar barang masih bisa ditemui di sini.
Masyarakat yang datang ke lokasi pemukiman untuk membeli ikan, bisa dengan menukarkan bahan pangan seperti beras dan sayur-sayuran. Disesuaikan dengan jumlah ikan dan ukuran banyaknya yang ditukarkan oleh pembeli.
Para penjual seperti Bu Minah menganggap bahwa sistem barter atau tukar menukar ini masih sering dilakukan. Mengingat banyak pembeli yang merupakan petani.
Dari hasil barter ini mereka bisa makan sayur mayur dan mengkonsumsi beras yang biasanya dibawa oleh petani padi dari hasil panennya.
Meskipun sistem barter masih terus diberlakukan, para nelayan sudah mengenal uang dan mempergunakannya dalam jual beli selain sistem barter. Sistem barter diakui masih tetap tidak menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Oleh: Yana Bistianita