Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tahun 2024, Kemajuan Atau Ancaman Bagi Ekonomi Indonesia Akibat IPTEK?
29 Januari 2024 7:51 WIB
Tulisan dari Nicholas Tandinata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari kita saat ini, teknologi sudah menjadi sesuatu yang melekat pada diri kita baik dalam melakukan pekerjaan sehari-hari,kegiatan ekonomi atau sekedar media entertainment. Mengerjakan pekerjaan? Kita memerlukan bantuan gadget, mencari informasi? Kita bisa menggunakan sarana media seperti Google untuk mencari informasi dan masih banyak lagi aplikasi-aplikasi yang telah mempermudah kehidupan kita sehingga segala hal menjadi praktis dan letaknya hanya di genggaman tangan. Aktivitas perekonomian juga sudah berputar dalam smartphone kita seperti layanan antar jemput, pemesanan makanan secara online, online shopping, dan masih banyak lagi. Namun dari segala kemudahan dan kenyamanan itu, dibaliknya ada fakta pahit yang membuat kita semakin ketergantungan kepada teknologi dan berdampak bagi ekonomi secara negatif.
Pada pasar global, aktivitas ekonomi telah menjadi sebuah lahan peperangan antar negara. Banyak produsen meluncurkan produk mereka melalui media massa dan akibat dari itu, negara-negara yang belum bisa mengolah produk mereka akan kesusahan dalam penjualan produk mereka. Hal ini diakibatkan oleh kualitas produk luar negeri yang lebih bagus dengan harga yang lebih terjangkau. Contohnya dari situasi negara kita saat ini, banyak rakyat lebih memilih membeli produk luar. Hal ini disebabkan oleh harganya yang jauh lebih murah dibandingkan harga produk lokal. Selain dari itu, data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memperlihatkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023 dan menurut data Statista Market Insights, penggunaan e-commerce pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 196 juta. Dengan maraknya diskon dan akibat pandemi COVID-19, masyarakat telah terlalu nyaman dan lebih memilih belanja online yang lebih nyaman, gampang dan murah. Dampak dari akibat ini akan mengancam persaingan produk lokal baik di dalam maupun luar negeri terutama bagi UMKM dan ekonomi menengah. Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia 5% per tahun masih tergolong baik dan nilai rupiah mendekati Rp. 16.000, sifat konsumtif rakyat diperkirakan akan tetap atau bahkan meningkat pada tahun berikutnya. Indonesia diprediksikan akan menjadi negara sukses di 2030 namun itu hanya akan terwujud dengan eksekusi dan management pada bidang ekonomi dan pengolahan SDM yang baik.
Sebagai rakyat Indonesia, kita harus mulai mengapresiasi produk-produk lokal karena walaupun kualitas dan harganya berbeda, roda ekonomi akan berputar di dalam negeri bukan ke luar. Selain dari itu, produk Indonesia sebenarnya tidak kalah keren dengan produk luar negeri hanya saja kita ingin mengikuti trend luar. Produsen-produsen dan SDM Indonesia harus ditingkatkan untuk benar-benar mewujudkan kesehatan bagi negara kita. Mengutip dari sensus Badan Pusat Statistik 2022, saat ini Indonesia didominasi oleh remaja dalam usia produktif dengan angka 69.25 . Para pemuda harus mulai diasah dan diapresiasi oleh masyarakat karena merekalah yang akan berada di garis depan terjadinya kemajuan di Indonesia.
ADVERTISEMENT