Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Hilangny Kreator di Lini Tengah Juventus adalah Koentji Real Madrid Hancurkan Juventus
5 Juni 2017 15:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Daniel Simanullang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Awalnya
Platini, Baggio, Zidane, Laudrup, Pirlo, dan Nedved adalah sederet nama besar yang mewarnai ruang kreasi lini tenah Juventus dari masa ke masa. Nama-nama besar itu memiliki segudang prestasi dan juga kemampuan dalam kiprah mereka tidak usah dipertanyakan lagi. Platini dengan engkel kaki yang fleksibel sehingga di masanya adalah pengirim umpan dan juga eksekutor tendangan bebas yang yahud. Baggio adalah nomor sepuluh terbaik dari Italia. Kemudian ada Zidane sebagai master of puppet yang membuat pertandingan sepak bola menjadi sangat kita cintai karena dari kreasi dan pergerakannnya oleh pria yang berkepala seperti professor ini, sepak bola berubah menjadi sebuah karya seni. Laudrup dengan umpan terukurnya, Pirlo dengan ide ide di kepalanya sebagai seorang metronom tim, dan Nedved dengan lesatan-lesatannya yang menggila sehingga sering dijuluki The Rocket.
ADVERTISEMENT
Tugas dan tanggung jawab yang diemban nama-nama di atas adalah sesuatu yang hilang dalam laga yang di helat di Millenium Stadium kala Juventus menghadapi Real Madrid.
"Mereka hanya kebobolan 3 goal hingga saat sebelum pertandingan ini namun kami mencetak 4 goal dalam 1 pertandingan kepada mereka." Kroos seusasi laga.
Tidak berlebihan memang jika Juventus diunggulkan pada laga kali ini. Bandar dan rumah judi ternama menempatkan Juventus sebagai kampium dan melengkapi trebel mereka musim ini dengan trofi terakhir dari laga yang di helat dikota Cardiff. Faktor historis juga sangat melekat dalam pertandingan ini. Banjir goal telah terprediksi akan terjadi mengingat setiap laga final UCl di ranah United Kingdom akan menghasilkan nominal rata-rata 3.1 goal ( hanya kalah dari laga di tanah Prancis yang nomonal goalnya rata 3.5 goal) . Sebelum pertandingan, nampaknya hal ini oleh Juventus akan dimentahkan mengingat lini pertahanan yang merupakan racikan Max Allgeri termasuk paling solid di Eropa.
ADVERTISEMENT
Kemudian faktor mitos juga tidak bisa dikesampingkan dalam laga ini.
Dari kubu Real Madrid mereka terbebani akan mitos bahwa petahana juara UCL tidak pernah mencatat back to back sejak berubah format menjadi seperti sekarang.
Dari kubu Juventus mereka terbebani mitos seperti yang dikatakan Pedrag Mijatovic sebelum laga, "Juventus adalah tim terbaik namun di laga final UCL mereka adalah pecundang." itulah yang terucap dari seorang pemain yang termasuk gerombolan yang mempecundangi Zidane dan kawan-kawan kala Zidane masih bersergam Juventus.
Kemudian tidak lupa juga sosok Buffon yang termasuk dalam gerombolan pecundang UCL bersama Ronaldo buncit, Ibra, Cannavaro, dan Fabregas (Jika ada yaang terlupa silahkan ditambahkan)
Allegri vs Zidane
Sumber gambar : Whoscored.com
ADVERTISEMENT
Pertandingan ini juga merupakan salah satu laga tarung antar peracik strategy ternama di Eropa kali ini. Zidane bila dibandingkan dengan Max Allegri seolah menjadi anak bawang dalam dunia kepelatihan mengingat CV seorang Max lebih penuh dalam menakhodai berbagai klub. Namun pada aplikasinya Zidane yang notabene mantan pemain kelas dunia mampu menasbihkan namanya menjadi salah satu manajer muda terbaik dengan gelar yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi beberapa pekan sebelumnya Zidane berhasil membawa pulang trofi La Liga ke Bernabeu. Sedangkan Max Aleggri lewat Juventus edisi racikannya berhasil seperti biasa meraih gelar Scudetto Seri A (Saya doakan agar Juventus dalam 20 musim ke depan tetap juga meraih gelar Scudetto)
ADVERTISEMENT
Strategi Juventus vs Ledakan Penyerang Real Madrid
Sumber : Livescore.com
Inilah core strategy Juventus di tangan Aleggri. Sebagai orang Italia dengan darah cattenacio, dia memainkan formasi 3-4-1-2 style bandul dengan beberapa poin berikut.
- Saat diserang dari sisi kanan, mereka akan menjadikan Barzagli sebagai bek kanan dadakan karena Alves sudah ketinggalan. Transformasi perubahan Barzagli dari bek tengah begeser ke sisi kanan, kedalaman lobang yang ditinggalkan akan ditutup oleh Pjanic dan Khedira menjaga area pressing. Sedangkan di sisi kiri Alex Sandro akan berubah jadi bek kiri untuk menutup gebrakan Carvajal dan Modric. Mandzukic akan mengambil tugas dan tanggung jawab Sandro kala aliran serangan Real Madrid dipatahkan.
ADVERTISEMENT
- Sebaliknya jika diserang dari sisi kiri, Chiellini akan berubah jadi bek kiri (posisi aslinya sebelum mapan jadi bek tengah) dimana Alex Sandro sudah ketinggalan kala kreasinya di putus oleh pemain-pemian sisi kanan Real Madrid dan Alves mengambil tanggung jawab sebagi bek kanan untuk menutup ruang pemain Madrid (Marcelo dan Kroos) di posisi ini. Posisi ini dalam pertandingan sangat krusial bagi Juventus, mereka melipatgandakan tanggung jawab kepada Mandjukic sebagai filter awal serangan Real Madrid. Maka tidak terlalu heran jika Carvajal keteteran di posisi ini dan terlibat benturan fisik dan chaos. Untung saja Modric dan Casemiro berhasil melindungi area tugas Carvajal.
- Kala menyerang, Juventus akan mendistribuskan bola kepada sisi sayap yang notabene di sisi ini Real Madrid kalah banyak pemain. Khedira, Pjanic, Dybla diinstruksikan agar membangun serangan berbasis ke sayap.
ADVERTISEMENT
Namun di sini lah hadirnya kerinduan akan sosok-sosok nama legendaris di atas. Juventus tidak lagi memiliki pemain yang mampu jadi Maestro, Metronom atau kreator serangan yang bisa mengirim bola dengan presisi dan akurasi tinggi unutk mengubah serangan lawan menjadi serangan balik mematikan dengan memanfaatkan kosongnya area yang ditingglkan lawan. Sepeninggal Pirlo, sebenarnya posisi inilah yang jadi titik paling lemah dari Juventus namun tidak terlalu diperdebatkan mengingat mereka punya bek-bek solid kelas dunia. Oleh karena itu, secepatnya Veratti dibeli saja, kalau bisa mengalahkan transfer Pogba karena p0sisi ini sangat krusial
Secara umum inilah formasi Real Madrid dalam laga final UCL 2017. Dengan beberapa point berikut.
- Hilangkan kebiasaan mengirim umpan silang kepada Ronaldo yang dijadikan targetman karena dari segi peluang untuk berhasil memanfaatkan peluang itu jadi goal hanya berkisar 33, 3 % mengingat sisanya akan dihalau oleh 3 bek tengah Juventus. Maka Roanldo harus diberikan tugas free role.
ADVERTISEMENT
- Karim Benzema diinstruksikan menjadi pemain pembuka celah lewat pergerakannya guna memberi ruang bagi lini kedua Real Madrid lewat Isco. Kroos, Modric, dan Casemiro.
- Isco oleh Zidane diberikan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dirinya kala bermain . Zidane mengatakan agar Isco berbuat sesuka hatinya dengan bola namun tetap memiliki tanggung jawab kala kehilangan bola tersebut.
-Kroos dan Modric memanfaatkan minimnya visi bermain Kheidira dan Pjanic. Membonsai sentuhan dan cemerlangnya seorang Dybala. Puncak dari minimnya kontribusi dari Dybala adalah kartu kuning yang ia terima karena melanggar Kroos.
Melihat posisi krusial yang berhasil dikuasai oleh Modric dan Kross sebenarnya sudah bisa ditebak akan jadi apa lini pertahanan Juventus kala itu. Mereka memang sabar menghadapi bombardir serangan Madrid namun momentum Madrid kehilangan bola tidak bisa diimbangi oleh pemain tengah dan depan Juventus. Dengan kalimat lain mereka hanya menunggu waktu gawang merkea dijebol pasrah.
ADVERTISEMENT
Opsi umpan yang diiinstuksikan Zidane kepada pemain-pemain sayapnya adalah umpan tarik mendatar dan umpan tanggung. Kita tidak terlalu banyak melihat umpan silang (yang sering diejek olee beberapa pihak yang gregetan dengan istilah crossing FC)dilakukan oleh Real Madrid karena umpan silang melambung hanya menghasilkan kesia-siaan. Ada satu momen dimana umpan silang dikirimpan oleh Marcelo dari sisi kiri namun berhasil dibloking oleh pemian bertahan Juventus.
Hasilnyanya bisa kita lihat.
-Goal Ronaldo dengan umpan tarik Carvajal dengan memanfaatkan serangan balik yang gagal diredam Khedira dan Sandro.
-Goal Mandjukic berasal dari keteterannya Carvajal menutup ruang gerak Sandro dan Manjukic.
- Goal Casemiro berasal dari pola serangan dari sisi kiri kala Marcelo dan Isco memberi umpan tarik kepada Kroos dan hasil tendangnnya berhasil di blok pemain Juventus namun langsung disambar oleh Casemiro, goal ini adalah gabungan momentum dan juga keberuntungan
ADVERTISEMENT
-Goal Ronaldo memanfaatkan rontoknya sisi kiri yang ditinggalkan oleh Sandro dan oleh Modric tugas dan tanggung jawab Carvajal di sisi ini kala menyerang dia selesaikan dengan umpan tanggung kepada Ronaldo . Perubahan fase bertahan tidak bisa dihadapi oleh Bonocci dan Chiellini karena tidak menyangka Modric akan memberi umpan tanggung dan bergerak seperti itu.
- Sedangkan goal Asensio prosesnya seperti goal Casemiro namun umpan tariknya dapat diselesaikan oleh Asensio tanpa bisa diblok oleh pemain Juventus.
Akhirnya peluit panjang bergema dan unutk kali ketujuh Juventus menjadi pencundang di partai final
Hala Madrid