Manchester United vs Chelsea: Ugal-Ugalan Gol ke Gawang Kepa

Daniel Simanullang
Pandit abal2 Sepak Bola , Tarot Reader, Madridista, Pemain DOTA 2 role Support :),
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2019 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel Simanullang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wan-Bissaka berduel dengan Emerson Foto: REUTERS/Phil Noble
zoom-in-whitePerbesar
Wan-Bissaka berduel dengan Emerson Foto: REUTERS/Phil Noble
ADVERTISEMENT
Bagi saya, pertandingan big match pekan pertama Liga Inggris, Manchester United vs Chelsea, Minggu (11/8), adalah pertandingan yang menyuguhkan sepak bola ala Inggris era 90-an. Minim taktik dan possesion ball ala-ala Pep, minus sepak bola atraktif ala Pochetino, dan penuh dengan kegilaan di sektor sayap. Jumlah gol pun terbilang 'ugal-ugalan', meskipun yang terkoyak hanya gawang tim tamu.
ADVERTISEMENT
Pertandingan ini sangat saya tunggu, mengingat performa Lampard di Derby County sangat menyita perhatian saya. Pun demikian Solksjaer yang ingin membuktikan diri dengan komposisi pemain yang sesuai keinginannya--meski ada juga transfer yang tak terealisasi. Harapan saya adalah akan ada duel taktik dan strategi menarik, serta kedua tim silih berganti mencetak gol atau sekadar menciptakan peluang.
Ole dan Lampard adalah pemuja sepak bola menyerang, apalagi Lampard. Pria 41 tahun ini adalah penganut gaya sepak bola 'ugal-ugalan' ala Inggris. Ketika membidani Derby County, sektor sayap jadi prioritas arah serangan dan striker yang ada harus klinis.
Setali dua uang dengan Ole. Meski musim lalu Ole babak belur bersama MU, tidak dapat dimungkiri bahwa Ole adalah pemuja sepak bola menyerang. Pragmatis adalah kata haram bagi pria Norwegia.
ADVERTISEMENT
Intinya, sejak awal saya berharap pertandingan ini 'ugal-ugalan'.
Formula Lampard dan Kejelian Ole
Kedua tim menyuguhkan hal menarik. MU menduetkan Maguire dengan Lindelof di sisi tengah pertahanan, sisi kiri diisi Shaw yang harus mengoptimalkan kecepatannya guna meneror sisi kanan Chelsea. Lini tengah diisi oleh Pogba dengan sokongan 'anjing penjaga' seperti McTominay dan Andres Pereira. Lini depan diisi oleh Martial dan Rasford.
Chelsea menduetkan Zouma dan Christiansen di jantung pertahanan, sementara sang kapten, Azclipueta, di sisi kanan (ini yang jadi tumit achilles Chelsea pada pertandingan ini), lalu di sisi kiri ada Emerson. Lini tengah diisi oleh Kovacic, Mount, dan Jorginho. Pedro dan Barkley menyokong Abrahams yang mudik setelah dipinjamkan dari Aston Villa dengan catatan impresif.
ADVERTISEMENT
Formula Lampard sebenarnya ingin memaksimalkan Emerson dengan kecepatannya dan juga kreasi Barkley, namun oleh Ole semua itu dijawab dengan membuat Azclipueta menjadi bulan-bulanan di sisi kanan pertahanan Chelsea. Ole menginstruksikan agar sektor kiri MU dominan dalam menyerang dan setiap guliran bola diarahkan ke sisi kanan pertahanan Chelsea. Ketika Chelsea berhasil memotong serangan MU, otomatis lebih mudah mengendalikannya karena Azpilicueta tidak memiliki kecepatan.
Di sisi kiri pertahanan Chelsea, Wan Bissaka sesekali naik dan beberapa pemain lain diharapkan menciptakan peluang lewat space yang ada mengingat ketika sisi kanan Chelsea dibombardir, praktis area kiri akan bergeser menutup kemungkinan-kemungkinan gerakan cut inside dari dua Martial dan Rasford yang memiliki gaya bermain tersebut.
Jujur, pertandingan ini terbilang tidak baik bagi Chelsea. Sejak awal Lampard membuat keputusan memainkan Azclipueta di sisi kanan. Namun, saya tidak menyangka bahwa skor 4-0 akan tercipta pada laga kali ini.
ADVERTISEMENT
Apa yang ada di pikiran Lampard masih menjadi pertanyaan ketika memasang Barkley di sisi kiri, sementara dia adalah pemain kreatif yang butuh ruang untuk jangakauan visi bermainnya. Masih ada Pulisic, seandainya ia ingin memaksimalkan sektor sayap dengan Pedro di sisi kanan bergantian dengan Pulisic.
Pun sebenarnya MU bukan tanpa cacat pada pertandingan ini, duet Lindelof dan Maguire perlu komunikasi dalam setiap pengambilan keptusan. Maguire memang luar biasa dalam bola-bola atas dan menggulirkan bola, namun beda cerita bila dia harus berhadapan dengan pemain-pemain cepat apalagi kita tahu Lindelof juga setipe dengan dia.
ADVERTISEMENT
Bagi fans MU, tentu ini sinyal menarik mengingat 2 striker utama mereka sudah menemukan tanda-tanda performa membaik, bagi Chelsea saya hanya berharap agar Lampard diberi kesempatan setidaknya satu musim setelah hukuman larangan transfer beli pemain selesai agar dia dapat membeli pemain yang ia harapkan terkhusus di sektor pertahanan untuk menggantikan Azpilicueta atau mencari pelapis Zouma dan Christiansen sembari menunggu Hudson-Odoi dan Loftus Cheek pulih dari cedera.