Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Review : Analisis Atletico Madrid VS Real Madrid
20 November 2017 19:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Daniel Simanullang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pertandingan Atletico vs Real Madrid adalah salah satu fase menarik dan juga penting bagi kedua tim, manager, dan para pemain. Tensi tinggi dalam pertandingan langsung hadir sejak laga awal dan ini sudah merupakan hal yang wajib dalam derby Madrid.
ADVERTISEMENT
Tentu pertandingan seperti ini tidak akan seru bila tidak dianalisis.
Diego Simeone beradu strategi dengan Zidane. Tipikal pemain tengah berbeda kala bermain tentu juga memiliki pendekatan berbeda kala melatih. Pragamatis VS Fleksibel adalah tajuk pada laga ini. Kunjungan Real Madrid ke rumah baru Atletico adalah sebuah panggung yang sudah disiapkan Simone dan anak asuhnya. Tidak pernah menang dalam laga kandang sejak pindah tentu akan menjadi sebuah euphoria bagi Atletico bila menjungkalkan Real Madrid di kandang sendiri. Artinya “gunting pita “ stadion baru harus dilakukan dengan kemenangan melawan pada laga derby tersebut.
Semua pemain termotivasi. Griezman yang mandul sebagai striker utama tentu punya motivasi tersendiri dalam laga ini. Majal dalam sekian pertandingan sebagai seorang ujung tombak utama adalah hal yang meresahkan bagi Griezman.Hal ini makin diperparah akan isu pendekatan Barcelona dan MU kepada Griezman, publik bisa menilai majalnya Griezman adalah bukti kalau dia sebenarnya tidak termotivasi lagi di Atletico. Hal ini bukan dibuat buat karena sepertinya sinyalemen ini benar adanya karena Gabi mengatakan jika Griezman ingin keluar dari Atletico silahkan keluar.
ADVERTISEMENT
Jika benar itu adanya tentu Griezman ingin keluar dengan baik baik tanpa sentiment ogah-ogahan kala bermain di musim terakhirnya. Laga melawan Real Madrid menjadi titik balik mengembalikan kepercayan publik Atletico dan dirinya, terlepas dia hengkang atau tidak.
Hal yang pelik juga hadir dari kubu Real Madrid. Hasil minor dan juga kegila-kegilaan lain mengenai media mewarnai sebelum derby ini. Tidak kurang hal –hal mainstream yakni membandingkan capaian Real Madrid dengan Barcelona kala musim berjalan mewarnai persiapan laga ini.
Ronaldo yang majal bahkan setelah laga internasional menjadi sorotan. Cideranya Bale semakin memiriskan kondisi skuad tim. Belum lagi soal kepindahan Ronaldo dan perseteruannya dengan Ramos seperti yang diberitakan media (masih dipertanyakan kevalidannya). Ditambah lagi performa yang dipertuan agung Benzema yang makin lama makin membuat Madridista harus lebih banyak makan paracetamol kala melihat performanya di lapangan.Artinya melihat Benzema di lapangan dengan performanya belakangan ini, Madridista harus lebih banyak makan parasetamol agar lebih toleran terhadap rasa nyeri dan sakit hati.
ADVERTISEMENT
Diego Simeone tentu melihat bagaimana performa pemainnya dan Real Madrid dalam laga internasional, saya yakin bila performa Ramos dan Varene termasuk dalam sorotannya sebelum laga derby ini. Keyakinan Simone memainkan Griezman dengan sokongan Corea di starting lineup didasari untuk mengeksploitasi atribut negative Varane (rentan blunder) dan Ramos (gemar overlap tanpa melihat ruang yang ditinggalkan) yang begitu rentan ketika berhadapan dengan pemain bergaya main mobile tinggi.
Marcelo tidak mengira Ramos out of positioning.
Bola diambil Griezman, Casemiro tidak menyapu bola dengan sempurna, sapuannya didapat Varane, Varane mengoper tanpa melihat ke Marcelo yang out of postining dan Ramos yang sedang bersiap memainkan jebakan offside. Itu skema utama pertandingan ini di pikiran Simone.
ADVERTISEMENT
Hal yang menjadi sorotan lainnya adalah keberadaan Corea dan Griezman pada dasarnya untuk memaksa Ramos menginstrukikan garis pertahanan tinggi kepada para pemain bertahan. Ini secara sadar dimanfaatkan oleh Simone. Kecepatan dan mobilitas VS garis pertahanan tinggi adalah neraka yang ingin disajikan oleh Diego Simeone setidaknya sebelum Ramos keluar. Ingat pergantian Ramos dan Nacho adalah salah satu kesialan bagi Simone. Taktik utama nya dalam pertandingan ini tidak terakomodasi dengan baik.
Torres hanya dipersiapakan untuk laga yang memasuki late game pada pertandingan ini mengingat pada 15 menit terakhir, hal –hal gila di luar nalar terkadang bisa dilakukan oleh Varane dan Ramos ( blunder, salah posisi, overlap yang menggila) dan Simone siap untuk itu dengan adanya Torres di bangku cadangan.
ADVERTISEMENT
Kenapa bukan Torres dimainkan sejak awal?
Torres finishingnya bagus namun pergerakan dan keeping ballnya tidak seperti dulu lagi. Jika RamosVarane VS GriezmanTorres jika dimainkan sejak awal adalah pilihan buruk bagi Simone. Permainan yang masih early game bagi RamosVarane bukan masalah kala menghadapi Torres yang pada akhrinya harus memainkan fungsi positioning di kotak pinalti. Artinya memainkan Torres sejak awal saat Ramos Varane masih dalam kondisi prima hanya menyianyikan slot pemain dan pola startegi permainan. Jadi lebih baik mengeber konsentrasi RamosVarane dengan GriezmanCorea sampai ke late game, Ketika fase itu sudah hadir, tinggal mengganti Corea dengan Torres dan tunggu momen Ramos Varane blunder dan out of positioning .
Namun ketika Ramos cidera dan digantikan Nacho, sebenarnya Simone terkejut akan kejadian itu. Memasukkan Carascao sembari menunggu performa impresif Griezman menemukan momentum adalah pilihan logis. Nacho dan Varane yang lambat akan digeber oleh Griezman dengan sokongan Carasco dan Corea. Lagi lagi Simone mengharapkan garis pertahanan tinggi diterapkan oleh Real Madrid yang kini area operasi Griezman dan Corea dihuni ileh bek tipikal “lambat”. Komando lini belakang kini dipegang oleh Varane, artinya dia tidak mau mengambil risiko guna menginstruksikan Nacho mengambil peran dan gaya Ramos. Nacho dinstruksikan untuk bermain aman, Varene dan Nacho cenderung menyapu bola daripada memainkan bola sebagaimana kebiasan Ramos dengan harapan mampu menjadi motor buildup serangan.
ADVERTISEMENT
Kemudian momen itu datang seperti yang kita katakana sejak awal, saat memasuki late game, 15 menit terakhir, Corea digantikan Gameiro dan Griezman digantikan Torres.
Artinya toh tugas dari Gameiro adalah menggantikan tugas Corea dan Griezman sedangkan Torres tinggal menunggu momen.
Anda bisa lihat polanya kala Varane berhasil membuang cungkilan dari Gameiro. Saat bola berada pada Torres, ada 3 pemain yang merubung Torres, salah satunya Marcelo yang out of postioning. Space kosong diisi oelh Gameiro dan dia onside. Untungnya Varane sigap melakukan sundulan.
Intinya seperti tadi, late game adalah harapan bagi Simone guna memanfaatkan blunder Varane atau Nacho, namun kembali Nacho dan Varane sangat disiplin membuang bola, tidak ada gaya kompromi. Buang bola merupakan pilihan paling berisiko kecil untuk mengamankan zona pertahanan dan meminimlisir blunder .
ADVERTISEMENT
Seri bukan hal yang menyenangkan bagi kedua tim, namun bagi saya kinerja para pemain Real Madrid menunjukkan progres postif terlebih dalam defense movement.
Banyak hal yang berubah sejak kekalahan melawan Spurs dan Girona. Zidane sadar potensi tiap pemain dalam aspek pertahan kala tim ditekan harus dihidupkan. Isco mendapat perhatian khusus bagi saya, kali ini dia bermain di sisi kiri lagi seperti laga sebelumnya. Hasilnya luar biasa untuk laga derby melawan Atletico yang gila secara fisik.
Isco mencatat 8 jegalan dengan 7 jegalan yang sukses
Pola permainan masih didominasi dari sisi kiri. Hal ini wajar mengingat sisi inilah paling lemah dari Atletico. Gabi, Koke, danThomas harus berjibaku menghadapi Isco dan Kroos yang membuat Juan Fran kalang kabut.
ADVERTISEMENT
Istimewanya adalah pada laga kali ini tercatat bahwa areal duels dimenangi oleh Real Madrid dengan pelaku utamanya adalah Casemiro. Hal ini mungkin juga merupakan sebuah taktik Simeone guna tidak menggila sebagaimana biasa kala anak asuhnya melawan Real Madrid mengingat di UCL mereka harus menghadapi AS Roma di kandang sendiri. Artinya apakah gunting pita kemenangan akan dilaksanakan di kandang kala melwan AS Roma yang lagi onfire? Kita tidak tahu.
Untuk lini serang, Ronaldo sudah berbuat banyak namun tidak beruntung. Pergerakannya sudah mengindikasikan kengototan guna membuka keran goal. Total jumlah shot Atletico adalah jumlah total shot Ronaldo dalam pertandingan ini. Untuk Benzema, saya sarankan agara Zidane menonton film Brad Pitt berjudul “Money Ball.
ADVERTISEMENT
Sudah terlalu banyak parasetamol memasuki tubuh-tubuh para Madridista guna meningkatan rasa toleransi sakit hati dan nyeri kla melihat yang dipertuanagung tersebut di lapangan.
Jika ditanya siapa MoTM pertandingan ini bagi saya, maka saya akan pilih the one and only Toni “The Iceman” Kroos. Visi permainan, pergerkan, kendali permainan, kreativitas,nya luar biasa, hanya saja bukan hari Real Madrid untuk menang meskipun Kroos begitu total dan digjaya pada pertandingan ini baik dari segi kontrol maupun pergerakan.