Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Temperance: Pemulihan dalam Momen Kehilangan
1 Agustus 2017 23:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Daniel Simanullang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Temperance Card (tarotparlor.com)
Ada sebuah kutipan menarik tentang pemakaman, "Jika ingin mengerti tentang kehidupan, pergilah Anda ke pemakaman." Sebuah kalimat yang terusun secara sintaksis betolak belakang. Saya tidak ingin menjelaskan hal ini dari sisi ragam kalimat efektif, karena hal itu dapat kita bahas dalam topik lain, seperti apakah kata "Pakai" yang notabene memiliki arti kala berdiri sendiri mampu memengaruhi makna sebuah kalimat. Tapi itu memang benar adanya apa yang disampaikan kutipan tersebut. Di pemakaman kita lihat bagaimana setiap impian dan harapan seseorang tertinggal. Setiap apa yang dicari di dunia ini tidak dapat dinikmati lagi. Semua tertinggal dan tidak dapat dinikmati oleh orang yang sudah meninggal. Pengejawantahan hidup hanya tertinggal lewat batu nisan yang konon katanya saat ini sudah dilabeli dengan barcode dan juga lewat ucapan tentang orang-orang terkasih yang telah terlebih dahulu pergi dalam untaian kata.
ADVERTISEMENT
Siapakah yang paling susah dalam momen kematian ini? yang paling susah pada momen kematian adalah orang-orang yang ditinggalkan. Mereka yang ditinggalkan masih terikat dengan setiap tanggung jawab atas apa yang terjadi dan belum sempat diselesaikan mereka yang mendahului. Jangan lupakan akan tanggung jawab agar memberikan prosesi yang layak bagi yang meninggal agar tidak masuk dalam pembahasan kekinian. Salah -salah Anda memaknai dan mengabaikan ritus kematian bisa repot nanti di kemudian hari apalagi jika slah satu akun instagram berbau lambe lambean ikut amabil bagian. Habis sudah.

Angel Statue ( pinters.com)
Namun semua hanya sebuah perspektif. Kematian adalah awal mendamaikan diri dengan keadaan sebab yang telah pergi mendahului kita dalam meninggalkan kefanaan ini tidak akan pernah kembali lagi, mereka yang pergi akan kita susul. Mereka yang pergi yang akan menunggu kita untuk berkumpul bersama lagi yang mudah-mudahan perangkat sosial media tidak hadir di sana, cukuplah pada masa hidup sekarang media sosial menggerus kebersamaan.
ADVERTISEMENT
Hidup dan kematian adalah sebuah proporsi yang pada dasarnya seimbang. Tidak akan ada kelahiran tanpa ada kematian. Tidak ada kematian tanpa ada kelahiran. Terkadang sebuah kematian harus datang untuk mengantarkan sebuah kehidupan. Kematian bukan suatu yang menakutkan. Kematian adalah manifestasi lain tentang kedamaian. Bagi yang ditinggalkan, kematian adalah sebuah keadaan yang mengantarkan diri pada fase adaptasi karena semua tidak seperti yang dahulu lagi. Dalam hidup selalu ada hal yang tidak terkatakan dan tak terbuktikan sekalipun itu sangat sederhana tampaknya di depan mata. Hal-hal sederhana tak terjelaskan yang hanya akan terjawab ketika kita mendamaikan diri, dan semua itu datang pada kemudian hari. Itulah esensi dari The Temperance.