Konten dari Pengguna

We Live in Time: Ketika Cinta dan Waktu Bertemu di Persimpangan Takdir

Nicole Ashley Purnama
Siswi kelas 12 dari sekolah Penabur International Kelapa Gading
4 Desember 2024 17:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nicole Ashley Purnama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
We Live in Time adalah film drama romantis yang diarahkan oleh John Crowley dan diproduksi oleh A24, sebuah rumah produksi yang dikenal dengan karya-karya berkelas seperti Hereditary, Lady Bird, dan The Lighthouse. Film ini mempertemukan dua aktor berbakat, Andrew Garfield dan Florence Pugh, dalam kisah cinta yang mengharu biru. Dengan fokus pada tema cinta, kehilangan, dan refleksi tentang waktu, We Live in Time mengajak penonton menyelami hubungan manusia dengan segala kerumitannya.
ADVERTISEMENT
Alur Cerita dan Karakter
Cerita film ini dimulai dengan pertemuan tak terduga antara Tobias (Andrew Garfield), seorang teknisi IT yang pendiam, dan Almut (Florence Pugh), seorang pemilik restoran sukses. Kejadian ini berkembang menjadi hubungan yang dalam, di mana mereka berbagi momen-momen bahagia dan membangun keluarga kecil yang harmonis. Tobias adalah sosok yang penuh perhatian, sementara Almut adalah wanita yang tangguh tetapi memiliki sisi rentan.
Namun, kisah bahagia ini mulai bergeser ketika Almut didiagnosis menderita kanker stadium tiga. Film ini menggambarkan bagaimana pasangan ini menghadapi tantangan besar tersebut, mencoba mempertahankan cinta mereka di tengah ketidakpastian. Struktur narasi yang digunakan adalah non-linear, dengan alur cerita yang melompat antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Teknik ini menciptakan lapisan emosional tambahan, tetapi di sisi lain, membuat beberapa bagian cerita terasa membingungkan atau kehilangan momentum.
ADVERTISEMENT
Penampilan Akting yang Kuat
Salah satu kekuatan utama We Live in Time adalah penampilan luar biasa dari Andrew Garfield dan Florence Pugh. Garfield, dengan kemampuannya untuk menyampaikan emosi secara subtil, memberikan kehidupan pada karakter Tobias yang hangat dan rentan. Di sisi lain, Pugh kembali membuktikan kapasitasnya sebagai aktris berbakat dengan perannya sebagai Almut yang penuh lapisan.
Chemistry antara kedua pemeran utama terasa nyata dan emosional, menjadikan hubungan Tobias dan Almut mudah dihubungkan oleh penonton. Adegan-adegan kecil, seperti percakapan sehari-hari di dapur atau momen intim di ruang keluarga, memberikan kedalaman emosional yang signifikan. Performa keduanya berhasil membuat cerita yang sebetulnya sederhana menjadi lebih memikat.
'We Live in Time' di layar besar
Visual dan Penyutradaraan
Sebagai film produksi A24, We Live in Time menonjolkan keindahan visual yang menjadi ciri khasnya. Sinematografi yang dirancang dengan penuh perhatian berhasil menangkap nuansa emosi dari setiap adegan. John Crowley, yang sebelumnya dikenal lewat Brooklyn (2015), kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam membangun suasana intim dan reflektif melalui kamera.
ADVERTISEMENT
Setiap adegan memiliki elemen visual yang mendukung narasi emosional, mulai dari pencahayaan lembut di rumah mereka hingga pemandangan luar ruangan yang menenangkan. Selain itu, musik latar yang minimalis dan penuh melodi melengkapi suasana, membuat penonton semakin terhubung dengan perjalanan emosional para karakter.
Struktur Non-Linear: Eksperimen atau Kekurangan?
Salah satu aspek menonjol dari film ini adalah penggunaan narasi non-linear, yang membolak-balik berbagai tahap hubungan mereka. Pendekatan ini bertujuan untuk menonjolkan tema refleksi atas waktu dan memori. Namun, beberapa kritikus merasa struktur ini membuat alur cerita kehilangan ritme, sehingga terkadang mengurangi dampak emosional dari beberapa adegan.
Tema dan Pesan yang Universal
Tema utama dalam We Live in Time adalah tentang bagaimana manusia menghadapi cinta, kehilangan, dan ketidakpastian waktu. Film ini memberikan refleksi mendalam tentang pentingnya menghargai setiap momen bersama orang yang kita cintai. Almut dan Tobias tidak hanya berjuang menghadapi penyakit, tetapi juga menghadapi kenyataan bahwa waktu bersama mereka terbatas.
ADVERTISEMENT
Pesan ini terasa relevan bagi penonton dari berbagai kalangan, terutama mereka yang pernah merasakan kehilangan atau menghadapi tantangan dalam hubungan. Film ini menyampaikan bahwa meskipun cinta tidak dapat menghentikan waktu, cinta memiliki kemampuan untuk membuat setiap momen berarti.
Kelebihan dan Kekurangan
Salah satu kelebihan utama We Live in Time adalah performa akting dari para pemeran utamanya, yang berhasil membawa penonton masuk ke dalam dunia emosional mereka. Visual yang indah dan penyutradaraan yang peka juga menjadi nilai tambah, menjadikan film ini pengalaman sinematik yang memuaskan.
Namun, film ini juga memiliki kelemahan. Struktur naratif non-linear yang digunakan terkadang membuat alur cerita terasa kurang kohesif. Beberapa momen emosional kehilangan intensitasnya karena perubahan waktu yang mendadak. Selain itu, meskipun memiliki tema yang kuat, cerita film ini terasa cukup familiar dan tidak terlalu inovatif dibandingkan drama romantis lainnya.
ADVERTISEMENT
We Live in Time adalah film yang memadukan akting luar biasa, estetika visual yang indah, dan tema-tema universal tentang cinta dan kehilangan. Meskipun tidak sepenuhnya sempurna, film ini berhasil menyampaikan pesan emosional yang mendalam dan relevan. Bagi penonton yang menyukai drama introspektif, film ini menawarkan pengalaman yang berharga.
Namun, bagi mereka yang mencari cerita dengan plot yang lebih kompleks atau pendekatan yang lebih inovatif, We Live in Time mungkin terasa sedikit datar. Meskipun demikian, kekuatan dari chemistry antara Andrew Garfield dan Florence Pugh membuat film ini tetap layak untuk ditonton.
tiket film 'We Live in Time' (foto saya)
Rating: 4/5
Dengan segala kekuatannya, We Live in Time menjadi film yang mampu mengingatkan kita akan nilai cinta dan arti waktu dalam hidup. Film ini mengajarkan bahwa meskipun kehilangan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan, cinta sejati mampu meninggalkan jejak abadi dalam ingatan kita.
ADVERTISEMENT