Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Keseruan Kuliah Lapang UNEJ: Belajar Budidaya Tembakau di PTPN X Jember
28 Juni 2023 18:04 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nida' Al Adzkia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kuliah lapang merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar secara langsung yang merupakan bagian integral dari kurikulum mata kuliah Manajemen Perusahaan Perkebunan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat, 23 Juni 2023, mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember yang menempuh mata kuliah Manajemen Perusahaan Perkebunan Kelas G melakukan fieldtrip di PTPN X. Dilansir dari situs resmi PTPN X, bisnis yang dijalankan perusahaan adalah industri gula dan juga tembakau. Pada kesempatan kali ini, kami mengunjungi PT. Perkebunan Nusantara X (TBN 5 Sumuran) Kebun Ajong Gayasan Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur yang fokus mengusahakan komoditas tembakau dengan didampingi oleh asisten manajer tanaman bernama Bapak Andika.
Tembakau yang dihasilkan merupakan tembakau cerutu kualitas ekspor yaitu tembakau TBN/VBN dan FIN/FIK dengan grade NW, LPW, RFU, dan Filler. Tembakau NO/VO dengan grade Dekblad, Omblad, dan Filler. “Jadi, untuk luasan lahan yang digunakan dalam mengusahakan jenis tembakau bawah naungan seluas 60 ha”, ungkap Bapak Andika (23/06/23). Fokus kegiatan yang dilakukan di TBN 5 Sumuran meliputi kegiatan on farm di antaranya pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen.
ADVERTISEMENT
Pembibitan
Proses awal untuk mencapai hasil berkualitas dan harga jual tembakau yang tinggi adalah melalui tahap pembibitan. Menurut penjelasan dari asisten manajer tanaman PTPN X area jember yakni Bapak Andika, tahap awal pembibitan tembakau dimulai dengan menempatkan bibit pada media shelter sebagai tempat transit sebelum dipindahkan ke lahan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi masa stressing bibit tembakau. Setelah itu, bibit tembakau dipindahkan ke bedengan yang dapat menampung 7.500-8.000 bibit. Tujuan pemindahan benih ke bedengan adalah untuk memfasilitasi proses fotosintesis.
Penanaman
Setelah sebaran selama 10 hari, akan dilakukan seleksi tahap 1 untuk memilih benih berkualitas yang bebas dari hama. Seleksi tahap 2 akan dilakukan untuk benih yang berumur 20 hari setelah sebaran dengan tujuan untuk menumbuhkan benih secara seragam. Kriteria benih yang siap ditanam adalah berumur 40-42 hari setelah sebaran, memiliki tinggi minimal 8-10 cm, dan batang yang kokoh (tidak mudah patah).
ADVERTISEMENT
Pemeliharaan
Pada bedengan terdapat naungan yang berfungsi untuk melindungi benih dari stres dan menjaga kekokohan batang agar tidak mudah patah. Kemudian penyiraman benih dilakukan 2-3 kali sehari, tetapi disesuaikan dengan kondisi tanah dan cuaca.
Panen
Persiapan panen bibit tembakau dimulai pada usia 38-42 hari setelah tanam. Selanjutnya, petikannya dibagi menjadi tiga regu dengan 10 kali rotasi dan 3 seri tanam per blok yang terdiri dari A1, A2, dan A3. Setiap seri memiliki luas 1,7 Ha, dan setiap 1 Ha tanah bibit tembakau memiliki 24.645 pohon. Terdapat tiga jenis daun, yaitu daun kos (enam daun terbawah), daun kak (daun tengah antara 7-16), dan daun teng (daun atas antara 17-20).
Kriteria siap panen
Kriteria untuk menentukan apakah tembakau siap untuk dipetik adalah tanaman berusia antara 32-40 hari, pinggir lamina daun berwarna kuning, fase pembungaan antara 5-10% dari total lahan per ha, nilai klorofil daun sebesar 290-320, dan waktu petik terbaik dilakukan di sore hari karena tanaman tidak sedang melakukan fotosintesis. Pemetikan daun tembakau dilakukan secara bertahap, dimulai dari bagian bawah hingga bagian atas daun. Jumlah daun tembakau yang normal adalah sekitar 18-20 helai daun. Di PTPN X, terdapat beberapa kriteria kualitas tembakau, yaitu kualitas top grade dengan mutu daun Natural Wrapper (NW) dan Light Painted Wrapper (LPW), kualitas painted wrapper, dan filler.
ADVERTISEMENT
Pasca Panen
Selanjutnya, tembakau yang sudah dipanen akan dikirim ke tempat gudang pengasapan atau tempat pengeringan daun tembakau. For your information gudang pengasapan terbuat dari bahan-bahan alami atau non pabrikan, yang bertujuan menjaga kualitas daun tembakau serta kearifan lokal budidaya tembakau di jember. Kemudian dilakukan sujen menjadi 1 STG (satu tali goni) yang berisi 40 lembar daun dengan posisi berhadapan.
Setiap satu tali goni di susun ke dalam dolok atau bambu dengan per doloknya 3 STG dengan tujuan mengoptimalkan pengeringan daun dan menghindari dari kebusukan jika saling bertindihan. Bambu-bambu yang sudah berisi tersebut akan di susun dalam kamaran, setiap kamaran berisi 500 STG dengan masa gantung selama 18-20 hari, sehingga setiap gudang pengasapan dapat menampung 600.000 daun tembakau.
Proses selanjutnya yaitu pengeringan daun tembakau dengan tujuan mengurangi kadar air daun tembakau dan mempersiapakan daun tembakau untuk memasuki proses pengolahan. Pengeringan daun tembakau di PTPN X Jember masih melakukan pengaringan alami dengan bantuan udara dan pengasapan dengan menggunakan sekam padi dan kayu karet. Tujuan pengasapan yaitu mengurangi kembaban dan suhu gudang, sehingga proses perubahan warna daun tembakau merata atau tidak belang-belang.
ADVERTISEMENT
Karakteristik daun tembakau kering dapat dilihat dari bentuk daun yang mulai layu, tekstur daunnya, aromanya serta warna daun yang mulai mencoklat. "Pengasapan terbaik yaitu menggunakan bahan bakar kayu karet karena dapat lebih awet dan menghasilkan aroma tembakau yang khas," ungkap Bapak Andika (23/06/23).
Penutup
Pelaksanaan kegiatan kunjungan ini mendapat antusias tinggi dari mahasiswa. Mahasiswa memberikan respons positif dan aktif berdiskusi dengan narasumber. Adanya kegiatan ini harapannya mahasiswa tidak hanya menerima teori saja dalam kegiatan perkuliahan, tetapi dapat memperoleh banyak ilmu dan pengalaman langsung dari pihak terkait. Mahasiswa juga dapat mengetahui bagaimana gambaran pekerjaan yang ada di perkebunan sebagai bekal persiapan dalam dunia kerja.