Konten dari Pengguna

Pelayanan Prima oleh Penyuluh KB BKKBN kepada Masyarakat

Nida Fadlilah
Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas
15 Oktober 2024 17:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nida Fadlilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelayanan Prima Penyuluh KB BKKBN Sumatera Selatan kepada Akseptor Implan di Kecamatan Gandus, Kota Palembang. Sumber: Dokumentasi Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Pelayanan Prima Penyuluh KB BKKBN Sumatera Selatan kepada Akseptor Implan di Kecamatan Gandus, Kota Palembang. Sumber: Dokumentasi Penulis

Pelayanan Prima oleh Penyuluh KB BKKBN

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelayanan Prima Penyuluh KB BKKBN - Pelayanan adalah salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh sebuah instansi sebagai wajah utama di hadapan masyarakat. Adapun pelayanan prima (excellent service) didefinisikan sebagai satu bentuk pemberian layanan yang sangat memuaskan bagi para penerima layanan (Semil, 2018).
ADVERTISEMENT
Salah satu program BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) adalah memfasilitasi pelayanan KB gratis bagi pasangan usia subur (pasangan yang sudah menikah, usia istri 15-49 tahun).
Hadirnya program pelayanan KB gratis bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan menurunkan angka unmet need.
Jenis pelayanan KB yang diberikan berupa kontrasepsi jangka panjang yang dikenal dengan MKJP (IUD, implan, vasektomi, tubektomi) serta Non MKJP (pil, kondom, suntik). Dalam hal ini, Penyuluh KB berperan sebagai perpanjangan tangan untuk mengimplementasikan pelayanan KB di lapangan.

Tips Pelayanan Prima untuk Penyuluh KB

Untuk memaksimalkan kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan terhadap program KB, berikut ini adalah beberapa tips pelayanan prima yang dapat dilakukan oleh Penyuluh KB dari sudut pandang Ilmu Komunikasi.
ADVERTISEMENT

Menjadi Pendengar yang Baik

Sebagai tenaga lini lapangan, Penyuluh KB berinteraksi langsung dengan masyarakat. Penyuluh KB bekerja sama dengan kader dan tenaga kesehatan setempat dalam memberikan pelayanan kepada pasangan usia subur di tingkat kecamatan hingga desa/kelurahan.
Pada tatanan masyarakat terkecil, sering dijumpai mitos yang beredar mengenali alat dan obat kontrasepsi. Sebagai contoh, IUD yang menjalar hingga ke hati, implan yang berpindah tempat, hingga mitos vasektomi yang menyebabkan impotensi.
Penyuluh KB perlu hadir sebagai pendengar yang baik untuk dapat menampung keluhan masyarakat--terutama pasangan usia subur--mengenai alat dan obat kontrasepsi.
Untuk menjadi pendengar yang baik, perlu dilakukan respons dan empati yang sesuai terhadap lawan bicara. Penggunaan komunikasi nonverbal akan sangat bermanfaat, seperti isyarat tangan, gerakan kepala, mimik wajah, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Idham et al. (2019), mengungkapkan bahwa pada Teori Komunikasi Nonverbal, peran komunikasi nonverbal berpengaruh 65% hingga 75% terhadap efektivitas komunikasi.

Memberikan KIE Efektif kepada Pasangan Usia Subur

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) menjadi tugas Penyuluh KB yang tertuang dalam Peraturan BKKBN No. 10 Tahun 2023. KIE dikaitkan dengan pelayanan KB bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku masyarakat terkait ber-KB.
Perilaku masyarakat dalam ber-KB dapat dilihat dari Teori Disonansi Kognitif yang digagas Leon Festinger tahun 1957, yaitu perilaku seseorang tidak sejalan dengan apa yang diyakininya. Kerap dijumpai pasangan usia subur yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menunda kehamilan, tetapi mereka tidak mau ber-KB.
Memberikan KIE terkait alat dan obat kontrasepsi kepada pasangan usia subur dapat berupa memberikan edukasi kelebihan dan keterbatasan alat kontrasepsi, meluruskan mitos, dan sebagainya. Hal itu akan mengurangi disonansi sehingga mereka mengubah sikap atau memiliki keyakinan baru sehingga terdorong untuk menggunakan alat dan obat kontrasepsi.
ADVERTISEMENT
Agar KIE berjalan efektif, Penyuluh KB perlu memahami kondisi sasaran sebelum memberikan KIE, menggunakan bahasa yang mudah dipahami saat melakukan KIE, dan penggunaan media.
Penelitian Putri et al. (2021) menyampaikan bahwa KIE dengan media buku saku meningkatkan pengetahuan akseptor KB hormonal tentang risiko hipertensi. Selain itu, penelitian Suharti (2016) menunjukkan bahwa penggunaan media pada saat KIE menunjukkan pengaruh positif terhadap persentase pemakaian kontrasepsi IUD oleh akseptor KB.

Melibatkan Role Model

Penyuluh KB dalam melakukan penyuluhannya dapat mengajak akseptor KB aktif sebagai promotor. Peran role model atau contoh akan membangun kepercayaan (trust) kepada pasangan usia subur sehingga mereka terdorong untuk menggunakan alat dan obat kontrasepsi.
ADVERTISEMENT

Membuka Layanan Konsultasi Melalui Media Sosial

Dalam Ilmu Komunikasi, dikenal Teori Uses and Gratifications yang menjelaskan alasan seseorang menggunakan media. Pengguna media tidak pasif, tetapi aktif dalam memilih media berdasarkan kebutuhan dan gratifikasi yang mereka cari, seperti hiburan, informasi, atau penguatan sosial.
Maka dari itu, di era digital saat ini media sosial dapat dimanfaatkan oleh Penyuluh KB sebagai wadah edukasi yang mudah diakses oleh pasangan usia subur. Penyuluh KB bisa membuat akun Whats'App bussiness, Instagram, Facebook, atau TikTok disesuaikan dengan media apa yang banyak digunakan oleh sasaran.

Kesimpulan

BKKBN (2020) mencatat bahwa kebutuhan ber-KB pasangan usia subur yang belum terlayani (unmet need) di Indonesia dikategorikan masih tinggi, yaitu 12,4 persen pada tahun 2018.
Pelayanan prima oleh Penyuluh KB yang merujuk pada pelayanan di atas rata-rata untuk meningkatkan kepuasan masyarakat. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan/yang diberi layanan dipengaruhi oleh pelayanan prima (Khaerunnisa, 2013; Silvia, 2018).
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, pelayanan prima oleh Penyuluh KB diharapkan memberi sumbangsih terhadap kepuasan masyarakat terhadap pelayanan KB, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan partisipasi pasangan usia subur dalam ber-KB, yang tujuan akhirnya bermuara pada penurunan angka unmet need di Indonesia.
Referensi:
[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2020). Rencana Strategis BKKBN 2020–2024. https://e-ppid.bkkbn.go.id/assets/uploads/files/b632f-renstra-bkkbn-2020-2024.pdf
Idham Hj. Md Razak, M., Azfarozza Wan Athmar, W., Durani, N., Johar Salleh, A., & Ilyana Binti Hamdan, N. (2019). Effective Communication As a Tool for Achieving Organizational Goals. KnE Social Sciences, 3(14), 380–387. https://doi.org/10.18502/kss.v3i14.4324.
Khaerunnisa, H. (2013). Pengaruh Pelayanan Prima Terhadap Kepuasan Nasabah. Jurnal Studia Akuntansi Dan Bisnis (The Indonesian Journal of Management & Accounting), 1(1), 47-60.
ADVERTISEMENT
Putri, I. M., Wijaya, M., & Bestari, A. D. (2021). Pengaruh KIE Menggunakan Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan Akseptor KB Hormonal di Puskesmas Soreang Kabupaten Bandung Tahun 2019. Sehat Masada, 15(1), 74-80.
Semil, N. (2018). Pelayanan prima instansi pemerintah: kajian kritis pada sistem pelayanan publik di Indonesia. Prenada Media.
Silvia, F. (2018). Pelayanan prima dan kepuasan pelanggan di kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) Makassar II (Doctoral dissertation, FIS).
Suharti, S. (2016). Efektivitas KIE(Komunikasi, Informasi Dan Edukasi) Terhadap Penggunaan KB IUD (Intra Uterine Devices) di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA, 2(2), 86-93.
Penulis:
Nida Fadlilah (Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas)
ADVERTISEMENT