Lucid Dream: Hanya Ilusi, Bukan Asli

Nida Silmi Tsauroh
Journalism Student at Jakarta State Polytechnic. Actively involved in public relations activities. Aiming to be professional in creative industries.
Konten dari Pengguna
19 Agustus 2021 16:07 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nida Silmi Tsauroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Pernah gak ingin merasakan kehidupan seperti di virtual reality? Entah karena keadaan yang sudah tidak mendukung, atau melepas gundah belaka? Caranya mudah, lucid dream saja.
ADVERTISEMENT
Eits tapi tunggu dulu, kamu tahu tidak Lucid Dream itu apa? Dilansir dari www.alodokter.com bahwa lucid dream adalah fenomena ketika seseorang menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang bermimpi. Tidak seperti yang dibayangkan banyak orang, hal ini tidak berkaitan dengan hal-hal mistis, lho.
Istilah ini dicetuskan oleh psikiater dan penulis berkebangsaan Belanda, Frederik Van Eeden. Ketika mimpi sadar, si pemimpi mampu berpartisipasi secara aktif dan mengubah pengalaman imajinasi dalam dunia mimpinya. Hal ini dapat terjadi disaat kamu tidak dapat tidur. Maksudnya adalah kamu sadar saat tidur dan tidak mengalami deep sleep (tidur normal).
Kesadaran kamu masuk ke dalam alam bawah sadar yang mana mimpi tercipta secara internal dan eksternal. Faktor lainnya bisa karena kelelahan dan jadwal tidur yang berantakan. Pada umumnya, beberapa orang ketika kelelahan akan mengalami "ketindihan" yaitu proses yang dialami sebelum masuk lucid dream.
ADVERTISEMENT
Menurut jurnal yang berjudul “Practicing a Motor Task in a Lucid Dream Enhances Subsequent Performance: A Pilot Study” mengatakan bahwa mimpi nokturnal dapat dianggap sebagai semacam simulasi dunia nyata pada tingkat kognitif yang lebih tinggi. Hal ini sama saja dengan pengertian lucid dream yang lain. Keadaan mengontrol isi mimpi yang sedang berlangsung dan bebas melakukan apa yang kamu inginkan.
Menurut Dytha Franciska, mahasiswi lulusan Universitas di Prancis mengatakan pada laman Ask.fm dengan username @dythaticha bahwa dirinya sempat mengalami lucid dream. Baginya, Langkah pertama yang harus dilakukan agar berhasil adalah carilah kamar atau sofa yang nyaman.
"Pastikan bahwa dirimu tidak akan diganggu orang satu pun. Harus kondisi yang santai dan rileks. Kemudian, tutup matamu. Jaga pikiran agar fokus. Jangan langsung berharap berhasil karena belum tentu," ujarnya. Saat setengah tidur, biasanya terjadi sleep paralysis atau 'ketindihan'. Tubuhmu tidak dapat digerakkan.
ADVERTISEMENT
Kamu dapat melihat kamarmu, terlihat persis ketika kamu tiduran namun dengan mata terbuka. Rileks, jangan sampai ketiduran. Beri sugesti ke diri sendiri bahwa, “gue bangun, gue bangun”. Dalam sekejap, kamu sudah berada di tempat lain. Kamu berapa di suatu tempat atau kejadian apa pun.
Hal-hal random dapat kamu lakukan. Ingin menghilangkan jenuh sejenak dengan membangun negeri dongeng, bisa. Bermimpi namun rasanya seperti nyata. Ini yang dinamakan lucid dream. Terkesan mengarang, namun ini nyata adanya. Bahkan ada penelitian secara ilmiah bahwa ini terjadi bukan karena hal mistis.
Seperti yang dilansir oleh www.hellosehat.com bahwa manusia memang memiliki empat tahapan tidur yakni:
ADVERTISEMENT
Dalam tahapan tidur terakhir ini, detak jantung, pernapasan, dan gerakan bola mata yang tadinya melambat, kini menjadi lebih cepat.
Metode terapi psikologi menggunakan cara ini juga masih menjadi perdebatan para ahli. Pasalnya, mengalami lucid dream dengan frekuensi dan intensitas tinggi dapat membuat kamu semakin sulit membedakan mana dunia dalam mimpi dan mana kenyataan yang sesungguhnya terjadi.
Bahkan, menurut Sleep Foundation, fenomena ini juga bisa memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental. Selain itu, dalam mengatasi gangguan mental, metode ini juga sering dianggap tidak efektif. Justru, terlalu sering mengalami hal ini memicu seseorang mengalami penurunan kualitas tidur.
Dilansir dari Medical News Today, keadaan lucid dream atau mimpi sadar dialami setidaknya sekali seumur hidup oleh 50 persen populasi. Kesimpulan itu didapat dari sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal yang berjudul “Imagination, Cognition and Personality: Consciousness in Theory, Research, and Clinical Practice”.
ADVERTISEMENT
Para peneliti memperkirakan bahwa 51 persen individu telah mengalami mimpi sadar setidaknya sekali dalam hidup mereka, sedangkan 20 persen lainnya mengalaminya sebulan sekali. Studi yang sama juga mencatat bahwa orang lebih cenderung mengalami mimpi sadar di masa kecil mereka, yaitu di usia sekitar 3 dan 4 tahun.
Hasilnya, ternyata neurotisme, yakni faktor kepribadian dan suasana hati seperti cemas dan depresi, memiliki hubungan kuat dengan frekuensi terjadinya mimpi sadar. Seperti mimpi pada umumnya, mimpi sadar biasanya terjadi selama fase tidur rapid eye movement (REM), yakni fase tidur yang sudah ‘dalam’ dan lelap.
Menurut riset, lucid dream sebenarnya tidak berbahaya kecuali apabila seseorang tersebut memang memiliki keadaan mental tidak stabil. Misalnya seperti ini, ketika seseorang memasuki kondisi lucid dream dan ingin segera terbangun dalam sebuah mimpinya itu, maka bisa saja ia terjebak dalam zona setengah sadar.
ADVERTISEMENT
Nah, ketika kamu memasuki zona setengah sadar, kemungkinan terjadi seseorang tersebut dapat mengalami halusinasi sangat hebat dan itu berbahaya. Berikut beberapa dampak dari lucid dream:

Kelelahan Mendalam

Seseorang mengalami lucid dream akan berdampak kelelahan mendalam setelah ia terbangun dari mimpi tersebut. Sebab pada saat tidur, yang diistirahatkan hanyalah tubuhnya saja, namun dalam pikiran, otak masih dipaksa selalu bekerja dan fokus berkonsentrasi.
Hal ini tentunya tidak baik bagi kesehatan sistem kekebalan tubuh manusia. Ini dikarenakan selain tubuh butuh istirahat, pikiran manusia sama, yakni memerlukan istirahat sehat dengan waktu sempurna.

Sulit Terbangun dari Mimpi

Orang melakoni lucid dream, akan sulit bangun dari mimpi jika tidak dapat mengendalikannya. Walaupun alarm jam berbunyi sangat lantang, tetap saja sulit terbangun dari lucid dream. Hal ini disebabkan oleh ketidakpuasan tidur, atau bisa disebut dengan kelelahan.
ADVERTISEMENT

Sulit Membedakan Mimpi dan Kenyataan

Dinamakan 'Derealization' merupakan suatu perasaan hidup di kenyataan namun tampak seperti tidak nyata. Dan begitu pun sebaliknya, dalam mimpi tampak seperti nyata padahal tidak demikian. Ini juga disebabkan oleh faktor kelelahan terlalu mendalam. Pada faktor ini kamu akan merasa sulit untuk membedakan mana mimpi dan kenyataan.

Kualitas Tidur Menjadi Buruk

Dikarenakan kamu tidur dalam keadaan sadar, otomatis otakmu juga masih dipaksakan untuk bekerja. Hal ini dapat membuat kualitas tidur kamu menjadi buruk. Terlepas dari lucid dream, kamu akan merasakan lemas dan masih mengantuk. Nah, maka dari itu jangan terlalu berlebihan melakukan metode lucid dream ini, ya!
Selain dapat menurunkan kualitas tidurmu, lucid dream juga dapat membuat kemampuan daya ingat otakmu semakin menurun. Nah, penyebab membuat daya ingat otak menurun yaitu dikarenakan terlalu seringnya sel saraf otak dalam merangsang khayalan, termasuk pada lucid dream.
ADVERTISEMENT

Lucid Dream Menyebabkan Ketagihan

Salah satu dampak negatif lucid dream lainnya adalah yakni dapat menyebabkan ketagihan. Ketika sudah kecanduan berada di dunia lucid dream, kamu akan sering ingin tidur dan juga menjauhi aktivitas pada dunia nyata. Proses disosiasi atau terputusnya hubungan lingkungan luar bisa diakibatkan oleh terlalu sering melakukan metode lucid dream. Hal ini tentu dapat mengganggu fisik dan mental pada diri sendiri.
Sekarang, sebaiknya jangan gunakan lucid dream terlalu sering. Gunakanlah hanya untuk suatu hiburan atau kebutuhan saja agar kamu tidak terkena dampak buruk atau bahaya lucid dream ini. Dan selalu ingat bahwa kamu hidup di dunia nyata bukan di dunia mimpi.
(Nida Silmi Tsauroh/Politeknik Negeri Jakarta)