Yogyakarta dan Isinya

Nida Silmi Tsauroh
Journalism Student at Jakarta State Polytechnic. Actively involved in public relations activities. Aiming to be professional in creative industries.
Konten dari Pengguna
11 Juli 2021 16:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nida Silmi Tsauroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Angga Kurniawan (Unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Angga Kurniawan (Unsplash.com)
ADVERTISEMENT
Kenangan yang tak akan terlupakan tersisa di Kota Terpelajar itu. Mengarungi perjalanan dari Barat ke Timur. Menyaksikan matahari terbenam di penghujung hari. Menikmati indahnya kebersamaan yang tak lekang oleh waktu.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka bahwa Yogyakarta menjadi salah satu destinasi terbaik untuk berlibur? Menghabiskan waktu bersama orang terkasih, menjanjikan secercah harapan ‘tuk bangkit, harapan yang mungkin akan segera berakhir. Melepas gundah gulana yang menyelimuti.
Ya, itulah kesan untuk kota yang indah ini. Sepanjang Jalan Malioboro, meninggalkan cita rasa di lidah yang tak akan pernah terganti. Ciri khas gudeg dengan kaldu santanmu yang memuaskan hati. Kiri dan kanan membangun euforia tuk membeli. Tak lupa dengan suara sepatu kuda yang menghiasi telinga. Merdu dan sejuk sekali.
Katamu, Candi Borobudur menjadi tempat yang sangat istimewa. Tapi bagiku, di mana pun kita berada semua terasa istimewa, asal bersamamu. Namun, ada satu tempat yang sangat ku ingat, Alun-Alun Selatan Yogyakarta. sekalian meringankan beban pikiran sambil duduk bersantai di bawah pohon rindang.
ADVERTISEMENT
Kalau kau menyukai tantangan, cobalah untuk melewati dua pohon beringin yang konon katanya permintaanmu akan terkabulkan. Aku tidak percaya, tetapi apa salahnya mencoba bukan? Melihatmu antusias berharap keinginanku adalah untukmu. Langkah mantap sambil menutup mata serta bergandengan tangan.
Tak hanya itu, Titik Nol Kilometer Yogyakarta juga kita jumpai. Bergaya arsitektur khas Hindia Belanda menjadikan tempat ini bersuasana vintage dan membuat kita berjalan-jalan menikmati indahnya jalanan di malam hari. Mendengarkan alunan nada dari musisi jalanan sambal bernyanyi bersama. Hangat sekali, sampai-sampai ingin meraskannya lagi.
Foto oleh Culture Trip (Unsplash.com)
Tak hanya itu, Yogyakarta menjadi salah satu destinasi kuliner terbaik. Mulai dari bakpia pathok dengan rasa lembut yang tak tertandingi, sate klathak dengan kepulan asap yang menyelimuti, serta wedang ronde yang menghangatkan diri. Ditambah lagi menikmati pecel ayam di Jalan Malioboro. Tak lupa juga menyeruput es teh manis adalah pilihan terbaik.
ADVERTISEMENT
Bagiku, Yogyakarta adalah tempat terbaik untuk saat ini menghabiskan waktu bersama dirimu. Ya, kamu. Selama perjalanan pun ku nikmati. Di kereta sambil menyetel lagu “Sesuatu di Jogja” milik Adhitia Sofyan, melengkapi sisa waktu yang hampir berakhir. Semoga kita dapat kembali di lain hari.
(Nida Silmi Tsauroh/Politeknik Negeri Jakarta)