Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mempertahankan Air Tanah dengan Biopori
20 Mei 2024 15:18 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nika Rahma Yanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk lonjakan jumlah timbulan sampah tidak bisa dipungkiri. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023 menghasilkan timbulan sampah sejumlah 19,5 juta ton/tahun yang 41 % didominasi oleh sisa makanan dan 12 % terdiri atas sisa kayu ranting dan dedaunan. Jika sampah ini tidak terkelola dengan baik akan dapat menghasilkan permasalahan tambahan seperti peningkatan gas metan yang akan menyumbang terhadap pemanasan iklim. Tidak hanya itu, dampak langsung yang sering kita rasakan adalah banjir yang menggenangi ketika hujan terjadi.
ADVERTISEMENT
Resapan Air Tanah
Berbicara mengenai banjir dan genangan tidak terlepas dari berkurangnya kemampuan tanah dalam meresap air. Pengurangan ini merupakan dampak dari masifnya konversi penggunaan lahan terutama lahan bervegetasi, sehingga laju aliran air permukaan menjadi besar. Terpaparnya lahan dengan pencemaran dari limbah industri, pertanian, atau domestik dapat mengurangi kemampuan tanah untuk meresap air. Dimana pencemaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan struktur tanah, mengurangi porositas tanah, dan menghalangi pergerakan air melalui tanah.
Lubang Resapan Biopori
Diperlukan upaya solutif untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam meresap air sehingga air dapat tertahan didalam tanah lebih lama. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi resapan air yang dikenal dengan nama biopori. Biopori atau disebut juga dengan Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang yang berbentuk vertikal dengan diameter 10 cm kedalaman 1 meter dibawah tanah atau bisa kurang jika keberadaan air tanah dangkal. Lubang ini diisi dengan sampah organik seperti dedaunan hingga limbah rumah tangga yang diharapkan nantinya organisme seperti cacing tanah dapat hidup dan akan mengurai sampah menjadi kompos. Pemberian sampah kedalam LRB diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu padat sehingga oksigen tetap bisa masuk untuk organisme tanah tetap dapat hidup. Sehingga tanah mampu meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah dan mengurangi resiko genangan akibat tingginya curah hujan.
ADVERTISEMENT
Penemu Biopori
Biopori ditemukan oleh Kamir R Brata yang membuktikan teknologi ini secara ilmiah. Sebelum mengajak orang lain ia memberikan contoh tindakan nyata, dengan melakukan penelitian di lahan percobaan sejak tahun 1993 untuk menguji teknologi biopori. Kamir R. Brata mengembangkan teknologi Biopori dengan memanfaatkan aktivitas fauna tanah atau akar tanaman yang membentuk lubang-lubang terowongan kecil di dalam tanah.
Belakangan ini banyak ditemukan variasi pembuatan LRB seperti penggunaan paralon yang diberi lubang. Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan paralon dalam lubang resapan biopori sebaiknya dilakukan dengan pertimbangan yang cermat untuk memastikan bahwa penggunaan tersebut tidak menghambat fungsi utama lubang resapan biopori dalam memungkinkan air untuk meresap ke dalam tanah dan mendukung aktivitas organisme tanah. Ada juga yang membuat biopori dengan diameter terlalu lebar atau kedalaman yang berlebih hal ini akan memungkinkan biopori menjadi gagal karena memberi peluang tikus untuk lewat didalam lubang.
ADVERTISEMENT
Biopori dari segi Konservasi
Dinilai dari segi konservasi tanah dan air dalam hal upaya melindungi dan memperbaiki keberlanjutan sumberdaya lahan dan air biopori menjadi tindakan nyata yang bisa berdampak secara langsung yang bisa dirasakan dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini sesuai dengan kajian yang dilakukan oleh Sugeng Agung Wijaya 2019, sampah yang terurai menjadi kompos pada biopori dapat dipanen dalam waktu 2 hingga 3 minggu. Dengan kata lain dalam waktu tersebut telah terjadi peningkatan resapan air tanah.
Selain itu Biopori juga memiliki manfaat lain diantaranya:
ADVERTISEMENT