Konten dari Pengguna

Mahasiswa PDB Universitas Airlangga Ajak Masyarakat Kunjungi Kampung Batik Jetis

Nike Dyah Ayuningtyas
Mahasiswa S1 Farmasi Universitas Airlangga
5 Januari 2025 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nike Dyah Ayuningtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang tidak hanya sebagai produk tekstil, tetapi juga merupakan media ekspresi seni yang menunjukkan identitas bangsa. Batik ditetapkan menjadi Indonesia Cultural Heritage pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) dalam kategori warisan budaya tak benda. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan batik tersendiri.
ADVERTISEMENT
Asal Usul Kampung Batik Jetis
Kota Sidoarjo Jawa Timur memiliki salah satu potensi wisata budaya, salah satunya Batik. Oleh karena itu, kami mahasiswa kelompok 6 PDB 92 Universitas Airlangga mengunjungi Kampung Batik Jetis sebagai upaya mengenal lebih dekat keragaman batik dan potensi pengembangan batik di Kota Sidoarjo. Menurut berbagai sumber, Kampung Batik Jetis adalah sentra batik tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1675. Terletak di Desa Lemahputro, Kabupaten Sidoarjo. Batik Jetis mulai berkembang pada tahun 1950-an sampai 1970-an. Saat itu, industri batik menjadi salah satu mata pencaharian utama masyarakat Desa Jetis. Produksi batik tulis yang terkenal di Kampung Batik Jetis adalah motif tumbuhan dan hewan. Penduduk Desa Jetis menjual hasil batik di rumahnya masing-masing. Kemudian, pada tahun 2008, Desa Jetis diresmikan oleh Bupati Win Hendrarso menjadi sektor pariwista Kampung Batik Jetis.
Source: Dok Pribadi
Kunjungan Ke Salah Satu Toko Batik
ADVERTISEMENT
Sesampainya kami di Kampung Batik Jetis, terlihat hanya beberapa toko batik saja yang buka. Mata kami tertuju pada salah satu toko yang berada di bagian depan ketika memasuki gang. Toko batik tersebut bernama Toko Adis Batik. Di sana kami menemui pemilik dari toko adis batik dan kami melakukan wawancara kepada pemilik. Menurut hasil wawancara kepada pemilik toko, kami mendapat banyak informasi menarik tentang usaha toko batik yang telah berdiri sejak 2010. Beberapa pertanyaan yang terlintas di kepala mengapa hanya beberapa toko batik saja yang buka di Kampung Batik Jetis terjawab. “Sekarang banyak perajin yang gulung tikar karena banyaknya persaingan pasar dan pemutaran modal yang kurang.” kata pemilik seraya menunjukkan beberapa koleksi batik di sana.
ADVERTISEMENT
Toko Adis Batik menjual berbagai motif batik yang dibanderol mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Salah satu yang menjadi ciri khas motif batik Sidoarjo yaitu udang dan bandeng dijual di sini. Harga batik dipengaruhi oleh teknik yang digunakan untuk menghasilkan motif pada kain. Batik tulis dibuat dengan menggunakan lilin panas yang diletakkan dalam canting sebagai media tulis. Motif batik tulis sangat detail sehingga membutuhkan proses yang lama dan rumit. Oleh karena itu, batik tulis di jual dengan harga paling mahal karena prosesnya yang panjang. Selain batik tulis, tersedia juga batik dengan teknik cap dan printing.
Source: Dok Pribadi
Refleksi
Seiring dengan perkembangan gaya hidup, kebutuhan fashion menjadi salah satu yang tidak dapat terelakkan. Desain menjadi pertimbangan utama konsumen dalam memilih pakaian. Hal ini menyebabkan pakaian lokal dengan unsur budaya semakin jarang dipakai, seperti batik. Masyarakat cenderung menganggap bahwa batik hanyalah pakaian formal yang dipakai pada acara-acara formal tertentu. Padahal batik dapat menjadi sebuah pilihan pakaian sehari-hari. Generasi muda menjadi faktor pendukung kelestarian batik di masa depan.
ADVERTISEMENT
Melalui kunjungan field study yang kami laksanakan di Kampung Batik Jetis Sidoarjo diharapkan dapat mempromosikan kembali salah satu sektor wisata budaya di Sidoarjo dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat terus mengenakan dan melestarikan batik.
Source: Dok Pribadi