Maklumat 14 November 1945: Ketakutan Terhadap Pengultusan Presiden

Maklumat Pemerintah 14 November 1945 merupakan tanggapan yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno untuk menanggapi veto tidak percaya kepada kabinet yang dikeluarkan oleh BP-KNIP pada tanggal 11 bulan November.

Dalam hal ini, maklumat tersebut berisi mengenai kewaspadaan kelompok oposisi terhadap pemerintahan diktator yang mungkin dapat timbul dari sistem pemerintahan presidensial. Terutama menyangkut wacana awal kemerdekaan bahwasannya PNI bakal naik pangkat menjadi partai tunggal.

Maklumat tersebut muncul dari kelompok Sjahrir yang mempelopori penentangan sistem presidensial. Selain itu, pada era yang sama banyak sarjana yang telah mengikuti Pendidikan barat merasa bahwa pengangkatan presiden sebagai nomer satu seakan mengultuskan presiden, sehingga dirasa tidak tepat. Kelompok yang didalangi sjahrir mmemiliki gagasan sosialis sehingga tidak menghendaki sistem kekuasaan dimana presiden memiliki kekuasaan yang hampir mutlak.

Tujuan daripada sistem demokrasi parlementer tersebut utamanya memanglah membatasi kekuasaan presiden supaya tidak menjadikannya dictator dengan pembagian kekuasaan yang seumbang dan control terhadap sistem kekuasaan yang berjalan sehingga terciptalah kehidupan politik yang lebih dinamis.

Akan tetapi, sistem ini menuai banyak pertentangan karena dianggap kurang stabil serta dapat melahirkan pertentangan politik yang tajam dengan dampak berupa penurunan fokus terhadap keberlanjutan pembangunan nasional. Selain itu, sistem ini juga tidak disukai oleh tentara – yang pada tahun 1965 (menjadi awal orde baru) akhirnya melakukan kudeta dalam kondisi pemerintahan presidensial. Pengaruh Soekarno yang masih sangat kuat juga menjadi penyebab sistem ini sulit diterima disamping anggapan bahwa sistem ini bertentangan dengan cita-cita UUD 1945

doc pribadi

Referensi:

Utami, Silvi Nurul. 2021. “ Isi dan Tujuan Maklumat 11 November 1945” amp.kompas.com (diakses pada 03 April 2022)