Pohon Sepatu Bekas di Seoullo 7017 Korsel Picu Kontroversi

24 Mei 2017 10:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pohon sepatu di Seoullo 2017 (Foto: Twitter/aimee80aimee)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon sepatu di Seoullo 2017 (Foto: Twitter/aimee80aimee)
Pohon sepatu setinggi 17 meter dengan hampir 30.000 pasang sepatu bekas 'ditanam' di Seoullo 7017, Korea Selatan memicu kontroversi. Pembuatan pohon sepatu yang diniatkan sebagai bentuk karya seni rupanya menimbulkan efek samping bagi warga yang melintas.
ADVERTISEMENT
Dilansir Korea Herald, meski dibangun sebagai sebuah karya seni, namun pohon sepatu malah menimbulkan keresahan sebagian warga Korea Selatan. Mereka yang tidak setuju menganggap sepatu-sepatu bekas ini adalah sampah yang harus dibuang dan juga menimbulkan bau tidak sedap.
"Awalnya aku pikir itu adalah tumpukan sampah. Setelah aku dekati, benar saja, itu memang gunungan sampah yang sangat bau," ujat Kim Gui Ri seperti dilansir Korea Herald.
Pohon sepatu ini adalah karya seni hasil dari desainer taman dan lingkungan Hwang Ji-Hae. Ia membuat proyek pohon sepatu yang dibuat dari sepatu bekas, di mana beberapa sepatu diisi dengan tanah dan ditanami bunga. Namun sayang, ide ini sepertinya memicu beragam komentar pro dan kontra.
ADVERTISEMENT
"Idenya adalah dengan mendaur ulang barang bekas memang kreatif, tapi karena ini dibuat untuk seni publik, harusnya keindahannya bisa dinikmati oleh publik, saya rasa pohon sepatu tidak mencapai tujuan yang tepat," ungkap seorang jurnalis freelance Cho Shook-hyun.
Sementara warga lain mengatakan seni itu tidak harus indah dan pohon sepatu tersebut memberikan perspektif lain untuk menghargai sebuah karya seni.
Sang desainer, Hwang sendiri mengatakan, ia ingin masyarakat melihat, bahwa barang yang kita pakai sehari-hari bisa juga menjadi sebuah karya seni.
"Lewat sepatu, sesuatu yang kita pakai setiap hari dan mudah didapat, saya ingin menunjukkan bahwa barang sehari-hari juga bisa jadi bagian dari seni," ujar Hwang.
Pohon sepatu sendiri dibangun di area Seoullo 7017, sebuah jalan layang sepanjang 1 kilometer yang diubah fungsinya menjadi taman. Taman ini terinspirasi dari High Line di New York. Proyek ini sudah berjalan empat tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Proyek restorasi Seoullo 7017 dimulai empat tahun lalu dengan memanfaatkan jalan layang tua yang pernah berfungsi sebagai jalan utama yang menghubungkan bagian barat dan tengah kota Seoul. Restorasi ini dilakukan setelah pemerintah kota Seoul mengumumkan jalan layang tua tersebut sudah tidak lagi layak dan berbahaya untuk digunakan pada 2006 silam.
Nama Seoullo 7017 mengacu pada tahun 1970, ketika jembatan layang Seoul dibangun, sementara 17 adalah referensi untuk jumlah jalan setapak yang terhubung dengannya dan 2017, saat konstruksi selesai.