Konten dari Pengguna

Pernikahan Sedarah Adat Suku Polahi menurut Perspektif Islam

Niken Anggraheny
Mahasiswi Hukum Keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2022
5 November 2022 12:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Niken Anggraheny tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source image: pexels.com/Sony Feo
zoom-in-whitePerbesar
Source image: pexels.com/Sony Feo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernikahan adalah proses pengikatan janji suci antara kaum laki-laki dan perempuan. Dalam agama Islam pernikahan termasuk ibadah yang terpanjang karena berlaku sampai seumur hidup. Karena jika seseorang menikah, maka telah sempurna separuh agamanya.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki ragam suku, budaya, dan adat. Salah satunya adalah suku Polahi yang berada di dalam hutan Gunung Boliyohuto, Gorontalo. Suku Polahi terkenal sangat tertutup bahkan tidak menerima orang luar kecuali dipandu dengan seseorang yang mereka kenal.
Suku Polahi memiliki banyak tradisi, salah satu tradisinya ada yang menarik yaitu pernikahan sedarah atau incest. Pernikahan ini dilakukan antar saudara, baik ayah dengan anak perempuan, ibu dengan anak laki-laki, maupun saudara laki-laki dengan saudara perempuan. Menurut masyarakat Polahi, tradisi tersebut merupakan sesuatu yang sangat biasa bahkan dianggap wajar.
Agama Islam sudah mengatur dengan jelas bahwa haram hukumnya menikahi seseorang yang memiliki hubungan darah seperti keluarga. Karena pernikahan sedarah lebih banyak membawa kerugian daripada mendapatkan manfaat. Yang mana seharusnya pernikahan itu bernilai ibadah dan mendatangkan kebahagiaan, justru ini sebaliknya. Dalam hal medis pun pernikahan sedarah dilarang karena berdampak buruk pada keturunan. Dengan perkawinan sedarah memungkinkan menghasilkan anak yang memiliki kelainan, baik dalam segi fisik maupun mental. Namun, anehnya pernikahan sedarah suku Polahi, keturunannya tidak ada yang cacat.
ADVERTISEMENT
Anak-anak suku Polahi tumbuh dan berkembang seperti orang normal pada umumnya. Tidak seperti pernikahan sedarah yang biasa ada di negara - negara lain. Jika keturunan suku Polahi tidak cacat fisik, kemungkinan nanti akan cacat mental. Dalam Islam dijelaskan bahwa nasab dari pernikahan sedarah akan cacat atau berantakan, karena tidak jelas. Misal, saudara laki-laki dengan saudara perempuannya menikah. Lalu anaknya akan bingung untuk memanggil orang tuanya, apakah dipanggil ayah atau paman dan sebaliknya. Oleh karena itu, Islam mengharamkan pernikahan sedarah.
Keanehan hasil dari pernikahan sedarah suku Polahi itu belum ada yang bisa menjelaskan. Pasalnya belum ada peneliti yang mampu memecahkan keanehan tersebut secara keilmuan. Menurut seorang Antropolog dari Universitas Negeri Gorontalo, ia mengatakan bahwa kemungkinan masyarakat suku Polahi memiliki semacam ritual seperti mengonsumsi tumbuhan tertentu. Karena mereka tinggal di dalam hutan, otomatis banyak tumbuhan yang kita belum tahu khasiatnya.
ADVERTISEMENT
Suku Polahi tidak beragama, sehingga ia menganggap pernikahan sedarah adalah hal biasa. Apabila mereka beragama, terlebih beragama Islam pastinya mereka tidak akan menjadikan pernikahan sedarah sebagai tradisi.
Daftar Pustaka
Utami, Tika Vidya. Kisah Tradisi Suku Polahi, Perkawinan Sedarah Hal Biasa, inews.id, Selasa, 11 Januari 2022 - 14:10:00 WIB
Istiqamah, Nurul. Misteri Tradisi Perkawinan Sedarah Suku Polahi di Gorontalo, detiksulsel, Sabtu, 27 Agu 2022 21:15 WIB
Jumitasari. Pernikahan Sedarah Menurut Sains dan Islam, IBTimes.ID, Rabu, 05 Agustus 2020